Ada tiga macam rumah,
Pertama Rumah raja, di dalamnya ada simpanannya, tabungannya serta perhiasannya.
Kedua Rumah hamba, di dalamnya ada simpanan, tabungan dan perhiasan yang tidak seperti yang dimiliki seorang raja.
Dan ketiga adalah Rumah kosong, tidak ada isinya.
Jika datang seorang pencuri, rumah mana yang akan dimasukinya?
Apabila anda menjawab, ia akan masuk rumah yang kosong, tentu suatu hal yang tidak masuk akal, karena rumah kosong tidak ada barang yang bisa dicurinya.
Karena itulah dikatakan kepada Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu, bahwa ada orang-orang Yahudi mengklaim bahwa di dalam shalat, mereka ‘tidak pernah terganggu’, Maka Ibnu Abbas berkata:"Apakah yang bisa dikerjakan oleh syetan dalam rumah yang sudah rusak?"
Bila jawaban anda adalah: "Pencuri itu akan masuk rumah raja." Hal tersebut bagaikan sesuatu yang hampir mustahil, karena tentunya rumah raja dijaga oleh penjaga dan tentara, sehingga pencuri tidak bisa mendekatinya.
Bagaimana mungkin pencuri tersebut mendekatinya sementara para penjaga dan tentara senantiasa siap siaga di sekitar raja?
Sekarang tinggal rumah ketiga, maka hendaklah orang-orang berakal memperhatikan permisalan ini sebaik-baiknya, dan menganalogikannya (rumah) dengan hati, karena inilah yang dimaksudkannya.
Hati yang kosong dari kebajikan, yaitu hati orang-orang kafir dan munafik, adalah rumah setan, yang telah menjadikannya sebagai benteng bagi dirinya dan sebagai tempat tinggalnya. Maka adakah rangsangan untuk mencuri dari rumah itu sementara yang ada didalamnya hanyalah peninggalan setan, simpanannya dan gangguannya? (rumah ketiga).
Hati yang telah dipenuhi dengan kekuasaan Allah Subhanahu wa ta’ala dan keagungan-Nya, penuh dengan kecintaanNya dan senantiasa dalam penjagaan-Nya dan selalu malu darinya, Syetan mana yang berani memasuki hati ini? Bila ada yang ingin mencuri sesuatu darinya, apa yang akan dicurinya? (rumah pertama).
Hati yang di dalamnya ada tauhid Allah, mengerti tentang Allah, mencintaiNya, dan beriman kepadaNya, serta membenarkan janjiNya, Namun di dalamnya ada pula syahwat, sifat-sifat buruk, hawa nafsu dan tabiat tidak baik. Hati ini ada diantara dua hal. Kadang hatinya cenderung kepada keimanan, ma’rifah dan kecintaan kepada Allah semata, dan kadang condong kepada panggilan syetan, hawa nafsu dan tabiat tercela.(rumah kedua)
Hati semacam inilah yang dicari oleh syetan dan diinginkannya. Dan Allah memberikan pertolongan-Nya kepada yang dikehendakiNya. "Dan kemenanganmu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi maha bijaksana." (Ali Imran :126)
Syetan tidak bisa mengganggunya kecuali dengan senjata yang dimilikinya, yang dengannya ia masuk dalam hati. Di dalam hati seperti ini syetan mendapati senjata-senjatanya yang berupa syahwat, syubhat, khayalan-khayalan dan angan-angan dusta yang berada di dalam hati.
Saat memasukinya, syetan mendapati senjata-senjata tersebut dan mengambilnya serta menjadikannya menetap di hati. Apabila seorang hamba mempunyai benteng keimanan yang mengimbangi serangan tersebut, dan kekuatannya melebihi kekuatan penyerangnya, maka ia akan mampu mengalahkan syetan. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah semata
Rasulullah saw.pernah ditanya:”Wahai Rasulullah,sipakah sebenarnya sebaik-baik manusia itu?”Beliau menjawab ;”Setiap mukmin yang bersih hatinya .Lalu beliau di tanya lagi ;”Apa gerangan hati yang bersih itu?”Beliau menjawab“Yaitu yangbertaqwa lagi bersih ,yang tak melekat padanya tipu daya ,durhaka khianat ,dendam serta dengki”
(HR.Abu Hurairah dari Hadits Abdullah bin Umar dengan sanad shahih)
Jumat, 14 Oktober 2011
Putriku Yang Cantik....
