Rabu, 04 April 2012

Menciptakan Bahagia Dalam Rumah Tangga...

Assalamu'alaykum, Akhi and Ukhti sekalian Alhamdulillah kita masih dipertemukan dalam kesempatan ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada nabi Muhammad Shollallohu 'alaihi wassalam, kepada keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Akhi and Ukhti yang dirahmati Alloh, seperti biasa, saya sudah siap di depan tipi utk menonton siaran ulang acara kick andy yg pada kesempatan itu mengangkat tema istri yg kurang sempurna. Mungkin Akhi and Ukhti ada yg berpikiran, "luthfi ini, ngomonginnya kok klo ga nikah ya rumah tangga, tp ngomongin doank, kagak praktek-praktek",hehehe, eits sabar Akhi and Ukhti, saya jg lagi usaha, namun begitu catatan ini adalah sarana sharing/berbagi untuk Akhi and Ukhti yang tak sempat menonton kick andy edisi tsb, bagi yang belum menikah, catatan ini tiada maksud untuk mengompori hanya semoga dapat menjadi tambahan bekal ilmu untuk kelak mengarungi hidup rumah tangga dan untuk yg sudah berumah tangga tiada maksud menggurui hanya mungkin tambahan referensi semoga bermanfaat untuk menjaga dan lebih menguatkan cinta anda pada pasangan dalam hidup rumah tangga hingga bahagia selalu ada bersamanya. Mungkin memang tak menyeluruh namun paling tidak inti-inti yg ingin disampaikan acara kick andy tersebut ada di catatan ini.

Oke, tak perlu lg berpanjang lebar, mari kita bersama nikmati, resapi dan renungi catatan ini, tp jangan lupa baca Basmalah dulu yo, biar tambah barokahnya, and klo ada saran dan kritik akan sangat menyenangkan sekali...check this out...^_^

Setiap orang dalam hidup berumahtangga sudah pasti menginginkan yang namanya kebahagiaan, namun terkadang mereka lupa untuk mengusahakan hal-hal yang membuat bahagia itu hadir dalam kehidupan mereka. Karena sebenarnya bahagia itu bukanlah suatu rasa yang hadir begitu saja, ia adalah rasa yang hadir dari apa yang telah kita upayakan, dan kita minta pada Alloh Subhanahu wa ta'ala. Kebahagiaan bukanlah hanya semata hak salah satu pasangan, namun kebahagiaan itu adalah hak dari kedua pasangan yang diupayakan oleh suami dan istri, kebahagiaan adalah sesuatu yg diperjuangkan setiap saat. Kelapangan hati dari seorang suami dan istri untuk saling memberi dan juga menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing merupakan salah satu hal yang akan hadirkan bahagia dalam rumah tangga.

Hal lain agar terciptanya bahagia dalam rumah tangga adalah adanya komitmen dari masing-masing individu untuk saling menjaga cinta mereka, keterbukaan dan kesadaran bahwa rumah tangga mereka tak hanya terbangun dengan cinta namun disana diperlukan adanya taqwa yang akan lebih menguatkan jalinan cinta yang mentautkan hati-hati mereka dan hadirkan kesetiaan serta tak hanya hadirkan bahagia tetapi lebih dari itu dengan taqwa akan hadirkan sakinah mawaddah wa rohmah yang begitu diidam-idamkan setiap pasangan suami istri.

Dan yg terakhir adalah cinta itu ingin selalu memberi untuk membahagiakan pasangannya, dan bahwa perkawinan itu tak hanya sebagai tempat untuk melegalkan hubungan biologis manusia namun lebih dari itu perkawinanan adalah tempat untuk berbagi, saling meringankan, tidak menuntut tetapi memberi dan inilah yang menjadikan cinta itu indah sekali karena baik istri ataupun suami berebut untuk memberikan yang terbaik. Wallohu a'lam bishowab.

-inspired by kick andy edisi istri yang kurang sempurna-


Saat cinta hadir bagai bunga yang bermekaran dan tebarkan wangi di taman jiwa, maka rawatlah ia, sirami dg air keimanan, terangi dg cahaya ketaqwaan, pupuklah dg kasih sayang, pengertian dan kesetiaan, hingga cinta itu terus tumbuh menjulang menggapai sakinah mawaddah warohmah dan barokah serta ridho dari Alloh Subhanahu wa ta'ala...





