Jumat, 02 Maret 2012

Apa yang terjadi pada Akun Facebook kita Selepas kita Mati ?


B I S M I L L A H …


Satu Peringatan sebenarnya
untuk Semua Muslimah...
Mari kita Renungkan bersama...
Fikir-fikirkan bersama...


Jika Satu Hari nanti kita Mati,
Akun Facebook ini hanya Kita
yang Tahu Passwordnya. . .
Hanya kita yang Boleh/Bisa Access..

Dan Selepas kita Mati..
Apa yang akan Terjadi pada
Akun facebook kita ?!


Mungkin Ada yang akan
Ucapkan Takziah. . .
Mungkin Ada yang Selalu
Menjenguk sebagai Obat Rindu. . .



T E T A P I ...
Sadarkah Kita
Gambar-Gambar / Foto-foto kita..
Akan terus Membuatkan kita
Tersiksa di Alam Kubur ?!


Gambar-Gambar / Foto-foto yang
Tidak ditutupi Aurat dengan
Sempurna Bagaimana nanti ?!


Para Lelaki Terus-terusan Melihat dalam Waktu yang Sama, karena Siapapun boleh Nge-Tag pada
Gambar-gambar / Foto-foto kita itu...


Walau sudah Bertahun-tahun
kita Mati, Gambar itu terus ada..
Saham Dosa terus Meningkat..
Bagaimana ?!
Pernah Terfikir Tidak ?!


Kerudung Singkat yang Dipakai itu, Akankah Menyelamatkan kita
dalam Kubur nanti...?!

Legging dan Jeans Ketat,
Bisakah menyelamatkan kita...?!


Baju yang Membalut Aurat itu, Bagaimana. . . ?!

Mungkin kini kita masih Merasa
Tak Sabar ingin Berbagi
Cerita dengan Gambar-gambar

/ Foto-foto yang Cantik,

Tempat-tempat yang Kita
sudah Lewati di muka Bumi-Nya...

Tapi di Akhirnya nanti..
Semua itu Tidak akan
Membawa Arti . . .
Semuanya Hanya Tinggal
Kenangan bagi yang Masih Hidup. . .



Di Alam Kubur, Semua itu tidak Sedikipun Menyelamatkan Kita. . .



Mari kita Renungkan,...
Saham Dosa yang terus Meningkat. . . walau Setelah Ketiadaan kita
di Muka Bumi sehingga Hari Akhirat...

Tutupilah Auratmu sebelum
Auratmu Ditutupi Kain Kafan...??
Peliharalah Dirimu sebelum
Dirimu di Kafankan. . .
Jagalah Maruah / Kehormatan Diri sebagai Seorang Muslimah...

Mati itu pasti...
Persiapkan Diri untuk Mati itu Perlu. . .

Umar bin Khathab r.a berkata :
"Orang yang Pandai di dunia ini Bukanlah orang yang banyak ilmu, tetapi Orang mempersiapkan dirinya dengan Baik untuk Kematiannya".


Semoga Allah Azza wa Jalla ridha dengan Renungan ini... (^_^)










Aamiin ya Mujibasa'illin ...

Barakallaahu fiykuum. . .

Kamis, 01 Maret 2012

CINTAKU YANG HENING ♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥


 "Mencintai seseorang bukan hal yang mudah.
Bagi sebagian orang, termasuk saya tentunya, mencintai orang merupakan proses yang panjang dan melelahkan."

Lelah ketika kita dihadapkan pada suatu keadaan yang tidak seimbang antara akal sehat dan nurani.
Lelah ketika kita harus menuruti akal sehat untuk berlaku normal meski semuanya menjadi abnormal.
Lelah ketika mata menjadi buta akibat dari perasaan yang membius tanpa ampun.
Lelah ketika imaginasi menjadi liar oleh khayalan yang terlalu tinggi.
Lelah ketika pikiran menjadi galau oleh harapan yang tidak pasti.
Lelah untuk mencari suatu alasan yang tepat untuk sekedar melempar sesimpul senyum atau sebuah sapaan "apa kabar…"
Lelah untuk secuil kesempatan akan sebuah moment kebersamaan.
Lelah untuk menahan keinginan untuk melihatnya..
Lelah untuk mencari secuil kesempatan menyentuh atau membauinya.

Lelah dan lelah dan lelah..

Hanya sebuah sikap diam dan keheningan yang lebih saya pilih..

Diam menunggu sang waktu memberi sebuah moment.
Diam untuk mencatat segala yang terjadi.
Diam untuk memberi kesempatan otak kembali dalam keadaan normal.
Diam untuk mencari sebuah jalan keluar yang mustahil.
Diam untuk berkaca pada diri sendiri dan bertanya "apakah aku cukup pantas?"
Diam untuk menimbang sebuah konsekuensi dari rasa yang harus dipendam.
Diam dan dalam diam kadang semuanya tetap menjadi tak terarah..
Dan dalam diam itu pula, saya menjadi gila karena sebuah rasa dan pesona tetap mengalir..

Sayangnya, dalam keheningan dan diam yang saya rasakan,
lebih banyak rasa galau daripada sebuah usaha untuk mengembalikan pola pikir yang lebih logis.
Galau ketika mata terus meronta untuk sebuah sekelibat pandangan.
Galau ketika mulut harus terkatup rapat meski sebuah kesempatan sedikit terbuka.
Galau ketika mencintai menjadi sebuah pilihan yang menyakitkan
Galau ketika mencintai hanya akan menambah beban hidup
Galau ketika menyadari bahwa segalanya tidak akan pernah terjadi
Galau ketika tanpa disadari harapan terlanjur membumbung tinggi
Galau ketika semua bahasa tubuh seperti digerakan untuk bertindak bodoh.

Apakah mencintai seseorang senantiasa membuat orang bodoh? Tentu tidak.
Namun itu pula yang saya rasakan selama hampir lebih dari sepekan.



Dalam kelelahan, diam dan kegalauan yang saya rasakan selama ini, ada rasa syukur atas berkat dari Sang Hidup atas apa yang saya alami.
Syukur ketika rasa pahit menjadi bagian dari mencintai seseorang.
Syukur ketika berhasil memendam semua rasa untuk tetap berada pada zona diam.
Syukur untuk sebuah pikiran abnormal namun tetap bertingkah normal
Syukur ketika rasa galau merajalela tak terbendung.
Syukur ketika rasa perih tak terhingga datang menyapa.
Syukur karena tak ditemukannya sebuah nyali untuk mengatakan "Aku mencintaimu"
Syukur ketika perasaan hancur lebur menjadi bagian dari mencintai.
Syukur ketika harus menyembunyikan rasa sakit dan cemburu dalam sebaris ucapan "aku baik – baik saja"
Syukur atas rahmat hari yang berantakan akibat rasa pedih yang teramat dalam.





Akhirnya, bagi saya, keputusan untuk mencintai melalui sebaris doa menjadi pilihan yang paling pantas.
Setidaknya, mencintai secara tulus melalui doa, dalam tradisi agama yang saya anut, akan menjadi lebih bermakna,
karena saya diteguhkan dus menjadi berkat atas segala rasa perih yang senantiasa ada didalam diri.
Dalam doa, akhirnya, semuanya kita kembalikan kepada Sang Hidup..


Bahwa terkadang akal dan perasaan campur aduk tak tentu arah.
Bahwa saya juga bukan manusia super..
Bahwa saya juga tidak bisa berlaku pintar sepanjang waktu, setiap hari.
Bahwa saya juga punya kebodohan yang kadang susah untuk diterima akal sehat.
Bahwa dengan segala kekurangan yang ada, saya berani mencintai..
Bahwa saya bersedia membayar harga dari mencintai seseorang..
Bahwa saya bersedia menanggung rasa sakit yang luar biasa..

Bahwa saya mampu untuk tetap hidup meski rasa perih terus menjalar..

Bahwa saya masih memiliki rasa takut akan kehilangan dalam hidup..


Dan hari ini, dari semua pembelajaran yang telah saya terima,
Berkembang menjadi sebuah bentuk KEPASRAHAN.
Sebuah Zona yang terbentuk karena saya merasa tidak berdaya.
Dimana saya merasa tidak memiliki kemampuan untuk membuat segalanya menjadi mungkin.
Dimana saya tidak berani untuk membangun sebuah harapan
Dimana saya tidak berani untuk mengatakan
"Aku mencintaimu, mari kita pastikan segalanya, dan semuanya, hanya untuk kita berdua saja"


Dan ini adalah pilihan terakhir yang saya miliki,
Mencintai dalam kepasrahan, tanpa berharap dan tanpa meminta.
Meski sangat susah dan hampir mustahil bagi saya untuk tidak mengingatnya.
Semoga saya bisa.


Dan hingga hari ini, saya masih mencintainya
Saya sadar hal itu akan memberi rasa perih yg teramat dalam
Karena bagi saya, lebih susah untuk tidak mencintainya.
Dalam perjalanan yang melelahkan, dalam diam dan keheningan
Dan tentunya dalam sebuah KEPASRAHAN yang teramat dalam.