Assalamu’alaikum wr wb
Tuan putri zainab syahidah
Apa kabar putri hari ini? Aku sangat merindukan tuan putri,rindu mendengar tuan putri mengaji siap sholat tahajjud,rindu melihat tuan putri menjauhiku dan bergegas mengambil whudu’ dikala semua orang tertidur lelap.Tuan putri zainab,sudah hampir 20 tahun aku menemani tuan putri dikamar kesayangan putri yang putri tempelkan sebuah kata-kata “jangan masuk sebelum mengucapakan Assalamu’alaikum” hari hari kebersamaan kita dikamar begitu indah putri.
Sejak usiamu 5 tahun ummi dan abi telah mempersiapkan kamar pribadi buat tuan putri,zainab syahidah nama putri yang dipersiapkan semenjak anti didalam kandungan.Tuan putri sejak usia 15 tahun kulihat tuan putri begitu aktif dan mulai jarang menemaniku tidur dan bersandar di pundakku,tuan putri mulai kulihat sibuk dengan beberapa kertas proposal,kajian-kajian ke Islaman dan juga teman-teman putri yang sering putri bawa ke kamar,lalu putri tulis-tulis sesuatu sambil menerangkan dengan serius sepertinya agenda dakwah…yang ku tahu dan kukenal lewat ummi dan abinya putri,mereka orangtua yang beruntung memiliki putri ceria lagi bersahaja.Tuan putri aku sungguh bahagia saat pertama setelah tamat SMP tuan putri memutuskan berjilbab,tuan putri tulis di diary sambil bersandar di pundakku bahwa tuan putri ingin ridho Allah dan menutup aurat,kulihat sebuah perubahan yang drastis denganmu tuan putri.kulihat tuan putri sering menangis sholat malam,lalu membaca al quran dengan khusuknya,aku tahu surah kesayangan ar rahmannya mishary Rashid selalu menemanimu sebelum tidur di pundakku yang hangat.
Tuan putri,di saat usiamu beranjak 20 tahun,semakin kulihat perubahan dalam dirimu,dan semakin sering pula kau tinggalkan daku sendiri dikamar sepi.tapi aku nguping kudengar sang ummi sering memberi nasehat jangan lupa makan walaupun sibuk,dengan sopan dan lembut putri selalu melayani keperluan ummi,ummi dan abi ingin sekali putri punya adik agar tidak kesepian di rumah,tapi ummi kondisi tubuh ummi yang tidak memungkinkan hamil lagi membuat putri besar dengan ummi dan abi saja,juga aku tentunya ^_^.
Namun ternyata hari-harimu tidak membuatmu bosan,putri sekarang sudah semester 1 fakultas kedokteran UNAND Padang,sepertinya putri bahagia sekali.walaupun ummi dan abi hidup sederhana tapi putri mampu menghibur dengan prestasi luar biasa dari SD sampai kuliah putri tetap juara,dan tidak sombong,itu sich aku nguping rumpiannya teman-teman putri dikamar,mereka cuek aja sama aku karena mereka pikir aku tidak akan mendengar rumpian mereka.Subhanallah putri tetap istiqamah sekali 2 minggu pulang kampung ke Padang panjang menjenguk ummi dan abi yang bekerja sebagai petani,setiap pulang putri akan langsung menghampiriku dan memberi salam kalau masuk ruanganku,putri lalu membersihkan semua ruangan,merapikan pakaianku dan kadang-kadang mengusapku haru seakan aku yang sudah tua ini begitu berharga.kudoakan selalu tuan putri sehat dan Allah beri perlindungannya juga kesuksesan menempuh pendidikan di kota Padang.