Duhai Permata Hati......

Duhai Permata hati
yang selama ini kucari
kini kau telah kutemui dan ada disisi
temani diri arungi hari

Duhai Permata hati
padamu kutambatkan kerinduan ini
padamu kusemai cinta berharap barokah Ilahi

Duhai Permata hati
kini halal kupandangi indah kilaumu
dalam ikatan suci pernikahan

Duhai Permata hati
ku tak ingin buatmu nampak bercahaya dengan harta
karena harta hanya sementara saja
ijinkanku balurimu dengan ilmu dan keimanan
karena itulah yang kan terbawa hingga akhirat sana

Duhai Permata hati
kepada Ilahi kumohonkan
agar cinta ini menambah cinta kita pada-Nya



Senin, 02 April 2012

Andai Diamku Bisa Bicara

Karena bulan enggan bercerita,
Patutkah bintang mewakilinya?
Sedang kunang-kunang yang beterbangan,
redup sinarnya terselubung kegalauan,
mendalam.

Jika rasa ini tak pernah menjadi suara,
biarlah getaran hati tumpah meluap,
walau tak bisa ditafsirkan oleh mendung,
tetapi sebuah rahasia tetap akan terungkap,
suatu saat.

Karena mentari terlalu banyak tugas,
pantaskah lautan jadi tempat mengadu?
Sedang kata-kata tetap menjadi kata-kata,
tak harus terucap dalam sebuah kalimat,
tanpa cacat.

Andai diamku bisa bicara,
dia akan menyampaikan kepada dunia,
dia akan bernyanyi bagai seorang diva,
nyanyian tentang pelangi di dalam kepala,
penuh warna.

Minggu, 01 April 2012

Cinta Sang Bidadari Hati



Lama ia pandangi wajah itu, wajah yang selama hampir 7 tahun ini selalu menyambutnya dengan seulas senyum ketika ia pulang bekerja, nyaman rasanya ketika keletihan sedang menyambangi raga, pulang ia dapati senyuman manis dari sang istri. Entah sudah berapa lama ia memandangi wajah itu, dalam keremangan cahaya lampu dengan jelas ia dapat melihat gurat keletihan dan kelelahan disana, “Ya Alloh ridhoilah ia sebagaimana aku ridho kepadanya…” bisiknya dalam hati, lalu perlahan ia mendekatinya, dikecupnya dahi sang istri dengan lembut, dan seketika itu pula istrinya menggeliyat namun masih tetap tertidur, lalu perlahan ia langkahkan kaki menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu, dan ketika melihat jam dinding disana menunjukkan pukul 02.30 dini hari, “Ehm..masih cukup waktunya” kembali ia membatin, digelarnya sajadah dan mulailah ia menghadap Robb-Nya, bermunajat kepada-Nya. Selesai sholat tahajud, ia palingkan mukanya menuju ranjang, dan kembali ia pandangi wajah yang ada disana, lama seperti waktu tadi, tersenyum ia namun disertai tetesan air mata, “Ya Alloh terima kasih Engkau telah karuniakan ia menjadi pendamping hidupku…lindungilah ia selalu, kuatkanlah langkah kami dalam melayar bahtera rumah tangga menuju keridhoan-Mu…Ya Alloh ampuni dosa-dosanya…Ya Alloh jagalah cinta ini…cinta yang mengharapkan kecintaan-Mu pada kami…” lirih ia berucap sembari air mata terus mengalir di pipinya, teringat ketika awal mereka bertemu, sungguh pertemuan yang tak terduga. Saat ia sudah berusaha kesana-kemari mencari calon istri, mulai dari kota kelahirannya, kota tempat ia bekerja sekarang, sampai kota dulu tempatku mengenyam pendidikan, sudah ia coba untuk memasukkan biodatanya kepada temannya, yang ia kenal sebagai orang yang amanah, empat calon ia sodorkan kepada ibundanya, namun tidak ada yang bisa meluluhkan hati ibundanya, dan ketika ia memutuskan untuk rehat sejenak, tidak mau terlalu ngoyo, tiba-tiba masuk satu biodata kepadanya, dari temannya yang berada di kota kelahirannya, B.Lampung, dengan seksama ia baca biodata tersebut, ehm…beberapa kriteria dari ibu masuk, dan ketika ia lihat fotonya, subhanalloh…sempat minder juga dia “Apa mau akhwat cantik kaya gini sama aku ya?” namun segera ia tepis keminderannya itu, “Bismillahirrohmanirrohim, Ya Alloh jika memang ia adalah jodohku, mudahkanlah aku untuk bersanding dengannya di pelaminan, dan bersama jalani bahtera rumah tangga dibawah naungan keberkahan dan keridhoan-Mu….” Ucapnya. Dan Alhamdulillah Alloh memudahkan urusannya, begitu ia tunjukkan biodata sang akhwat kepada ibundanya, setelah lama mengamati, akhirnya keluar kata setuju dari ibundanya, “Gimana bu?” tanyanya penasaran
“Ehm…kalau kamu gimana? Merasa cocok ngga?” Tanya ibundanya
“Kalau Saya InsyaAlloh cocok, ibu bagaimana? Ini udah yang kelima lho bu? Lagian beberapa syarat dari ibu juga ada padanya, walaupun tidak semua, kan susah bu cari yang semua syarat ibu ada pada seorang wanita?” jawabnya
“Iya….ngga semua terpenuhi juga ga masalah kok, yo wis kalau kamu memang cocok, ibu merestui, tapi tetep kamu harus istikhoroh, mohon petunjuk Alloh, karena ini bukan masalah sehari, sebulan atau setahun, tapi ini masalah seumur hidup”
“Nggih Bu…” jawab Saya


