Jumat, 01 Juni 2012

Bukan Payung Biasa


“…. lagi cari tempat berteduh. Dari kumpulan payung yang janjinya mau melindungi dari hujan, tapi ga ada yang bener. Hujan lebat kaya gini lagi, pake petir pula. Serem bener. Sedang mencari-cari payung yang benar-benar bagus. Aku bosan basah.”

Kita terlalu sering berharap dengan payung yang akan melindungi diri kita dari basah hujan. Kita terlalu takut untuk basah dan sakit. Payung hanyalah payung. Bisa rusak, bisa patah, bisa bengkok. Jangan berharap banyak. Payung itu mengecewakan.

Terobos saja hujannya. Biar Allah saja yang lindungi dirimu. Biar Allah semata yang menjadi penjagamu. Biar Allah satu-satunya yang menyelamatkan dan memberimu kemudahan. Maka saat tubuh ini basah, badan ini menggigil, gigimu gemeletuk, kulitmu mulai keriput, hatimu tiba-tiba menciut, dan ketakutan menghampirimu, maka berteriaklah dengan lantang, “ALLAH TOLONG AKU….!!!”

Maka DIA pasti akan menyahutimu. Membalas panggilanmu dengan lembut. Lalu kau akan menjadi tenang. Maka kau akan senang. Namun terkadang pula panggilanmu tidak dijawab walau panggilan itu berkali-kali kau lakukan. Bukan untuk mengabaikanmu, tapi terkadang kau memanggilNYA dengan cara yang salah. Atau terkadang DIA ingin melihatmu terus memanggilNYA karena DIA sangat senang dipanggil. DIA ingin memberimu hadiah spesial di akhir hujan. Hadiah untuk pakaian kesabaran yang kau kenakan.

“Berdoalah kepadaKU, niscaya akan KUkabulkan”

[QS. Ghafir (40): 60]

Maka Allah akan menghampirimu dan (jika memang atas ijinNYA) akan memberimu payung yang paling kokoh untuk menemanimu tidak hanya di kala hujan datang tapi kapan pun dimana pun. Dia tidak akan rusak dengan terpaan hujan apa pun. Payung itu yang akan melindungimu dari putus asa. Memberimu nasehat di saat kau turun semangat, akan memberimu masukan di saat kau butuhkan. Tidak menyalahkan saat kau salah, tidak menjauhi saat kau keliru. Tapi payung ini yang akan menunjukimu (atas ijinNYA) jalan yang benar.

Ini bukan payung biasa.

“…. aku tidak dapatkan payung yang kuat. Payung terakhir tidak kuat menahan hujanku. Aku terobos saja hujannya. Aku lelah menunggu. Aku tidak akan pakai payung lagi. Karena tidak ada satu payung pun yang akan sanggup hadapi hujan ini.  Aku yakin itu. Aku sangat yakin akan hal itu. Ini bukan hujan, tapi badai.“

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Kasih Jempolnya..