4 tahun berlalu…tuan putri sekarang sudah cukup dewasa sebentar lagi sudah mau wisuda dan dapat gelar Dr umum,tapi dasar tuan putri yang memang haus akan ilmu,akhirnya tuan putri melanjutkan mengambil specialis kandungan di univrsitas yang sama…ummi dan abi sudah medesak tuan putri menikah karena usia sudah 24 tahun,maklumlah dikampung usia segitu sudah dianggap tua sementara teman2 putri kebanyakan sudah menikah.terkadang aku heran dari mana tuan putri bisa membiayai kuliah yang tidak sedikit itu,tapi terjawab sudah saat kulihat tuan putri mencurahkan semuanya di diary sederhana bertuliskan “agenda kader PKS” kubaca dengan haru tuan putri menulis’
Ry alhamdulillah nikmat Allah memang tiada habis-habisnya di berikannya untukku,pekerjaan yang berkah mengajar privat mengaji di perumahan orang kaya di air tawar,teman2 yang pengertian di wisma mujahidah,kerja part time di TB Al fitrah,walaupun cukup letih prestasiku tetap bertahan di kedokteran,ry hari ini ustazah menawarkan seorang ikhwan juga seorang dokter specialis,aku mengenalnya karena sering mengisi acara di FKI Rabbani FK UNAND…bingung juga ya ry kalau dilamar..malah aku jarang kedapur,selama kuliah juga sering ditraktir teman,aduuh jadi malu ray…tapi aku akan tetap istikharah agar Allah memberi yang terbaik,trimaksih Allah untuk semua ini,hanya satu pintaku mudahkan segalanya jika engkau ridho ya Robb,aku ingin membahagiakan hari tua ummi dan abi tercinta..amin.
Duh tuan putriku aku menangis terharu bila kau bisa mendengar tangisanku melihat jerih payahmu berjuang di kota Padang,tidak mau menyusahkan ummi dan abi dan biaya kuliahmu juga dari beasiswa yang putri dapat setiap semesternya.
Putri,hari ini adalah hari istimewa bagimu,hari paling bersejarah dalam hembusan nafasmu..kata putri inilah anugrah ketiga terindah setelah hidayah dan bergabung dalam jemaah dakwah.Tuan putri melaksankan sholat dhuha sebelum berangkat ke Mesjid Darul ulum dekat pesantren dinniyah putri..jaraknya memang cukup jauh menempuh 10 menit perjalanan tapi karena permintaan putri sendiri agar pernikahan dilangsngkan dimesjid.Carry sederhana milik pak haji Imran pun mengantarkan tuan putri bersama ummi dan abi tercinta juga beberapa teman kuliah di FK haru bahagia…
Sekarang aku sendiri lagi dikamar ini,tapi aku dirias indah lho..aku menghias diri seindah mungkin berharap tuan putri dan pangerannya akan senang melihat penampilanku..kubuka-buka diary sang putri alangkah terkejutnya ketika kubaca sebuah tulisan ” ry..alhamdulillah akhirnya aku bisa juga menghafal Al Qur’an 30 juz,ya Allah berikalah kelak mahkota penghargaan kepada ummi dan abi atas perjuanganku menghafal ayat-ayatmu amin”
Masha Allah ternyata sang putri sudah jadi hafidzah…pantas saja dia beda dari akhwat yang lain,ditangannya selalu ada quran kecil .
2 jam sudah penantianku..kenapa tuan putri dan ummi juga abi belum kembali,apakah prosesi pernikahan begitu lama..aku sudah tidak sabar melihatmu tuan putri zainab syahidah binti saiffillah putri kesayangannya ummi aisha bersanding bahagia dengan pangerannya….
Ya Allah..ada apa gerangan,tiba-tiba ruanganku mendadak harum sekali bau bunga yasmin…kucari-cari asal baunya tapi gak ketemu,makin lama makin harum ..sayup sayup kudengar suara sirine ambulan,hah..ada apa bukankah tuan putri lagi menikah di mesjid seberang.Tak lama kemudian sebuah mobil ambulan berhenti di depan rumah sederhana…aku terkejut ketika beberapa wanita segera mengangkat tubuhku dan meletakkannya di ruang tengah..eh..eh..ada apa tuan putriku membutuhkaku..eeehh..tapi semua cuek seolah tidak mempedulikanku…
Aku terkejut bukan main,saat tubuhku dibaringkan di ruang tamu ternyata tuan putri disuruh berbaring di atasku,dia diangkat pelan di sertai tangisan pilu,..seluruh ruangan tiba-tiba harum…tuan putri ..tuan putri..jangan tinggalkan akuuuuu,airmataku tak tertahan saat sadar apa yang terjadi..tuan putri mengalami kecelakaan saat sebuah Bus ALS melaju kencang dan menghantam mobil carry yang membawa tuan putri ke masjid darul ulum…terasa mimpi…tuan putriiiiiiiiiiii.