Setelah itu ia langsung menuju kamarnya, dan langsung sujud syukur, malam harinya setelah sholat tahajud ia lanjutkan dengan sholat istikhoroh, begitu setiap malam ia jalani, dan setelah 5 hari, kemantapan itu semakin memenuhi rongga hatinya, hari keenam ia menghubungi teman yang memberikan biodata Akhwat tsb, nama akhwat itu,
“InsyaAlloh ane manteb sobat”
“Alhamdulillah, ya udah kalo gitu, besok bisa ga langsung ta’aruf?”
“besok? Emang ente dah kasih biodata ane?”
“udahlah, ane kasih pas sehari setelah ente nerima biodata akhwatnya, daripada nunggu kepastian dari ente, lagian ntar dah nunggu terus akhwatnya ga mau kan kasihan ente, jadi ya mending lebih cepat lebih baik, dan Alhamdulillah akhwatnya juga setuju untuk melanjutkan prosesnya” jelas Ane
“ya sudah, InsyaAlloh besok ane bisa, di rumah ente ?”
“Yup, di rumah ane, jam 9 pagi ya, soalnya akhwatnya mau sidang skripsi jam 1 siang”
“Oke , InsyaAlloh, Jazakalloh Khoir…”
“Waiyyakum…”
Pembicaraan singkat di telpon itu terus terngiang di pikirannya, “besok? Besok aku akan pertama kali ta’aruf sama seorang akhwat, ah sudahlah mending tilawah saja, daripada hati tidak karuan kayak gini” Ane bergumam. Esoknya ta’aruf berjalan dengan sederhana, beberapa pertanyaan Ia lontarkan kepada sang akhwat, dan begitu jua sebaliknya, hingga diakhir pertemuan itu Nadia mengajukan pertanyaan terakhir
“Akhi, insyaAlloh ana siap untuk lanjut ke proses berikutnya, jadi kapan akhi akan datang kerumah ana untuk mengkhitbah?”
deg….kaget juga Ane dengan pertanyaan Akwat tsb, namun segera ia bisa menguasai dirinya, dan ia memang tak ingin terlalu lama, karena tak ingin rasa di hatinya tumbuh sebelum waktunya,
“InsyaAlloh ana besok kembali ke Kampung, bagaimana kalau pekan depan, hari Ahad?” Tanya Ane
“InsyaAlloh, baik kalau begitu…”