Dari saya yang akan selalu mencintaimu dalam diam

MENCARI ISTRI YANG SEMPURNA

( Dari Seorang Akhi, 01 Maret 2012)
 

•*´¨`*•.¸¸.•*´¨`*•.¸¸.•* •*´¨`*•.¸¸.•*´¨`*•.¸¸.•*
BISMILLAHIR-RAHMANIR-RAHIM ...
HAMBA MENCARI ISTRI SEMPURNA. LELAH HATI DAN JIWA. HAMBA MENCARI KEMANA-MANA, ALHASIL HAMBA TAK SANGGUP TEMUKAN BELAHAN JIWA ITU.
SETIAP HARI HAMBA BERDOA, NAMUN BELUM JUGA TERKABUL. MUNGKIN INILAH PERJUANGAN. LAMA-LAMA HAMBA MULAI MENIKMATI KEHIDUPAN INI. WALAUPUN JEMU PERNAH HINGGAP DALAM KAMUS KEHIDUPAN HAMBA, MERAUNG-RAUNG DALAM SUNYI.

SUNGGUH, DI DUNIA YANG MAYA INI, HAMBA MENCOBA MENGHINDAR DARI GUNDUKAN DOSA, NAMUN LARON-LARON DOSA ITU SESEKALI BERDUYUN MENDEKATI HAMBA. SEKUAT RUH HAMBA BERLARI-BERLARI MENUJU CAHAYA, DAN KONON, SALAH SATU KENDARAAN UNTUK MENDEKATKAN DIRI DENGAN CAHAYA ITU ADALAH MENDAPATKAN SEORANG ISTRI. YA, HAMBA MENCARI ISTRI SEMPURNA, AGAR HAMBA BISA MENYEMPURNAKAN NIAT HAMBA, BERCENGKRAMA DENGAN CAHAYA SEJATI.

HAMBA BERGELUT DENGAN HARI-HARI, MENCARI SECERCAH CAHAYA UNTUK BISA HAMBA HUNI DARI KEGELAPAN YANG SEMAKIN GANDRUNG MENYELIMUTI HATI HAMBA LAGI. HAMBA AKUI DI SETIAP ARAH JAM YANG BERGULIR ADA TERPENDAM BERJUTA RAHASIA YANG TAK BISA HAMBA SINGKAP KEBERADAANNYA, TAK MAMPU HAMBA KULITI SATU PERSATU APA GERANGAN YANG DIINGINKAN ALLAH. TADINYA HAMBA BERPIKIR BAHWA HAMBA TELAH MAMPU MEREDAM SATU NIATAN HAMBA ITU, MENGUBUR RIAK-RIAK KEHIDUPAN YANG HAMBA BANGUN DENGAN PONDASI RAPUH. RUPANYA DETAK SUARA JARUM JAM SEMAKIN BESAR MENGHENTAK-HENTAK DAN MEMEKAKAN TELINGA HAMBA, LALU HAMBA KEMBALI TERPURUK, PIKIRAN HAMBA TERHUYUNG-HUYUNG MELANGKAHKAN KAKI TAK TENTU ARAH.


SUATU HARI, HAMBA BERTEMU DENGAN MAWAR. DI TAMAN ITU IA HIDUP SENDIRI. WARNANYA YANG MERAH MEREKAH MEMBUAT MATA TERKAGUM-KAGUM. INGIN RASANYA HAMBA MEMPERSUNTINGNYA, MEMETIK SEGALA HASRAT YANG MULAI BASAH KUYUP DENGAN SEGALA KEINGINAN.


SANG MAWAR TAK SADAR BAHWA ADA YANG MENGAMATINYA. YA TUHAN HARUM SEKALI. YA, KETIKA PAGI MERAMBAT, HAMBA MERASAKAN KEHARUMAN YANG LUAR BIASA. MERAMBAT KE SELURUH UBUN-UBUN, KEHARUMAN YANG MENAKJUBKAN. HAMBA MEMBERANIKAN DIRI UNTUK MENYAPANYA.


"SELAMAT PAGI, MAWAR." MAWAR TERSENYUM, SENYUM YANG MENYEJUKKAN.

"SELAMAT PAGI. ADA APAKAH GERANGAN, SEHINGGA PAGI-PAGI BEGINI ANDA BERTAMU KE TAMAN YANG SEPI INI?"

"HAMBA BERNIAT MENCARI ISTRI YANG SEMPURNA. SETIAP HARI TANPA SEPENGETAHUAN ANDA, HAMBA MENGAMATI ANDA, LALU TUMBUHLAH SEJUMPUT RASA TERTENTU YANG TAK BISA TERDEFINISI. ANDA TELAH MENYAMPAIKAN KEHARUMAN ITU LEWAT WEWANGIAN YANG DISAMPAIKAN ANGIN. HAMBA PIKIR ANDALAH YANG HAMBA CARI, BELAHAN JIWA YANG SEKIAN LAMA MEMIKAT HAMBA UNTUK HIDUP DALAM KEMBARA."

"BETULKAH AKU YANG ANDA CARI? TAK MALUKAH ANDA MENIKAH DENGAN BUNGA SEDERHANA SEPERTIKU? APA YANG MEMBUAT ANDA TERKAGUM? TAK BANYAK YANG BISA AKU BERIKAN UNTUK ANDA."

"MAWAR, SUDAH LAMA HAMBA MENCARI ISTRI YANG SEMPURNA. MUNGKIN INILAH HARAPAN TERAKHIR. MELIHAT WARNAMU YANG MEMERAH, HAMBA TERKESIMA. JIKA ANDA MENGIZINKAN, HAMBA INGIN MELAMAR ANDA. MARI KITA ARUNGI BAHTERA HIDUP INI."

"KALAU BETUL ITU YANG ANDA INGINKAN, BAIKLAH. TUNGGU BARANG SATU MINGGU, SETELAH ITU JENGUKLAH AKU KEMBALI."

"TERIMAKASIH MAWAR. TERNYATA HAMBA TAK SALAH PILIH. SEMINGGU LAGI HAMBA AKAN KESINI."

HAMBA LANTAS MENINGGALKANNYA SENDIRI DI TAMAN ITU. HAMBA PERGI DIIRINGI SENYUM YANG DRAMATIS. HATI HAMBA SEKETIKA TERBANG KE LANGIT. SEBENTAR LAGI PENANTIAN HAMBA BERAKHIR, HAMBA AKAN MENDAPATKAN ISTRI YANG SEMPURNA.


SEMINGGU BERLALU, HAMBA MENDATANGI TAMAN ITU. LANGKAH KAKI BERSIJINGKAT DENGAN SEMPURNA, CEPAT DAN GEMULAI. KETIKA HAMBA TIBA DI TEMPAT ITU, TIBA-TIBA HATI HAMBA MELEPUH, BERTERBANGANLAH HARAPAN YANG SEMPAT MEWARNAI RELUNG HATI YANG BASAH DENGAN TINTA PENANTIAN. MAWAR YANG AKAN HAMBA PERSUNTING, YANG AKAN HAMBA PETIK TERNYATA TAK LAGI BERADA DI TANGKAINYA.IA TELAH LURUH KE TANAH MERAH, BESERAKAN TAK KARUAN, TAK JELAS LAGI JUNTRUNGANNYA. HAMBA TAK HABIS MENGERTI, MENGAPA SEMUA INI HARUS TERJADI? WARNA YANG TADINYA MEMERAH, KINI BERUBAH KECOKLAT-COKLATAN, MENJADI KERIPUT, TAK SESEGAR SEPERTI MINGGU KEMARIN. HAMBA MENGHAMPIRINYA, DUDUK TERMENUNG SEPERTI SEORANG BOCAH YANG MERENGEK MEMINTA MAINAN YANG TELAH RUSAK. DENGAN TERBATA-BATA HAMBA BERUSAHA MENYUSUN KATA-KATA, MENUAI KALIMAT-KALIMAT. NAMUN MULUT HAMBA TERAMAT KELU, TAK BISA LAGI DENGAN SPORADIS MENELURKAN DERETAN HURUF.



"SELAMAT PAGI. MASIHKAH ADA KEINGINAN UNTUK MENIKAH DENGAN KETIDAKSEMPURNAANKU? INILAH AKU, SANG MAWAR YANG SEMPAT MEMBUATMU TERKAGUM. MENGAPA WAJAH ANDA TERCENGANG DAN SEOLAH TAK MEMAHAMI HAKIKAT HIDUP?"

"MENGAPA ANDA MENJADI SEPERTI INI? APAKAH GERANGAN YANG SALAH?"

"TAK ADA YANG PATUT DISALAHKAN. INI ADALAH SIKLUS KEHIDUPAN. HAMBA HANYA BISA BERTABAH MENGHADAPI TAKDIR YANG MEMBELENGGU. INI JALAN YANG HARUS HAMBA JALANI."

"TAPI HAMBA MENCARI ISTRI YANG SEMPURNA, MAWAR."

"JIKA DEMIKIAN, AKU BUKANLAH BELAHAN JIWAMU."

HAMBA BERANJAK DARI TEMPAT ITU. KEKECEWAAN MENGHANTUI SETIAP LANGKAH YANG HAMBA BANGUN. AIR MATA MENDERAS. MAWAR YANG SEMPAT MENCENGKRAM JIWA, KINI HANYA ONGGOKAN KETAKUTAN YANG TAK PERNAH HAMBA MIMPIKAN SEBELUMNYA.