Kulihat sosok pemuda berdiri membisu saat di persilahkan melihat calon pengantin wanitanya…tangisanku semakin menjadi….
Pemuda itu bergumam lirih..airmatanya mengalir deras : duhai…alangkah beruntungnya pemuda yang dijanjikan Allah untukmu di syurga wahai akhwatfillah…mungkin aku tidak pantas mendampingimu,mungkin aku mesti banyak lagi belajar tentang arti sebuah kesungguhan di jalan dakwah ini..selamat jalan ukhti…aku yakin Allah telah mempersiapkan yang terbaik untukmu disana..pemuda itupun berlalu dengan isakan tertahan
Tubuhku semakin lemas..putri tak bergeming tetap diam seakan tak mau berpisah denganku..tuan putriiiiiiiiiiiiiiiiii…….
Lima hari sudah berlalu sejak kepergian putri zainab syahidah..kini aku sendiri dalam sunyi berkepanjangan..hanya sesekali kulihat ummi membersihkan kamar putri dan melaksanakan sholat dhuha seperti kebiasaan putri sebelumnya… Ya Allah terimalah tuan putriku disisimu jadikanlah aku menjadi saksi akan amal-amalnya di akhirat nanti amin.
Akupun tenggelam dalam doa,duhai tuan Putri zainab syahidah…kebersamaan denganmutakkan pernah kulupa.
Salam cintaku karena Allah
KASUR
Buat sebuah nama kesayangan yang selalu hadir dalam doa-doaku…semoga Engkau hadir atas ridho Allah duhai putri impianku
Tuan putri zainab syahidah
Apa kabar putri hari ini? Aku sangat merindukan tuan putri,rindu mendengar tuan putri mengaji siap sholat tahajjud,rindu melihat tuan putri menjauhiku dan bergegas mengambil whudu’ dikala semua orang tertidur lelap.Tuan putri zainab,sudah hampir 20 tahun aku menemani tuan putri dikamar kesayangan putri yang putri tempelkan sebuah kata-kata “jangan masuk sebelum mengucapakan Assalamu’alaikum” hari hari kebersamaan kita dikamar begitu indah putri.
Sejak usiamu 5 tahun ummi dan abi telah mempersiapkan kamar pribadi buat tuan putri,zainab syahidah nama putri yang dipersiapkan semenjak anti didalam kandungan.Tuan putri sejak usia 15 tahun kulihat tuan putri begitu aktif dan mulai jarang menemaniku tidur dan bersandar di pundakku,tuan putri mulai kulihat sibuk dengan beberapa kertas proposal,kajian-kajian ke Islaman dan juga teman-teman putri yang sering putri bawa ke kamar,lalu putri tulis-tulis sesuatu sambil menerangkan dengan serius sepertinya agenda dakwah…yang ku tahu dan kukenal lewat ummi dan abinya putri,mereka orangtua yang beruntung memiliki putri ceria lagi bersahaja.Tuan putri aku sungguh bahagia saat pertama setelah tamat SMP tuan putri memutuskan berjilbab,tuan putri tulis di diary sambil bersandar di pundakku bahwa tuan putri ingin ridho Allah dan menutup aurat,kulihat sebuah perubahan yang drastis denganmu tuan putri.kulihat tuan putri sering menangis sholat malam,lalu membaca al quran dengan khusuknya,aku tahu surah kesayangan ar rahmannya mishary Rashid selalu menemanimu sebelum tidur di pundakku yang hangat.
Tuan putri,di saat usiamu beranjak 20 tahun,semakin kulihat perubahan dalam dirimu,dan semakin sering pula kau tinggalkan daku sendiri dikamar sepi.tapi aku nguping kudengar sang ummi sering memberi nasehat jangan lupa makan walaupun sibuk,dengan sopan dan lembut putri selalu melayani keperluan ummi,ummi dan abi ingin sekali putri punya adik agar tidak kesepian di rumah,tapi ummi kondisi tubuh ummi yang tidak memungkinkan hamil lagi membuat putri besar dengan ummi dan abi saja,juga aku tentunya ^_^.