Setelah itu Ane sungguh merasakan bahagia yang tak dapat ia lukiskan dengan kata-kata, senyum terus terkembang sepanjang ia pulang ke rumahnya, dengan mengendarai sepeda motor yang baru dibelinya 5 bulan yang lalu, ia menyusuri jalanan kekampung sore itu, ya setelah sang akhwat pulang Ane masih tetap dirumah Sobatku, dari Sobatku ia mendapatkan beberapa nasehat ketika kelak hidup berumah tangga, karena memang ia, teman seangkatannya, namun ia sudah duluan menikah, sudah hampir satu tahun…Ehm…Ya Alloh…terima kasih atas kemudahan ini, hangatnya mentari sore itu menambah kehangatan dalam hatinya yang sedang bertabur bunga-bunga kebahagiaan. Dan sesampainya dirumah ia ceritakan apa yang ia alami pagi hingga siang tadi, dan juga rencananya akan melamar akhwat itu pekan depan,
“lho ga kecepetan to le?”
“ngga bu InsyaAlloh”
“yo wis, ntar ibu bilang ke pakdemu, biar dia siap pekan depan, tapi ibu kok pingin ketemu sama Dia yo le, bisa ngga besok dia suruh maen kesini?”
“InsyaAlloh bu”
Dan segera Ane kirimkan sms ke sobatku, minta tolong disampaikan ke akhwat keinginan ibundanya, lama ia tunggu balasan dari fauzi, dan selepas sholat maghrib baru ada pesan singkat dari Fauzi, yang isinya akwat tsb besok bersedia untuk berkunjung ke rumah Ane bersama temannya. Pagi itu suasana ruang tamu di rumah Ane sedikit berisik oleh tawa renyah ibundanya dan Akhwat itu serta temannya, ternyata ibunda langsung bisa akrab dengan dia, hal itu ia ketahui ketika sang ibu bercerita kepadanya sebelum keberangkatannya ke ibu kota.
***
Sepekan telah berlalu, dan ahad siang tadi prosesi khitbah berjalan dengan lancar, setelah sebelumnya hari sabtu ia telah berkunjung seorang diri kerumah , bertemu dan mengobrol dengan orang tua ce itu . Pada pertemuan ahad itu juga telah disepakati hari dan tanggal pernikahan mereka, orang tua Akwat meminta agar pernikahan dilangsungkan setelah ahkwat wisuda, yang artinya adalah sebulan kemudian, karena Nadia akan wisuda akhir bulan ini. Dan ketika hari itu tiba, hari dimana ia berikrar janji suci, ikrar yang telah menggantikan yang tadinya haram menjadi halal, ikrar keagungan cinta yang tak lagi semu seperti cinta orang yang masih pacaran, ikrar keagungan cinta yang mengharapkan kecintaan Ilahi Robbi. Ehm…kenangan itu, 6 tahun yang lalu awal ia merajut cinta indah bersama Perempuan yang telah menemaninya dikala suka maupun duka. Dan tak salah ia kujuluki sebagai Bidadari Hati Permata Hidupku, pernah ketika memasuki tahun kedua, ketika hari sabtu, yang kebetulan hari libur, ketika berkumandang adzan subuh, IStriku membangunkan Ane yang malamnya bekerja lembur hingga jam 12 malam, untuk sholat subuh, dengan lembut ia berkata di telinga Ane
“Mas, sudah subuh mas, itu Alloh sudah memanggil hamba-Nya yang ingin meraih kemenangan…”
“Iya dek…bentar lagi….” sembari membalikkan tubuhnya
“Mas…adek tahu mas cape, tapi apa mas mau bikin adek sedih?” kata Istriku, yang membuat Ane mencoba mengumpulkan kesadarannya
“Lho kok sedih? Kenapa dek?”
“Adek sedih kalau nanti pas mas di peradilan Alloh, dan ternyata disebutkan mas ngga sholat ke masjid hari ini, adek sedih karena ngga berhasil mbangunin mas…” kata Istriku dengan suara bergetar menahan tangis, yang langsung membuat Ane terbangun, dan segera ia peluk istrinya yang saat itu sudah mengenakan mukena, ternyata Istriku sedari tadi telah bangun untuk sholat tahajud,
“Ya Alloh…terima kasih atas karunia-Mu ini, terima kasih dek sudah ngingetin mas, maafin mas ya, tadi susah dibangunin, tapi kok ngga dari tadi mbangunin mas, pas adek sholat tahajud?”
“lho, yang ini saja sudah susah mbanguninnya, lagian tadi keliatannya mas capek banget, ngga tega adek mbangunin mas…eh ya sudah cepetan mas, ambil wudhu, terus ke masjid, kayaknya bentar lagi iqomah tuh…” ucapnya sembari tersenyum. Di lain waktu terjadi kebalikannya, suatu ketika di ahad pagi, Ane ingin mencuci pakaian kotor mereka, karena tahu Istriku malam tadi kecapean setelah mebantu memasak di rumah ibu tetangga mereka untuk acara pernikahan putri mereka, namun ketika ia asyik mencuci, Istriku telah berdiri dibelakangnya dan berkata
“Mas…udah biar adek aja yang nyuci…”pintanya
“udah, adek istirahat dulu aja, kan kemaren habis masak sampe malem, pasti masih capek…”
“Mas…berilah adek kesempatan untuk meraih pahala-Nya dengan melayani mas, ya mas ya…tolonglah mas….” Pintanya sembari memelas
“Ehm…ya sudah biar adil adek yang ngucek ntar mas yang bilas, habis itu njemurnya bareng-bareng ya…bolehkan? Mas bukannya mau rebut kesempatan adek berpahala, mas cuma ingin adek ga terlalu kecapean, kan sebagai suami istri harus saling melengkapi, ga harus selalu istri yang masak, nyuci, menyapu, mengepel, kadang suami juga perlu untuk membantu istri meringankan salah satunya, dan hal itu ga mengurangi kewibawaan mas sebagai qowwam adek….ya kan?” jelas Ane sambil tersenyum
“Ya sudah klo emang mas maunya gitu, adek nurut aja, nurut ma mas juga adek dah dapet pahala…”jawab Istriku dengan senyum manisnya
“Nah gitu donk, lagian nyuci bareng juga salah satu cara untuk terus memelihara dan memupuk cinta kita berdua dek…”
“Ih mas…sok romantis dech…” sahut Istriku dengan rona memerah dan senyum menghiasi wajahnya.