***
KINI HAMBA BERJALAN LAGI MENYUSURI WAKTU, MENCARI ISTRI YANG SEMPURNA. DI TENGAH PERJALANAN, HAMBA MELIHAT MERPATI YANG TERBANG, MENARI DI UDARA. SAYAP-SAYAPNYA IA SOMBONGKAN KE SELURUH PENJURU ALAM. SUNGGUH CANTIK IA, MEMBUAT CEMBURU PARA PETUALANG. LAGI-LAGI TERBERSIT SEBUAH KEINGINAN. KEINGINAN KLASIK: INILAH ISTRI YANG SEMPURNA, SEMOGA HAMBA BISA MENDAPATKANNYA. MERPATI ITU HINGGAP DI RANTING POHONAN. HAMBA MEMBERANIKAN DIRI UNTUK MEMULAI PERCAKAPAN.



"WAHAI MERPATI, TADI HAMBA MELIHATMU BERCENGKRAMA DENGAN ANGIN. BULU PUTIHMU YANG KUDUS, MENJADIKAN HARAPAN DALAM BATIN KEMBALI TUMBUH."

"APA YANG HENDAK ANDA INGINKAN?"

"HAMBA MENCARI ISTRI YANG SEMPURNA. ANDALAH YANG HAMBA CARI."

"BETULKAH AKU YANG ANDA CARI?"

"YA TENTU. HAMBA INGIN ANDA TERBANG BERSAMA HAMBA, MEMBANGUN SEBUAH KEINDAHAN, MENGARUNGI BAHTERA KEHIDUPAN."

"JIKA DEMIKIAN, SILAHKAN TANGKAP AKU. APABILA ANDA BERHASIL MENANGKAP DIRIKU, AKU BERANI MENJADI BELAHAN JIWA ANDA. AKU AKAN BELAJAR MENJADI APA YANG ANDA INGINKAN."

"TAPI BAGAIMANA MUNGKIN HAMBA BISA MENANGKAP ANDA? ANDA MEMPUNYAI DUA SAYAP YANG INDAH DAN MEMESONA, SEDANGKAN HAMBA HANYA MANUSIA YANG BISA MENERBANGKAN IMAJINASI SAJA, SELEBIHNYA HAMBA ADALAH PEMIMPI YANG TAKUT DENGAN KEHIDUPAN."

"SEGALA SESUATU MUNGKIN SAJA TERJADI, ASALKAN ADA MAKSUD YANG JELAS DAN LURUS. LEBIH BAIK ANDA PIKIRKAN KEMBALI NIATAN ANDA ITU. BETULKAH AKU PASANGAN YANG ANDA CARI? MAAF, HAMBA AKU BERCENGKRAMA DULU DENGAN ANGIN, SAMPAI JUMPA."

HAMBA TAK BISA BERKATA BANYAK, MERPATI TELAH TERBANG BERSAMA ANGIN. ANGIN, OH...RUPANYA KEKASIH SEJATI MERPATI ADALAH ANGIN. HAMBA TAK MAU MERUSAK TAKDIR MEREKA. BAGAIMANA KATA DUNIA KALAU HAMBA DENGAN PAKSA MENIKAHI SANG MERPATI? DUNIA AKAN MENCEMOOH HAMBA SEBAGAI MANUSIA PALING BODOH YANG PERNAH DILAHIRKAN. TAPI KEMANAKAH LAGI HAMBA HARUS MENCARI PASANGAN JIWA?

***
ITULAH KABAR HAMBA DULU. MENITI BERBAGAI PENDERITAAN UNTUK MENYEMPURNAKAN SEGALA BEBAN YANG MELINGKAR DI DASAR PALUNG JIWA HAMBA. ITULAH GELAGAT HAMBA DULU, SEPERTI SEORANG PECINTA YANG BERKELANA TAK JELAS ARAH DAN TUJUAN, MENGHUJANI KULIT LEPUH PARA BIDADARI, MENJADIKAN MEREKA GUNDAH, BERENANG DI ATAS LAUTAN HAMPA. BEGITU JUGA HAMBA. YA, KABAR HAMBA DULU! MEMEKIK CINTA YANG BERGEMURUH, MEMBADAI, BERCENGKRAMA, MERAJA, BERSENGKETA, MERACAU SEPERTI BURUNG KONDOR YANG RINDU BANGKAI-BANGKAI KEMATIAN. DULU HAMBA TERSESAT DALAM LABIRIN SUNYI TANPA NAMA. HAMBA NYARIS SEPERTI MAYAT YANG BERGENTAYANGAN DI SIANG HARI, DIPERBUDAK ANGAN-ANGAN, BERTUBI-TUBI MULUT HAMBA MEMUKUL ANGIN.


SAMPAI SUATU MALAM, KETIKA KEHENINGAN MENGAMBANG DI UDARA, BERDERINGLAH SEBUAH TELEPON SELULAR YANG TERONGGOK DI ATAS SAJADAH HARAPAN. KALA ITU HAMBA TIDUR LELAP, MENCIPTA MIMPI YANG SAMAR. HAMBA DIBANGUNKAN OLEH GEMURUH SUARA RING TONE. ANEHNYA, SUARA SELULAR ITU TIDAK LAGI MENGGELAYUTKAN MELODI SEPERTI BIASANYA. SUARANYA ANEH TAPI NIKMAT DAN MENYEJUKKAN. KALAU TIDAK SALAH SEPERTI INI: ALLAHUAKBAR....ALLAHUAKBAR...ALLAHUAKBAR... KONTAN SAJA HAMBA TERHENYAK DAN SEMPAT KAGET. HAMBA MENCOBA MEMICINGKAN MATA YANG BERAT SEPERTI TERBEBANI SATU TON SERBUK BESI. DI DINDING KAMAR HAMBA MELIHAT DETAK JAM YANG MENGARAH PADA NOMOR TIGA. MASIH SEPERTIGA MALAM. SIAPA GERANGAN YANG BERANI MENGUSIK PERSEMAYAMAN INDAH INI? LALU HAMBA MULAI MERUNUT KATA-KATA.


"HALO, SIAPA ANDA? MENGAPA MEMBANGUNKAN HAMBA? BIARKAN HAMBA BERISTIRAH BARANG SEJENAK." HENING, TAK ADA JAWABAN. HAMBA PIKIR, INI PASTI GELAGAT ORANG JAHIL YANG MENCOBA BERIMPROVISASI. TAPI KETIKA HAMBA MAU MENUTUP TELEPON SELULAR, HAMBA MENDENGAR SUARA YANG MENGGELEGAR. BUKAN, SUARA INI BUKAN DARI TELEPON SELULAR, TAPI DARI SEGALA PENJURU MATA ANGIN. KERINGAT MULAI MENGHUJAN, KETAKUTAN BERSALAMAN DI BATIN, AIR MATA TAK BISA HAMBA BENDUNG, DAN RASA RINDU MENCENGKRAM HAMBA DARI BELAKANG, RINDU YANG TAK TERDEFINISI. MUNGKINKAH DOA-DOA HAMBA YANG TERDAHULU AKAN TERKABUL? SIAPAKAH GERANGAN YANG BICARA? SETELAH BERMILYAR DOA BERJEJALAN DI UDARA, HAMBA HARAP SEJUMPUT CAHAYA ITU YANG BICARA YA, SEMOGA BUKAN KEPALSUAN YANG BICARA. SUARA ITU MAKIN KERAS TERDENGAR. SUARA ITU BERKATA SEPERTI INI.

"BETULKAH KAU MENCARI ISTRI YANG SEMPURNA?" DENGAN TERBATA-BATA HAMBA BILANG,

"YA...YA..HAMBA MENCARI ISTRI YANG SEMPURNA. MAMPUKAH ANDA MENGABULKAN KEINGINAN HAMBA YANG BELUM TERWUJUD INI?" SUARA ITU KEMBALI BERUJAR.

"BERBARINGLAH, LALU TUTUPLAH MATAMU. BUKALAH KETIKA SUARAKU TAK TERDENGAR LAGI." HAMBA IKUTI KEINGINANNYA. HAMBA TUTUP MATA HAMBA, DAN BERBARINGLAH. RIANGNYA HATI HAMBA, SEBENTAR LAGI HAMBA AKAN BERJUMPA DENGAN ISTRI SEMPURNA. JODOH HAMBA AKAN HADIR. AH, SUARA ITU HENING. HAMBA MULAI MEMICINGKAN MATA. HAMBA LIHAT DI SEKELILING. MENGAPA YANG TERLIHAT HANYA GUMPALAN-GUMPALAN TANAH YANG KECOKLATAN? MENGAPA BEGITU SEJUK? KEMUDIAN HAMBA MELIHAT PAKAIAN HAMBA. PUTIH! SEMUA SERBA PUTIH. BUKANKAH INI KAIN KAFAN? ALAM BARZAH, PIKIR HAMBA. LALU HAMBA MELIHAT SESOSOK TUBUH DATANG MENGHAMPIRI, BEGITU BERCAHAYA, CANTIK RUPAWAN.

"SIAPA ANDA?"

"HAMBA ADALAH AMALAN ANDA. HAMBA TERCIPTA DARI ANDA, ISTRI SEMPURNA YANG ANDA CIPTAKAN SENDIRI. MENIKAHLAH DENGAN HAMBA, SAMBIL MENUNGGU SEMUA MANUSIA KEMBALI KE ALAM SUNYI INI."