Namun ternyata hari-harimu tidak membuatmu bosan,putri sekarang sudah semester 1 fakultas kedokteran UNAND Padang,sepertinya putri bahagia sekali.walaupun ummi dan abi hidup sederhana tapi putri mampu menghibur dengan prestasi luar biasa dari SD sampai kuliah putri tetap juara,dan tidak sombong,itu sich aku nguping rumpiannya teman-teman putri dikamar,mereka cuek aja sama aku karena mereka pikir aku tidak akan mendengar rumpian mereka.Subhanallah putri tetap istiqamah sekali 2 minggu pulang kampung ke Padang panjang menjenguk ummi dan abi yang bekerja sebagai petani,setiap pulang putri akan langsung menghampiriku dan memberi salam kalau masuk ruanganku,putri lalu membersihkan semua ruangan,merapikan pakaianku dan kadang-kadang mengusapku haru seakan aku yang sudah tua ini begitu berharga.kudoakan selalu tuan putri sehat dan Allah beri perlindungannya juga kesuksesan menempuh pendidikan di kota Padang.
4 tahun berlalu…tuan putri sekarang sudah cukup dewasa sebentar lagi sudah mau wisuda dan dapat gelar Dr umum,tapi dasar tuan putri yang memang haus akan ilmu,akhirnya tuan putri melanjutkan mengambil specialis kandungan di univrsitas yang sama…ummi dan abi sudah medesak tuan putri menikah karena usia sudah 24 tahun,maklumlah dikampung usia segitu sudah dianggap tua sementara teman2 putri kebanyakan sudah menikah.terkadang aku heran dari mana tuan putri bisa membiayai kuliah yang tidak sedikit itu,tapi terjawab sudah saat kulihat tuan putri mencurahkan semuanya di diary sederhana bertuliskan “agenda kader PKS” kubaca dengan haru tuan putri menulis’
Ry alhamdulillah nikmat Allah memang tiada habis-habisnya di berikannya untukku,pekerjaan yang berkah mengajar privat mengaji di perumahan orang kaya di air tawar,teman2 yang pengertian di wisma mujahidah,kerja part time di TB Al fitrah,walaupun cukup letih prestasiku tetap bertahan di kedokteran,ry hari ini ustazah menawarkan seorang ikhwan juga seorang dokter specialis,aku mengenalnya karena sering mengisi acara di FKI Rabbani FK UNAND…bingung juga ya ry kalau dilamar..malah aku jarang kedapur,selama kuliah juga sering ditraktir teman,aduuh jadi malu ray…tapi aku akan tetap istikharah agar Allah memberi yang terbaik,trimaksih Allah untuk semua ini,hanya satu pintaku mudahkan segalanya jika engkau ridho ya Robb,aku ingin membahagiakan hari tua ummi dan abi tercinta..amin.
Duh tuan putriku aku menangis terharu bila kau bisa mendengar tangisanku melihat jerih payahmu berjuang di kota Padang,tidak mau menyusahkan ummi dan abi dan biaya kuliahmu juga dari beasiswa yang putri dapat setiap semesternya.
Putri,hari ini adalah hari istimewa bagimu,hari paling bersejarah dalam hembusan nafasmu..kata putri inilah anugrah ketiga terindah setelah hidayah dan bergabung dalam jemaah dakwah.Tuan putri melaksankan sholat dhuha sebelum berangkat ke Mesjid Darul ulum dekat pesantren dinniyah putri..jaraknya memang cukup jauh menempuh 10 menit perjalanan tapi karena permintaan putri sendiri agar pernikahan dilangsngkan dimesjid.Carry sederhana milik pak haji Imran pun mengantarkan tuan putri bersama ummi dan abi tercinta juga beberapa teman kuliah di FK haru bahagia…
Sekarang aku sendiri lagi dikamar ini,tapi aku dirias indah lho..aku menghias diri seindah mungkin berharap tuan putri dan pangerannya akan senang melihat penampilanku..kubuka-buka diary sang putri alangkah terkejutnya ketika kubaca sebuah tulisan ” ry..alhamdulillah akhirnya aku bisa juga menghafal Al Qur’an 30 juz,ya Allah berikalah kelak mahkota penghargaan kepada ummi dan abi atas perjuanganku menghafal ayat-ayatmu amin”
Masha Allah ternyata sang putri sudah jadi hafidzah…pantas saja dia beda dari akhwat yang lain,ditangannya selalu ada quran kecil .