Ya, kelebatan kenangan indah itu kembali singgah dipikirannya, betapa besar karunia Alloh pada-Nya, istri yang sholehah, yang senantiasa mengingatkan suaminya ketika ia lalai, kini ada disampingnya, inilah hikmah dibalik penantiannya dulu, inilah buah dari sebuah kesabaran, Alhamdulillah, atas segala karunia-Mu Ya Alloh, batin Ane .
***
Masih ia terpaku berdiri disamping ranjang memandangi wajah Istriku, sembari mengingat kenangan indah bersamanya, sungguh terkadang ia terlalu egois, ketika pulang kerja, ia seperti tak memberi istrinya bercerita, selalu ia yang memulai bercerita, tentang pekerjaannya di kantor, tentang perjalanan pulangnya, dan dengan sabar Istriku mendengarkannya. Walaupun tak meminta, Ane sadar bahwa Istriku pun perlu bercerita tentang kegiatannya seharian, tentang polah tingkah anak-anak yang diajarnya mengaji sore tadi, tentang pengajian siang ba’da dhuhur bersama ibu-ibu di lingkungan rumahnya, dan Istriku pun perlu bahunya untuk menyandarkan segala beban dan kelelahannya hari itu, ya….walaupun tak meminta tetapi Ane sadar bahwa Istriku pun seorang wanita normal pada umumnya, yang ingin diperhatikan, ingin dimengerti, ingin sebuah romantisme dari suaminya. Dan hari ini, hari milad pernikahan mereka yang ketiga ia berencana untuk memanjakan istrinya. Perlahan ia langkahkan kakinya menuju dapur, jam didinding menunjukkan pukul 03.30, “ehm…masih cukup waktu” ia bergumam. Dengan senyum yang mengembang ia mulai menyiapkan bahan yang diperlukan, yang memang sore tadi telah ia beli. Hari ini ia akan membuatkan sarapan untuk sang istri, salah satu makanan kesenangan Istriku, sop ayam dan tempe goreng, namun sebelum ia mulai memasak, ia teringat sesuatu, bergegas ia kembali ke kamarnya, ia buka tas kerjanya disana telah ada sekuntum mawar merah dan sebuah kertas, dengan perlahan ia letakkan bunga mawar itu diatas kertas tadi tepat di meja di samping istrinya tidur, lalu setelah itu ia kembali ke dapur. Karena pengalamannya aktif di kepramukaan sejak SMP ia tidak terlalu kesulitan untuk memasak, tepat adzan subuh sop ayamnya telah matang, “Ehm…tempe gorengnya nanti ketika Istriku mau sarapan aja, ini sopnya nanti bisa diangetin lagi…sekarang saatnya sholat subuh”, lalu ia tinggalkan dapur, mangambil air wudhu dan bergegas menuju masjid didekat rumah kontrakannya. Selepas Subuh, ketika ia membuka pintu rumah, terlihat Istriku sudah berdiri, sembari tersenyum dan air mata mengalir di pipinya, dan langsung menhambur memeluk Ane, sembari terisak ia berkata
“Mas, makasih ya, maafin Istrimu yang belum bisa menjadi istri yang baik…Istrimu ini masih kadang kaya anak-anak, masih sering bikin mas sedih…Istriku…” sebelum sempat istrinya melanjutkan berkata, agak ia mundurkan istrinya dan ia tempelkan telunjuknya di bibir istrinya…
“Ssssttt….udah dek, mas yang harusnya berterima kasih…adek udah sabar hidup bareng sama mas, mas yang masih belum bisa menjadi yang terbaik buat adek, mas terlalu banyak mengeluh, bahu mas masih jarang bisa menjadi sandaran ketika adek sedih….maafin mas ya…Dek…Mas Cinta sama Adek….”
“Adek juga cinta sama mas…Mas…mas yang masak sop ayam ya?”
“Iya…special buat istriku yang tercantik di hati…”
“Ehm…adek juga ada kejutan buat mas…” sembari mengeluarkan sebuah amplop putih dengan logo sebuah rumah sakit bersalin diatasnya, “Ini mas…”
“Adek hamil? Alhamdulillah ya Alloh….” Seketika itu Ane sujud syukur ketika dibukanya amplop itu, disana terpampang tulisan Positif…
“Mas, makasih juga ya buat mawar dan suratnya…”
Ane hanya tersenyum mendengar perkataan istriku, Ane kecup mesra dahi istriku dan kembali ane peluk….Ya Alloh terima kasih atas segalanya…berikan kesehatan dan keselamatan kepada istri dan calon anakku….jadikan ia kelak anak yang sholeh sholeha…” Doa Ane
“Aamiin…” Jawab Istriku yang berada dalam pelukannya…