BEGITULAH KABAR HAMBA KALI INI. ADA LAGI YANG MAU MENCARI ISTRI SEMPURNA?


Rabu, 29 Februari 2012

Berani Mencintai, Berani Menikahi




♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Duh... Hari ini entah kenapa ingin sekali membahas judul di atas ^_^



Berani Mencintai, Berani Menikahi. Yo, siapa yang siap????



Sadar gak ya, selama ini mudah kita mencintai.. Namun kita tak berani untuk mengambil langkah pasti?



Berbeda dengan sepasang sandal yang hanya punya aspek kiri dan kanan, menikah merupakan persatuan dua manusia, pria dan wanita. Dari anatomi saja sudah tidak sebangun, apalagi urusan jiwa dan hatinya. Kecocokan, minat dan latar belakang keluarga bukan jaminan segalanya akan lancar.. Lalu apa?



Kalau kita berani mencintai, sejatinya kita sedang belajar untuk bertindak dewasa. Mengapa? Karena MENIKAH adalah proses pendewasaan. Dan untuk memasukinya diperlukan pelaku yang kuat dan berani. Berani menghadapi masalah yang akan terjadi dan punya kekuatan untuk menemukan jalan keluarnya.



Kedengarannya sih indah, tapi kenyataannya? Harus ada ‘Komunikasi dua arah’, ‘Ada kerelaan mendengar kritik’, ‘Ada keikhlasan meminta maaf’, ‘Ada ketulusan melupakan kesalahan,dan Keberanian untuk mengemukakan pendapat’.



Sekali lagi, apa sudah selesai sampai disini saja dalam hal cinta-mencintai? Salah.



Ketika memutuskan untuk siap mencintai, selanjutnya kita harus bersiap memasuki pintu gerbang cinta yang sebenarnya. Ya. gerbang itu bernama PERNIKAHAN. MENIKAH bukanlah upacara yang diramaikan gending cinta, bukan rancangan gaun pengantin ala cinderella, apalagi rangkaian mobil undangan yang memacetkan jalan.



MENIKAH adalah berani memutuskan untuk berlabuhnya cinta, ketika ribuan kapal pesiar yang gemerlap memanggil-manggil……

MENIKAH adalah proses penggabungan dua orang berkepala batu dalam satu ruangan dimana kan diuji sejauh mana pembuktian cinta mereka yang sebenarnya.



Karena MENIKAH adalah proses pengenalan diri sendiri maupun pasangan kita. Tanpa mengenali diri sendiri, bagaimana kita bisa memahami orang lain…?? Tanpa bisa memperhatikan diri sendiri, bagaimana kita bisa memperhatikan pasangan hidup…??





Jika berani mencintai,

Harus berani menikahi.

Khususnya bagi para kaum lelaki.

Jangan bisanya cuma obral janji..

Sana-sini banyak yang terlukai.
Akhrnya menumpuk sakit hati.



Karena MENIKAH sangat membutuhkan keberanian tingkat tinggi, toleransi sedalam samudra, serta jiwa besar untuk ‘Menerima’ apa yang ada dan apa adanya.



Siapa yang berani mencintai, maka harus bersiap untuk menikahi...



Bukankah dengan menikah, mereka akan disejajarkan Rasululloh SAW dengan mujahid fii sabilillah yang dijanjikan akan mendapat pertolongannya! Karena kata beliau, tiga golongan yang menjadi keharusan Alloh untuk membantu mereka adalah orang yang menikah untuk memelihara kesucian diri, budak yang hendak membayar kemerdekaan dirinya, dan orang-orang yang berperang di jalan Alloh. [HR Ahmad, Turmudzi, an-Nasa'i dan Ibnu Majah]



Tuh… Subhanalloh khan? Nunggu apa lagi! Kalau udah siap lahir bathin, ikrarkan cinta dengan menikah saat ini! Jangan beraninya cuma bermain cinta sembunyi, diam-diam tapi gak punya nyali...



*Peace ^_^



/>♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

" MALAM pertama di Alam KUBUR "


♥ بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم ♥

Terbayangkan di hati kita,bagaimanakah rasanya menghuni alam kubur ?
Malam pertama saja ?
Masya Allah,sungguh itulah kehidupan maha menakutkan dan maha mengerikan !!

Kubur adalah perhentian pertama setelah seorang hamba itu
meninggal dunia dan kemudian tempatkan di alam arwah sehingga hari kiamat.
Di sinilah penentuan kebahagiaan kecelakaan yang abadi.

Hadis Abi Said mengatakan,
Nabi Sallallahu 'alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud:
“Kubur itu adalah salah satu lubang neraka, atau salah satu taman syurga.”

Adapun arwah orang yang beriman akan sentiasa dalam rahmat dan
peliharaan Allah tidak kira di mana mereka berada. Bagaimanakah seseorang itu akan menghadapi persoalan kubur?

Adapun roh orang yang beriman dijelaskan Allah dalam firman yang bermaksud:

“Setelah menerangkan akibat orang yang tidak menghiraukan akhirat, Tuhan menyatakan bahawa orang beriman dan beramal salih akan disambut dengan kata-kata: Wahai orang yang mempunyai jiwa yang sentiasa tenang tetap dengan kepercayaan dan bawaan baiknya, kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan engkau berpuas hati (dengan segala nikmat yang diberikan), lagi diredai (di sisi Tuhanmu). Serta masuklah dalam kumpulan hamba-Ku yang berbahagia, dan masuklah ke dalam syurga-Ku.” – (Surah al-Fajar, ayat 27-30)

Sebuah potret rumah masa depan yg amat sempit,gelap,dingin,lembab,sunyi  yang berteman ulat,ular,cacing dan segala makhluk melata yang menjijikkan.Tapi sadarlah,memang itulah masa depan hidup yg akAn dilalui oleh setiap kita.Tak peduli kaya atau miskin,pejabat atau rakyat,konglomerat atau melarat,kita semua akan mengenyam gelapnya kehidupan di alam kubur

Jika kita lalai pada potret mengerikan alam kubur itu,niscaya hati kita akan
selalu jauh dari Allah.Sebaliknya,jika kita selalu ingat bahwa di dunia ini kita tidaklah kekal,bahkan di atas kemolekan,kecantikan,kekayaan dan ketenaran status kita,niscaya kita akan berlinang airmata membayangkan betapa kerdilnya diri ini dan bergegas menyiapkan diri menyongsong alam kubur dengan penuh ketakziman dan keshalihan ibadah

Bayangkanlah dengan penuh perih kehidupan macam apakah yang akan kita jalani kelak kala kita mulai dimasukkan ke liang lahat oleh orang'' yang sangat menghormati dan mencintai kita selama ini...hingga 7 malam ke depan, SubhanAllah...

Maka Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam selalu menasehati para sahabat dengan mengatakan, "Hiduplah di dunia ini bagaikan seorang pengembara." Sehingga, pesan Ibnu Umar layak untuk diingat, "Jika engkau sedang berada pada hari ini, maka janganlah engkau tunda-tunda sampai hari esok.

Jika engkau sedang berada pada waktu sore, maka janganlah engkau tunda-tunda hingga pagi hari. Pergunakanlah sehatmu sebelum datang sakitmu dan pergunakanlah hidupmu sebelum datang matimu." Karena itu, marilah bertobat dan aktif berbuat baik. Tidaklah ada persiapan diri untuk menghadapi kematian yang lebih baik kecuali dengan menyegerakan diri bertobat dan senantiasa memperbaharui tobat dari hari ke hari.

Alloh Azza Wa Jalla .Berfirman :
"Setiap yang berjiwa, pasti akan merasakan mati."(QS. Ali Imran :185).

Sebelum manusia berpindah ke alam akhirat mereka akan menempuh satu alam dinamakan alam barzakh dan di sana mereka akan menjawab soalan ditujukan malaikat kepada mereka. Di sinilah penentu kejayaan di alam akhirat nanti sama ada manusia itu akan masuk ke syurga atau neraka.

Persoalan kubur tidak terkecuali bagi setiap orang yang meninggal dunia sama
ada mereka mati di bumi, laut atau angkasa. Mengenai gambaran azab dan seksa kubur itu dalam pelbagai cara seperti dijelaskan ulama.

Bagaimanapun kita tidak banyak mengetahui rahasia alam roh melainkan apa yang diceritakan al-Quran dan hadis kerana ia adalah urusan Allah. Apabila seseorang berpindah ke alam baqa, bermakna terputuslah segala hubungan dan amalannya di dunia ini melainkan sedekah jariah, ilmu bermanfaat, anak soleh dan juga doa daripada kaum kerabatnya di dunia ini.

Riwayat daripada Ad-Dailami ada menyebut yang bermaksud:
“Orang yang mati dalam kuburnya adalah seperti orang sedang tenggelam yang meminta pertolongan. Ia menunggu sampai kepadanya (rahmat) sesuatu doa daripada anaknya, atau saudaranya ataupun sahabat handainya. Apabila (rahmat) doa itu sampai kepadanya, maka tidaklah terkira sukacitanya dan dirasainya ‘rahmat doa itu’ lebih berharga daripada dunia dan segala isinya. Sebenarnya hadiah orang yang hidup kepada orang mati ialah doa dan istighfar.”