2 jam sudah penantianku..kenapa tuan putri dan ummi juga abi belum kembali,apakah prosesi pernikahan begitu lama..aku sudah tidak sabar melihatmu tuan putri zainab syahidah binti saiffillah putri kesayangannya ummi aisha bersanding bahagia dengan pangerannya….
Ya Allah..ada apa gerangan,tiba-tiba ruanganku mendadak harum sekali bau bunga yasmin…kucari-cari asal baunya tapi gak ketemu,makin lama makin harum ..sayup sayup kudengar suara sirine ambulan,hah..ada apa bukankah tuan putri lagi menikah di mesjid seberang.Tak lama kemudian sebuah mobil ambulan berhenti di depan rumah sederhana…aku terkejut ketika beberapa wanita segera mengangkat tubuhku dan meletakkannya di ruang tengah..eh..eh..ada apa tuan putriku membutuhkaku..eeehh..tapi semua cuek seolah tidak mempedulikanku…
Aku terkejut bukan main,saat tubuhku dibaringkan di ruang tamu ternyata tuan putri disuruh berbaring di atasku,dia diangkat pelan di sertai tangisan pilu,..seluruh ruangan tiba-tiba harum…tuan putri ..tuan putri..jangan tinggalkan akuuuuu,airmataku tak tertahan saat sadar apa yang terjadi..tuan putri mengalami kecelakaan saat sebuah Bus ALS melaju kencang dan menghantam mobil carry yang membawa tuan putri ke masjid darul ulum…terasa mimpi…tuan putriiiiiiiiiiii.
Kulihat sosok pemuda berdiri membisu saat di persilahkan melihat calon pengantin wanitanya…tangisanku semakin menjadi….
Pemuda itu bergumam lirih..airmatanya mengalir deras : duhai…alangkah beruntungnya pemuda yang dijanjikan Allah untukmu di syurga wahai akhwatfillah…mungkin aku tidak pantas mendampingimu,mungkin aku mesti banyak lagi belajar tentang arti sebuah kesungguhan di jalan dakwah ini..selamat jalan ukhti…aku yakin Allah telah mempersiapkan yang terbaik untukmu disana..pemuda itupun berlalu dengan isakan tertahan
Tubuhku semakin lemas..putri tak bergeming tetap diam seakan tak mau berpisah denganku..tuan putriiiiiiiiiiiiiiiiii…….
Lima hari sudah berlalu sejak kepergian putri zainab syahidah..kini aku sendiri dalam sunyi berkepanjangan..hanya sesekali kulihat ummi membersihkan kamar putri dan melaksanakan sholat dhuha seperti kebiasaan putri sebelumnya… Ya Allah terimalah tuan putriku disisimu jadikanlah aku menjadi saksi akan amal-amalnya di akhirat nanti amin.
Akupun tenggelam dalam doa,duhai tuan Putri zainab syahidah…kebersamaan denganmutakkan pernah kulupa.
Salam cintaku karena Allah
KASUR
Buat sebuah nama kesayangan yang selalu hadir dalam doa-doaku…semoga Engkau hadir atas ridho Allah duhai putri impianku
Ketulusanmu
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.
1.> Kerendahan Hati
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang
yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa
membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya
tidak merasa minder.
2.> Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.
3.> Positive Thinking
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.
4.> Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.
5.> Bertanggung jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.
6.> Percaya Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.
7.> Kebesaran Jiwa
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain.
Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.
8.> Easy Going
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.
9.> Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.
1.> Kerendahan Hati
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang
yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa
membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya
tidak merasa minder.
2.> Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.
3.> Positive Thinking
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.
4.> Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.
5.> Bertanggung jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.
6.> Percaya Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.
7.> Kebesaran Jiwa
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain.
Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.
8.> Easy Going
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.
9.> Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.