Teruntuk Bidadari Hatiku


Tiada cukup kiranya puisi sederhana ini mewakili perasaanku padamu
Tiada cukup ku berkata tuk gambarkan keikhlasanmu
Tiada cukup ku berkata untuk semua pengabdianmu


istriku
saat jelas kunikmati parasmu
saat erat kugenggam jemarimu
saat kupandangi senyum manismu
saat kukecup mesra keningmu
saat merdu terdengar suaramu
saat itulah yang akan selalu kurindu


istriku...
kaulah tulang rusukku yang selama ini kucari
Yang kan lengkapi diri ini
kaulah yang Alloh anugerahkan untuk menjadi bidadari hati
yang kan temaniku jalani hari demi hari


Istriku
ketika rembulan tak Purnama
tetap malam terhiasi teduh cahayanya
begitu pun inginku padamu, walau tak sempurna
kasih tulusmu kan tetap jadi hiasan hidupku
dengan balutan keanggunan cinta dalam indahnya taman takwa
berjalan kita bersama


Istriku
ku persiapkan bahu ini untuk kau jadikan sandaran ketika lelah dan letih menyambangimu
ku persiapkan tangan ini tuk membelaimu dengan penuh kasih sayang
dan tuk usap air matamu ketika sedih menghampirimu
Ku tahu mungkin terlihat sederhana
namun memang itulah yang kuinginka
ku ingin mencintaimu dengan sederhana


istriku...
Kita sadari tiada selalu bahagia menyertai
Terkadang jalan terjal harus kita daki
Aral lintang harus kita lalui
Namun adamu disisi buatku tetap langkahkan kaki
tuk terus nahkodai bahtera ini
Dengan layar cinta dan hembusan angin kasih sayang dalam hati
Kita arungi luasnya samudera kehidupan menuju keridhoan ilahi robbi
Harapku Alloh meridhoimu sebagaimana ku ridho terhadapmu


Ketika kurasakan keagungan cinta dengan hadirmu disisi
Terima kasih atas cintamu duhai bidadari hatiku...