Kubur adalah Alam Kegelapan,
Cahaya yang dapat menerangi Alam Kubur ialah Kalimah La Ila IllAllah
( Tiada Penyembahan dan Ketaatan serta kepatuhan dalam kehidupan manusia dan jin melainkan hanya kepada Allah Azza wa jalla )..Wallahu Musta'an .

♫•*¨*•.¸¸•*¨*•♥•*¨*•ﷲ¸¸.•*¨*• hamba ﷲ:•*¨*•:♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫

Demikian ..semoga Tauzhiyah Singkat ini bermanfaat bagi kita semua...

(¯`v´¯) ♥ Aamiin ya Robbal 'alamiin ♥(¯`v´¯)
`·.¸.·`(´'`v´'`)♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥(´'`​v´'`)`·.¸. ·`
..♥♥..♥`•.¸.•´(¯`v´¯)(¯`v´¯)`•​.¸.•´♥..♥♥..
*´¨`*•.¸¸.•*´¨`*•.

♥•*¨*•♥•*¨*•♥ https://www.facebook.com/Mrn.Panji♥•*¨*•♥•*¨*•♥

♥ "" Kalam Hikmah Buat Calon Suami "" ♥ *♥**♥*

Pernikahan atau Perkawinan...
Menyingkap tabir rahasia ...
Isteri yang kamu nikahi...
Tidaklah semulia Khadijah...
Tidaklah setaqwa Aisyah...
Pun tidak setabah Fatimah ...
Justru Isteri hanyalah wanita akhir zaman...
Yang punya cita-cita, Menjadi solehah ...

Pernikahan atau Perkawinan...
Mengajar kita kewajiban bersama ...
Isteri menjadi tanah, Kamu langit penaungnya...
Isteri ladang tanaman, Kamu pemagarnya...
Isteri kiasan ternakan, Kamu gembalanya...
Isteri adalah murid, Kamu mursyid (pembimbing)-nya...
Isteri bagaikan anak kecil, Kamu tempat bermanjanya ..
Saat Isteri menjadi madu, Kamu teguklah sepuasnya,..
Seketika Isteri menjadi racun, Kamulah penawar bisanya,..
Seandainya Isteri tulang yang bengkok, Berhati2lah meluruskannya ...

Pernikahan atau Perkawinan,...
Menginsafkan kita perlunya iman dan taqwa ...
Untuk belajar meniti sabar dan ridho,..
Karena memiliki Isteri yang tak sehebat mana,
Justru kamu akan tersentak dari alpa,..
Kamu bukanlah Muhammad Rasulullah atau Isa As,..
Pun bukanlah Sayyidina Ali Karamaullahhuwajah,..
Cuma suami akhir zaman, yang berusaha menjadi Sholeh ...

Menurut pandangan Islam, perkawinan merupakan suatu ikatan yang suci,
dimana perkawinan adalah sebuah bangunan yang kokoh lagi terhormat,
yang tidak boleh dicampuradukan dengan suatu penyakit dan tangan-tangan
kotor yang dapat membinasakannya.

Islam juga melarang seorang laki-laki untuk menerima sesuatu yang dapat menimbulkan pertentangan di dalam rumah tangganya, atau menjadikan hawa nafsunya sebagai ukuran. Sebagai kepala rumah tangga berbuat yang demikian maka tidak bisa disangkal lagi akan datang bencana yang mengancam perkawinannya dan menimbulkan perceraian.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat An-Nisa ayat 19
menegaskan bahwa "Pergaulilah mereka (istri-istrimu) dengan cara yang baik".

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh At-Tirmizi :
Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda "Orang yang paling baik
diantara kamu adalah orang yang paling baik dengan istrinya.
Dan aku adalah orang yang paling baik diantara kamu dalam berbuat baik dengan istriku".

Hadist lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim :
Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
"Perbaikilah wanita, karena sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, paling bengkoknya tulang rusuk itu adalah dibagian atasnya. Jika meluruskannya terlalu keras, maka dia akan patah dan jika dibiarkan maka ia akan bengkok. Maka perbaikilah wanita itu dengan cara yang baik"...

Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai panutan dalam segala hal telah menyampaikan sabdanya mengenai beberapa kewajiban seorang suami kepada istrinya sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, bahwa "Wahai Rosulullah, apakah kewajiban seorang suami kepada istrinya? Sabdanya : yaitu engkau memberikan makan bila engkau makan, engkau memberi pakaian bila engkau berpakaian dan jangan memukul mukanya, mencelanya dan meninggalkan dirinya kecuali di dalam rumahnya sendiri".

Berdasar hadist tersebut dapat dijelaskan bahwa
kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh suami kepada istrinya adalah :

1. Memenuhi kebutuhan pangannya.

Bila pangan yang diberikan kepada istrinya itu sama dengan yang dimakan oleh suaminya, kalau suami makan dengan lauk pauk daging ayam atau kambing, maka istripun mendapatkan nilai pasangannya sama dengan itu. Jadi hak istri dalam menerima belanja makan tidak boleh kurang dari yang dimakan oleh suaminya sendiri. Bila suami bekerja di luar atau makan setiap hari di restoran yang mahal, kemudian istrinya yang di rumah diberi belanja hanya cukup memiliki sayur kangkung dan ikan asin, maka perbuatan semacam itu berdosa.

2. Memberi pakaian kepada istri senilai pakaian yang dipakai oleh suami.

Bila suami membeli pakaian seharga Rp 100 ribu untuk dirinya, maka ia harus memberikan pakaian senilai itu kepada istrinya. Bila ternyata suami memberi pakaian yang lebih murah, istri berhak menuntut suaminya.

3. Tidak boleh memukul muka istri.

Kalau sampai terjadi seorng suami memukul muka istrinya, maka si istri dapat mengadukan ke Mahkamah Islam dan suami dapat dikenakan hukuman qishas. Bentuk qishasnya adalah suami dibalas pukul mukanya oleh istrinya di depan Mahkamah Islam.

4. Tidak boleh memaki atau mengatasi istrinya dengan kata-kata yang merendahkan martabatnya, walaupun suami dalam keadaan marah kepada istrinya.

5. Tidak boleh mengusirnya.
Suami walaupun sangat marah kepada istrinya, tidak boleh mengusir istrinya dari rumahnya, kecuali bila terbukti berbuat serong maka si suami boleh melakukannya bahkan Islam menganjurkan untuk menceraikannya. Suami mengusir istrinya dari rumah adalah perbuatan dosa. Bila suami mendapat kelakuan istrinya kurang baik, maka ia wajib mendidik atau membinanya bukan mengusirnya dari rumah.

6. Membayar mahar (mas kawin).
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat An-Nisa ayat 4
menegaskan bahwa "Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita yang kamu nikahi sebagai pemberian".

7. Menggauli istrinya sebagaimana mestinya dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat An-Nisa ayat 19
menegaskan bahwa "Hendaklah kamu pergauli istri-istrimu dengan baik".
Surat lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, bahwa "Istri-istri itu adalah seperti tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu, bagaimana saja kamu kehendaki dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu dan bertakwalah kepada Allah dan ketahulah bahwa kamu kelak akan menemuinya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman" (Surat Al_Baqaarah ayat 223).

8. Memimpin dan membimbing seluruh keluarga ke jalan yang benar.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat An-Nisa ayat 34 menegaskan bahwa "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita". Selanjutnya dalam surat At-Tahrim ayat 6, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman "Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka"...

ღ☆ღ*¨*¤*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸::♥:Hamba ﷲ:♥::.¸¸.¤*¨*ღ☆ღ¸.¤*¨*ღ☆ღ

(¯`v´¯)♥ Aamiin ya Robbal 'alamiin ♥ (¯`v´¯)
`·.¸.·`(´'`v´'`)♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥(´'`​ v´'`)`·.¸.·`
...♥♥..♥`•.¸.•´(¯`v´¯)(¯`v´¯)`​ •.¸.•´♥..♥♥..




Selasa, 28 Februari 2012

Jomblo Keren (Edisi Pria)

Setelah beberapa waktu saya menulis tentang jomblo keren (edisi wanita), maka kali ini saya mengupas keuntungan atau beberapa hal mengenai pria yang tangguh dalam masa penantiannya menjemput si tulang rusuk.

Subhanallah, melihat ada pria-pria yang konsisten menjaga harga dirinya untuk tetap menjomblo hingga ia menikah. Jomblo bukan karena tidak laku atau terlalu pilih-pilih, mungkin ada beberapa hal yang belum bisa mewujudkan niatnya untuk mempersunting seorang wanita. Karena menjaga kesucian bukan hanya di wajibkan bagi seorang wanita tapi juga untuk pria.

Sebenarnya bagi pria yang jomblo, banyak sekali keuntungan yang didapat. Misalnya, ketika berpacaran ia harus banyak berkorban untuk wanita yang belum tentu menjadi istrinya kelak maka jika ia memilih jomblo hal tersebut bisa di hindarkan. Sangat lumrah jika berpacaran, pihak yang banyak berkorban secara materi adalah pria, harus antar jemput kesana kemari layaknya tukang ojek, menyia-nyiakan waktu dengan sang pacar dengan dalih untuk perkenalan pribadi padahal tak lain sedang menumpuk timbunan dosa. Sebuah kesia-siaan.


QS. Al Mu'minun, 1-3 :
"Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) yang khusyu' dalam sholatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna."


Bukan hanya itu, waktu yang di habiskan dengan sang pacar kadang lebih banyak di banding dengan orangtua, padahal pria walaupun telah menikah tetap bertanggung jawab terhadap orangtuanya. Beda dengan wanita, yang kepatuhan kepada orangtuanya terputus tatkala menikah. Maka saat jomblo bisa di gunakan untuk lebih mencurahkan kasih sayang kepada orangtua.

Karena seorang pria akan menjadi imam terhadap keluarga barunya kelak, maka saat jomblo bisa di manfaatkan untuk memperdalam ilmu agama guna persiapan menuju pernikahan kelak. Bukan menghabiskan waktu sia-sia dengan berpacaran. Juga, saat jomblo bisa di gunakan untuk persiapan materi untuk menghidupi keluarga barunya. Bukan malah menghambur-hamburkan uang untuk wanita yang belum tentu menjadi jodohnya.

Jangan merasa tidak pede ketika memilih jomblo sebelum menikah. Toh, kita sekarang berada pada jalur yang tepat. Justru mereka yang masih pacaran seharusnya malu, melanggar perintah Allah kok pede-pede saja.

Kita sebenarnya jauh lebih cerdas di banding mereka yang berpacaran. Kita bisa memanfaatkan waktu luang untuk menekuni hobi kita, melakukan hal-hal yang belum tentu bisa di lakukan ketika sudah menikah. Bukan tenggelam dalam problematika orang pacaran yang tidak jelas juntrungannya. Belum menikah saja sudah heboh dengan masalahnya, gimana jika sudah menikah.

Pacaran tidak menjamin kedua belah pihak saling mengenal pribadi masing-masing. Hanya kepalsuan yang terlihat, saling ingin terlihat baik.

Seorang pria sejati tidak akan menembak wanita untuk menjadi pacarnya. Kenapa ? karena hal itu menandakan seorang pria belum siap menerima tanggung jawab, hanya sekedar main-main saja. Jika memang dia pria sejati, dia akan langsung melamar wanita pilihannya untuk di jadikannya sebagai istri.

Serahkan saja kepada Allah masalah jodoh, biar Allah yang menunjukkan bagaimana ikhtiar yang harus kita lakukan. Karena petunjuk Allah adalah sebaik-baik jalan, maka ikutilah jalan itu. Meskipun terlihat asing dan menimbulkan kontroversi, abaikan saja. Kita benar di hadapan Allah. Selanjutnya pasrahkan jodoh yang terbaik untuk kita kepada Allah.

Tak perlu takut tidak kebagian jodoh, karena tiap kita di ciptakan berpasang-pasangan. Berprasangka baik saja kepada Allah untuk di berikan pendamping yang shalihah. Karena yang baik pasti akan mendapatkan yang baik. Itu janji Allah.

Allahua'lam



















Senin, 27 Februari 2012

“Dia Yang Maha Dekat, Di Manakah Kita?”

Kau tahu sahabat, apa yang membuat kita gelisah?
“Gelisah”… Itulah kata yang tepat menurutku untuk mewakilkan kondisi kita ketika serpihan ketenangan hilang dalam jiwa kita.

Pernahkah engkau merefleksi dirimu dari mana awal kegelisahan itu datang?
Dari mana perasaan tak jelas itu menghampiri kita?
Pernahkah engkau mengarahkan sang penguasa karya kita berhenti sejenak untuk menelusuri keberadaannya?

Maka, segudang pertanyaan serupa dan kalimah jawaban tentunya tiba-tiba hinggap di pemikiran kita untuk menjawab perihal tersebut.

“Hanya dengan mengingat Allah, maka hati akan menjadi tenang.” (Al-Quran)

Wahai sahabat, tidak ada sedikit pun niat dalam diri ini untuk menggurui, mari kita bersama-sama duduk sebentar di sini. Meluangkan waktu beberapa menit untuk bersama-sama mengintrospeksi diri.

Suatu ketika datanglah seorang perantau dari desa yang tersembunyi di pulau Sumatra. Ia datang ke Jakarta untuk sebuah mimpi. Banyak hal yang ia dapatkan, termasuk bekal ruhiyah. Alhamdulillah ia dipertemukan oleh Allah dengan orang-orang yang bermajelis menegakkan panji-panjinya. Suasana seperti ini membuatnya betah tinggal di Jakarta. Hingga ia pun menceritakan segala kenikmatan ini kepada sang bidadari pertamanya, ibunda tercinta, yang senantiasa mendoakan anandanya di kota perantauan.

Hingga suatu hari, ia mengikuti sebuah pelatihan kepemimpinan dan manajemen diri di kota sebelah. Seperti mendapat durian runtuh, ia tercengang akan kematangan pribadi orang-orang di lingkungan pelatihan ini. Tak henti-henti kalimah-kalimah Allah pun terus terucap sebagai rasa syukurnya karena episode kehidupannya yang begitu berwarna. Di sana, ia bertemu dengan seorang sahabat yang seakan-akan cerminan dari pribadinya. Bedanya, sang sahabat lebih dewasa dan setiap perkataan yang dilontarkannya serupa nasihat. Nasihat yang begitu menginspirasi, seolah-olah jika ia berkata, maka beban masalah pun serasa pergi jauh. Acara pelatihan selesai dan perpisahan itu pun terjadi.

Beberapa bulan kemudian, si pemuda mengalami kesulitan. Masalah ini seakan-akan menjerat lehernya hingga ia sesak untuk bernafas. Anehnya, semenjak acara tersebut, si pemuda seperti mengalami futur dalam hal ruhiyah. Dan pertama kali yang ia ingat adalah sang sahabat yang pernah menjadi teman makan dan minum selama pelatihan. Ia ingin bertemu untuk menceritakan segala hal dan tentunya meminta nasihat kepadanya. Akhirnya ia kembali menginjakkan kaki di kota sebelah. Sesampai di sana, ia tak menemukan sahabat yang diagungkannya, walau alamat yang tercatat lengkap, dan rumah pun ditemukan. Namun, tetap saja ia tak menemukan sang sahabat. Pemuda pun terus mencari, hingga hasil nihil yang didapat.

Sahabat, ke manakah sekarang Allah di hati pemuda tersebut?
Mengapa harus manusia yang dijadikan sandaran pertama untuk mengadu?
Mengapa tidak kita ceritakan lembaran pahit ini ke Dia, Yang Maha Mendengar?
Pantaskah kita melakukannya?

Setiap desah nafas ini, setiap aliran darah ini, setiap detakan jantung ini, dan setiap denyutan nadi ini, hanya milik Allah.
Ia bisa berhenti sekejap atau selamanya jika Allah menginginkan.

Tapi, semua itu tidak terjadi, sahabat. Kita akan terus memiliki kenikmatan tersebut hingga Allah memanggil kita ke sisiNya.
Mengapa?

Karena rasa kecintaan Allah yang begitu besar kepada para hambanya. Kepada kita.
Kecukupan selalu Allah berikan kepada hamba – hambanya.
Kecukupan. Karena Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Dengan tujuan, kita bisa lebih berharga di hadapanNya. Manusia yang selalu bersahaja, dan tidak berlebihan dalam mengikuti hawa nafsu.

Allah Subhanahu Wata’ala.
Dia begitu dekat, sahabat.
Begitu dekat.
Dia berada lebih dekat dari urat di tenggorokan, jauh lebih dekat dari aliran darah yang kita rasakan.
Namun, mengapa kita cenderung melakukan aksi yang kontradiktif, sahabat?
Menjauh sendiri tanpa alasan yang jelas.
Merasa gelisah seolah-olah Allah begitu jauh.

Masih ingatkah engkau dengan hadits ini, sahabat:
“Aku sesuai dengan persangkaan hambaKu kepadaKu, Aku bersamanya (dengan ilmu dan rahmat) bila dia ingat Aku. Jika dia mengingatKu dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika dia menyebut namaKu dalam suatu perkumpulan, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka. Bila dia mendekat kepadaKu sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepadaKu sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika dia datang kepadaKu dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat”.

Maka, siapakah yang lebih berhak untuk mendapatkan perhatian kita?
Apa tujuan hidupmu di dunia, sahabat?
Jadikanlah Allah sebagai satu-satunya tujuan hidupmu, satu-satunya Dzat yang berhak atas perhatianmu, cintamu, dan senyumanmu.

Begitu Besarnya Allah, Dia memberikan kita kelonggaran untuk membagi semua hakNya atas perhatian, cinta, dan senyuman kita kepada orang – orang terdekat, kepada mereka yang dihalalkan untuk kita.

Ingatlah sahabat, dunia ini hanya persimpangan. Dan setiap persimpangan hanya berlalu sebentar. Dunia hanya sebagai tempat persinggahan kita sementara sebelum menapaki kehidupan abadi, akhirat.

“Jagalah Allah, niscaya Allah kan menjagamu.”
(Sebening wasiat Rasulullah SAW. kepada Ibnu Abbas)

Istimewakanlah Allah, maka Allah akan mengistimewakanmu. Kenalilah Allah ketika senang, maka Allah akan mengenalimu di kala susah..
Dunia, hanya sesuatu yang fana. Akhirat kelaklah tempat kembali yang nyata..


Karena engkau begitu berharga, sahabat. Dan sesuatu yang berharga hanya berhak mengalihkan perhatianNya kepada Dzat yang Paling Berharga. Karena kemuliaan itu hanya untuk orang – orang yang berharga.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/

PANTASKAH KITA....?


Bismillahirromanirohiim...…Dalam getaran yang berlalu seperti hari-hari sebelumnya. KAU hadir kembali menghentakkan seluruh jiwa agar tunduk kembali pada-Mu. Seperti senja yang selalu terkenang, kemudian gerimis di awal malam yang dingin dan membekukan, memoar-memoar itu kembali terjadi namun dalam bahasa yang tak biasa. Kali ini terasa berbeda. Ketika satu persatu perenungan mulai menggugurkan keangkuhanku agar lebih merasa bahwa sungguh, tak ada yang lebih mulia selain keshalihan yang berbalut dengan hati yang ikhlas dalam beramal hanya karena-Mu.

Menyadari, betapa titik-titik khilaf itu membuat diri ini semakin abu-abu jika tak ingin dibilang sebagai lumpur hitam yang pekat. Ahhh… apalagi yang paling indah selain amalan yang bercahaya, jiwa yang tersemai dan selalu tertaut dengan-Mu, mata yang senantiasa tunduk dalam pandangan ke-tawadhu-an di hadapan-Mu, serta sentuhan-sentuhan akhlaq yang mengagumkan dalam balutan kematangan pribadi di dalam diri. Keindahan itu, terasa begitu jauh untuk disentuh, apalagi jika diharap untuk kumiliki.

Lalu, haruskah kuhentikan doa agar yang menjadi imaji itu bisa datang menghampiri ? Sedangkan kenikmatannya, jika saja diketahui oleh semua penduduk bumi, tentu mereka akan berlari menghimpunnya untuk dikumpulkan dalam pribadi-pribadi mereka, meski itu melelahkan, menjenuhkan, atau bahkan menguras habis energi yang dimiliki. Sungguh, impian ini tak boleh sedikit pun hilang dan pergi.

Sekarang, kita tak lagi berbicara soal JIKA dan JIKA, namun lebih kepada PANTAS dan TAK PANTAS. Kalau saja engkau merasa tinggi, sejatinya dirimu tak lebih hanya karakter yang hina, sebab orang yang bijak, tak pernah merasa bijak, apalagi orang yang shalih, mereka sama sekali tak pernah merasa shalih. Lalu, rasa tinggi, angkuh, merasa hebat, pantaskah kau pakai ? sedangkan sifat SOMBONG, hanya berhak dimiliki oleh-Nya.

Sekali lagi, kita tak ingin membicarakan soal JIKA dan JIKA, namun PANTAS dan TAK PANTAS. Jikalau pun masih ada sebersit rasa yang memberi jawab bahwa kita merasa berharga, sejatinya diri, tak lebih dari sekedar insan yang tak pernah bernilai di mata-Nya. Karena sudah bisa dipastikan, rasa berharga yang menancap erat dalam jiwamu tak lebih dari bisikan kecil syaitan untuk membuatmu riya dalam beramal, mengerdilkan orang lain dengan pengetahuanmu, juga mengecilkan kehangatan ukhuwah hanya dengan segelintir  rasa tinggimu. TAK PANTAS.. sungguh takkan pernah pantas,  jika engkau mau membandingkan dan menyamakan kesesuaianmu bersama mereka yang senantiasa merendah, menyentuh bumi dalam keindahan akhlaq yang mempesona nan menggetarkan.

Ini bukan tentang JIKA dan JIKA.. Namun PANTAS dan TAK PANTAS…

Maka layaklah.. Ketika akhirnya aku berkesimpulan, bahwa takkan pernah pantas, mereka yang amalnya tak seberapa, mengharap balasan terindah dari-Nya, mereka yang hatinya tak seberapa cinta pada Allah, mengharap dekapan erat-Nya sembari memberi setumpuk pahala, Takkan pernah layak. Karena bagi-Nya, ke IKHLAS-an tetap yang utama, seberapa besar pun amal yang kau kerjakan.

Kemudian, jika sebuah kesimpulan itu terlanjur kuambil, bahwa takkan pernah pantas, mereka yang kerja-kerjanya hanya sebatas dunia meminta atau justru memaksa mengambil nikmat dari-Nya, bahwa ingin-ingin-nya hanya tertuju pada kesemuan mencederai harap-harap mereka dengan meyakini bahwa Allah meridhai mereka, padahal hanya sebentuk istidraj atas nikmat yang ada, juga nafsunya yang tak pernah putus mematikan ruh (jiwa) yang dimilikinya, pantaskah mereka meminta sebuah kebersamaan yang tak pernah layak untuk dimiliki oleh mereka ? Takkan pernah layak.. Sampai kapan pun, di manapun, mereka takkan pernah layak memilikinya.

Hanya saja.. Begitulah Allah. DIA adalah Sang Maha Pengasih, Penebar cinta bagi makhluk-Nya. Meski engkau hina, engkau kotor, engkau pekat, Rabb-mu tetaplah penyayang. Jika engkau khilaf dalam kurun waktu yang tak terhitung, maka cobalah kau kejar segala takaran keindahan yang Allah sediakan untukmu. Selalu saja, yang kau dapatkan adalah ketundukan diri, bahwa Allah ternyata begitu melimpah nikmat-Nya.

JIKA dan JIKA… Tak lagi terpakai di sini. Janganlah kamu berspekulasi tentang JIKA sesuatu yang akan terjadi nanti tak sesuai dengan yang kau ingini, maka akan begitu KECEWA nya diri ini. JIKA apa-apa yang kau kehendaki akhirnya kau miliki, maka betapa bahagianya hari ini. Namun berpikirlah tentang PANTAS dan TAK PANTAS untuk kau miliki. Sudah ia layak untuk kau punyai ? sudahkah iman dan cintamu pada Allah telah membuatmu layak untuk memiliki segala apa yang kau ingini ? jika belum… Semoga kita semua mau merubahnya..




















Sumber: http://www.dakwatuna.com

Bacaan Terbaik yang Sering Terlupakan

Beberapa bulan yang lalu pernah diminta menjadi juri dalam lomba tahsin Al Quran anak-anak remaja di salah satu pojok ibu kota ini. Dari sekian puluh peserta terlihat saling agak ragu dan takut untuk membaca Al Qur’an meski sudah di panggil panitia lomba. Usut punya usut ternyata dari sekian peserta rata-rata masih sangat terbata dalam membaca Al Qur’an. Alhasil saya menyimpulkan hanya 3 orang yang bisa membaca dg lancar walaupun tajwidnya masih belepotan dan merekalah yang menjadi juaranya. Miris sedih campur geram. Betapa tidak usia mereka yang rata-rata 15 tahunan masih saya katakana buta aksara Al-Qur’an?

Sedih ke mana saja mereka selama ini? Orang tua mereka? Tapi mau geram sama siapa? Padahal mereka saja begitu enjoy menikmati ketidakbisaannya. Seolah baca Al-Qur’an itu tidak keren dan sekedar membaca buku-buku ala kadarnya. Dan kenyataannya remaja lebih memilih menenteng hape atau bahkan blackberry yang harganya bisa jutaan. Padahal jika untuk membeli Al Quran, buku panduan membaca Al Qur’an bisa dapat puluhan buku. Bahkan jika dikalkulasi untuk membayar taman Pendidikan Al Quran dan sejenisnya bisa untuk 100 kali pembayaran @ Rp 25.000,00/bulan. Dan saya menjamin anak-anak sudah bisa membaca Al Quran atau minimal bisa 1 kali mengkhatamkan Al-Qur’an.

Ilustrasi di atas bukan cerita rekaan dan itulah kenyataan saat ini, gambaran remaja tersebut merupakan gambaran umat muslim pada umumnya. Sebagian besar muslim di Indonesia belum begitu sadar akan pentingnya membaca Al Quran. Padahal Al-Qur’an adalah pedoman hidup, sumber hukum Islam yang utama. Ketika kita makin menjauh dari Al Quran maka kualitas umat juga semakin rapuh. Bagaimana tidak membaca saja belum bisa, di tambah lagi semangat belajar untuk membaguskan bacaan Al Qur’an juga tidak ada.

Dalam sejarah dikatakan bahwa wilayah nusantara yang terakhir dikuasai oleh Belanda adalah daerah Aceh. Daerah Aceh tercatat sampai 1912 masih merdeka dan berdaulat. Mengapa bisa terjadi? Ternyata di kerajaan Aceh sangat berpegang teguh Al Quran sebagai pedoman utama. Rakyat di sana sangat komitmen dan dekat dengan Al Quran. Hingga ketika Belanda memakai tenaga ahli Dr. Christiaan Snouck Hurgronje yang menyamar selama 2 tahun di pedalaman Aceh untuk meneliti kemasyarakatan dan ketatanegaraan Aceh, perlahan daerah Aceh bisa di taklukkan. Siasat Snock Hurgronje lebih kepada menjauhkan nilai-nilai Islam dari masyarakat Aceh, terutama tentang komitmen dekat dengan Al Quran. Salah satu contoh wanita haidh tidak boleh membaca dan menghafal Al-Qur’an, padahal seorang hafidhah diperbolehkan muraja’ah (mengulang bacaan) dalam rangka untuk menjaga hafalannya. Dalam beberapa pendapat dikatakan bahwa wanita haidh tetap boleh memegang Al-Qur’an asal bukan mushaf asli, missal qur’an terjemah, tafsir, dsb.

Mungkin contoh di atas sedikit terlihat sepele, pelan tapi pasti, efek-efek tersebut dapat dirasakan. Snouck hurgronje, mendoktrin masyarakat Aceh bahwa agama Islam hanya sebatas ritual, sehingga tidak menyeluruh. Dari para hafidhah yang haidh tadi secara perlahan dihilangkan hafalannya. Padahal Al Qur’an sebagai pedoman hidup itu berlaku pada semua kondisi bagi wanita baik yang haidh maupun yang tidak. Allah SWT berfirman:

“Alif-Lam-Mim. Kitab Al-Quran ini, tidak ada sebarang syak padanya; ia pula menjadi petunjuk bagi orang-orang yang (hendak) bertaqwa.” (QS. al-Baqarah 2: 1-2)

Setiap individu Muslim yang bertaqwa memerlukan al-Qur’an sebagai kitab yang memberi petunjuk kepada mereka. Petunjuk ini diperlukan pada setiap masa dan tempat, termasuk oleh para wanita ketika mereka didatangi haidh. Tidak mungkin untuk dikatakan bahwa ketika haidh mereka tidak memerlukan petunjuk dalam kehidupan sehari-harian mereka.

Banyak hal yang menakjubkan dari kitab suci Al Quran. Kita sebagai seorang muslim harus banyak tahu ilmu tentang Al-Qur’an, agar kita lebih senang membacanya, merenungkan, dan bahkan menghafalkannya. Al Qur’an dalam arti bahasa memang bacaan. Secara istilah barulah ia berarti firman Allah yang merupakan mukjizat dan diturunkan dalam hati Muhammad untuk di ajarkan kepada umat muslimin yang kemudian diriwayatkan secara muttawattir kepada kita serta merupakan ibadah ketika kita membacanya. Untuk belajar Al Qur’an kita harus talaqqi (belajar membaca Al Qur’an secara langsung dibimbing oleh seorang guru Al Quran). Karena dengan talaqqi seseorang akan mendapatkan pengarahan yang benar setiap kali salah membaca. Bacaan Al-Qur’an bukanlah berdasarkan ijtihad, melainkan riwayat, sehingga harus melalui proses talaqqi kepada seorang guru dan tidak dapat dipelajari sendiri, sedangkan secara teori ilmu tajwid dapat dipelajari sendiri. Oleh karenanya ulama menetapkan bahwa hukum membaca Al-Qur’an dengan benar adalah Fardlu ‘Ain sedangkan mempelajari ilmu tajwid secara teori adalah fardhu kifayah.

Ketika kita masih merasa berat menyentuh dan membaca Al Quran ini dikarenakan beberapa sebab. Sebab adalah masalah utama yang harus dicarikan solusi oleh kita semua kaum muslimin. Sebab-sebab itu di antaranya:

    Perasaan menganggap sepele tentang keutamaan membaca Al-Qur’an
    Lemah wawasan ber Al-Qur’an
    Tidak memiliki waktu yang wajib/target khusus untuk berinteraksi dengan Al Quran
    Lemahnya keinginan untuk bertilawah
    Terbawa lingkungan yang jauh dari Al-Qur’an
    Tidak tertarik dengan majelis yang menghidupkan Al Quran.

Untuk menanggulangi sederetan masalah diperlukan solusi dan kiat-kiat khusus di antaranya:

    Lancarkan bacaan yaitu dengan belajar secara talaqqi, dan sering tilawah, meski masih terbata-bata (muraja’ah = membaca berulang hingga benar) karena dalam hadits dikatakan “Orang yang mahir dengan Al-Qur’an akan bersama para malaikat yang mulia dan taat, dan orang yang terbata-bata serta merasa kesulitan, maka ia mendapatkan dua pahala (pahala membaca dan pahala semangat membaca)” (HR. Muslim).
    Tingkatkan wawasan ber Al-Qur’an, dengan sering-sering menghadiri majelis-majelis ilmu yang menghidupkan Al-Qur’an.
    Jadikan waktu khusus (target harian) untuk tilawah, anggap utang jika tidak memenuhi target dan bayarlah (qodo’), pada hari berikutnya.
    Berdoalah pada Allah agar dimudahkan dan diringankan untuk mempunyai waktu khusus membaca, merenungi bahkan menghafal Al-Qur’an.
    Perbanyak amal shalih karena amal shalih merupakan energy baru untuk amal shalih berikutnya.
    Banyak-banyak bergaul dengan orang-orang shalih yang menghidupkan dan dekat dengan Al Quran.

Sebagai khatimah tulisan ini saya sampaikan jika di awal saya begitu miris dengan sebagian remaja yang buta aksara Al-Qur’an, hati ini terasa sejuk, sekaligus bahagia dan iri pada anak2 belasan tahun bahkan masih di bawah sepuluh tahun yang menyetorkan hafalan surat Al Insan sore itu, meski kadang belum pas dan lupa panjang pendeknya. Karena hanya ada 2 macam iri yang diperbolehkan yaitu Pertama, seorang pemuda yang di beri ilmu, kemudian selalu membaca Al-Qur’an baik di waktu pagi maupun petang. Kedua, seorang pemuda yang dikaruniai rezeki oleh Allah, kemudian bersedekah karena Allah baik di waktu pagi maupun petang.

Perumpamaan orang Mukmin yang membaca Al-Qur’an seperti buah Utrujah, baunya harum dan rasanya enak. Dan perumpamaan orang Mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah Kurma, tidak wangi rasanya manis. dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an seperti buah Raihanah, baunya enak dan rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah Handzalah, tidak beraroma dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang membaca Al Quran kemudian meningkat (kehidupan kami), dan janganlah engkau jadikan kami orang-orang yang membaca Al-Qur’an namun kami menderita…

Wallahu a’lam bishawwab…

Sumber: http://www.dakwatuna.com/







Minggu, 26 Februari 2012

Jomblo Keren (Edisi Wanita)

Kesendirian adalah saat-saat berharga di mana kita benar-benar mengasah ibadah, kemampuan, kepribadian dan pencarian ilmu yang sebaik-baiknya. Sebagai bekal tatkala kita melepas masa kesendirian.

Kesendirian mengajarkan kepada kita, betapa sulitnya medan kehidupan tanpa adanya pendamping. Kita punya keluarga dan kawan-kawan, tapi tidak selalu keluarga dan kawan bisa menemani kegiatan atau keperluan kita. Mendengar hal paling rahasia yang kita simpan. Tapi kesulitan, bukan menjadikan kita lemah dan mencari pegangan yang akan membantu kita guna menjalani kehidupan. Pegangan atau di sebut seseorang yang siap sedia untuk mengantar dan menolong kita namun belum ada ikrar yang menghalalkan hubungan tersebut. Itu hanya akan menjadikan kita makin bertambah lemah.

Kesendirian mengajarkan ketangguhan sebagai wanita, tatkala berbagai rasa menerpa. Kesedihan, kegelisahan, kerinduan, kebencian. Kita bingung menumpahkan segala rasa itu kepada siapa. Tapi jika kita berusaha untuk mendekati Allah secara perlahan, kita bisa mengandalkan Allah untuk itu.  Serahkan segala keluh kesah, kelemahan dan rasa sayang kepada Allah. Allah menjadikan kita kuat. Mengandalkan Allah menjadikan kita bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Kita berpegang pada Yang Maha Kuat, yang semesta alam adalah ciptaanNya. Secara fisik, kita terlihat seorang diri. Berpanas-panasan berganti angkot ke sana kemari karena berbagai agenda kegiatan. Berseliweran di antara para pasangan yang telah menikah. Keinginan untuk di perhatikan dan selalu di sayang, adalah lumrah bagi seorang wanita. Anggap saja semua adalah warna kehidupan kita, warna ujian yang semoga bisa menguatkan iman kita.

Sejatinya kesendirian adalah mengasah diri untuk bermentalkan kemandirian. Wujud kita mungkin sebagai kepompong, yang terlihat buruk dan tidak enak karena harus berada dalam ruang sempit. Bukan tanpa alasan Allah menciptakan itu semua. Hanya ingin menjadikan kita layaknya seekor kupu-kupu yang indah dan mampu terbang di alam bebas. Jika kulit kepompong di robek sengaja, bukan malah menolongnya dari himpitan tapi sebenarnya ada kelemahan yang menunggunya tatkala ia berwujud kupu-kupu. Sama dengan kita sebagai wanita, jika kita merasa tidak tahan dengan kesendirian kemudian kita berusaha mengakhiri kesendirian dengan jalan yang buruk (baca: pacaran), sebenarnya akan melemahkan diri kita sendiri. Kita akan terbiasa terlayani dengan baik, jika tidak di bantu kita akan merasa tidak di sayang. Perlahan hal tersebut bisa menjadi kebiasaan buruk.

Akan ada masanya ketika romantika kesendirian menjadi suatu hikmah yang sangat bermakna, suatu cerita yang akan kita rindukan tatkala pasangan telah hadir di samping kita.

Kesabaran kita, keteguhan kita tidak akan berakhir sia-sia. Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk hambaNya. Insya Allah.

Allahua’lam.