♥♥ ~* Seorang akhwat yang ada dalam doaku*~ ♥♥
Yaa……Rabbi..,
Aku berdoa untuk seorang akhwat yang akan menjadi bagian dari hidupku
Seseorang yang sangat mencintaiMu lebih dari segala sesuatu
Seorang yang akan meletakkanku pada posisi di hatinya setelah Engkau dan Muhammad shallahu’alaihiwasalam
Seseorang yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk-Mu dan orang lain
Wajah, fisik, status atau harta tidaklah penting
Yang terpenting adalah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau
Dan berusaha menjadikan sifat-sifat baikMu ada pada pribadinya
Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup
Sehingga hidupnya tidak sia-sia
Seseorang yang memiliki hati yang bijak, tidak hanya otak yang cerdas
Seseorang yang tidak hanya mencintaiku, tapi juga menghormatiku
Seorang yang tidak hanya memujaku, tetapi juga dapat menasehatiku
Seseorang yang mencintaiku bukan karena fisikku, hartaku atau statusku tapi karena Engkau
Seorang yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi
Seseorang yang membuatku merasa sebagai lelaki shalehah ketika aku berada di sisinya
Seseorang yang bisa menjadi asisten sang nahkoda kapal
Seseorang yang bisa menjadi penuntun kenakalan balita yang nakal
Seseorang yang bisa menjadi penawar bisa
Seseorang yang sabar mengingatkan saat diriku lancang
Ya..Rabbi..,
Aku tak meminta seseorang yang sempurna
Hingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMu
Seseorang yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
Seorang yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya lebih hidup
Aku tidak mengharap dia semulia Fatimah Radhiyallahuanha, tidak setaqwa Aisyah Radhiyallahuanha ,Pun tidak secantik Zainab Radhiyallahuanha, apalagi sekaya Khodijah Radhiyallahuanha.
Aku hanya mengharap seorang akhwat akhir zaman,
Yang punya cita-cita mengikuti jejak mereka,
Membangun keturunan yang sholeh,
Membangun peradaban,
dan membuat Rasulullah shallahu’alaihiwasalam bangga di akhirat
Karena aku sadar aku bukanlah
orang yang semulia abu baker Radhiyallahu,
Atau setaqwa umar Radhiyallahu, pun setabah Ustman Radhiyallahu,
Ataupun sekaya Abdurrahman bin auf Radhiyallahu, setegar zaid Radhiyallahu
Juga segagah Ali Radhiyallahu, apalagi setampan usamah Radhiyallahu.
Aku hanyalah seorang lelaki akhir zaman
yang punya cita – cinta
Ya…..Rabbi..,
Aku juga meminta, Jadikanlah ia sandaran bagiku
Buatlah aku menjadi ikhwan yang dapat membuatnya bangga
Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sepenuh jiwaku
Berikanlah sifat yang lembut, sehingga auraku datang dariMu
Berikanlah aku tangan sehingga aku mampu berdoa untuknya
Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak kebaikan dalam dirinya
Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,
Mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat
kokohnya benteng tidak bisa dibangun dalam semalam, namun bisa hancur dalam sedetik
Kota Baghdad tak dibangun dalam sehari, namun bisa hancur dalam sekejap
Perkawinan tak dirajut dalam pertimbangan sesaat, namun bisa saja terberai dalam sesaat
Pernikahan, bukanlah akhir dari sebuah perjalanan
Tapi awal sebuah langkah
Karenanya, jadikanlah kelak pernikahan kami sebagai titian
Untuk belajar kesabaran & ridho-Mu, ya Rabbi
Dan bilamana akhirnya kami berdua bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan:
” Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yang
dapat membuat hidupku menjadi sempurna”.
Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat
Dan Engkau akan membuat segalanya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan….
Astaghfirullah, Wallahu’alam bisshowab
Dari ikhwan yang membutuhkan ampunan Allah azzawajalla, dan mengharapkan doaku dikabulkanNYA untuk mendapatkan istri yang sholehah.
Aku berdoa untuk seorang akhwat yang akan menjadi bagian dari hidupku
Seseorang yang sangat mencintaiMu lebih dari segala sesuatu
Seorang yang akan meletakkanku pada posisi di hatinya setelah Engkau dan Muhammad shallahu’alaihiwasalam
Seseorang yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk-Mu dan orang lain
Wajah, fisik, status atau harta tidaklah penting
Yang terpenting adalah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau
Dan berusaha menjadikan sifat-sifat baikMu ada pada pribadinya
Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup
Sehingga hidupnya tidak sia-sia
Seseorang yang memiliki hati yang bijak, tidak hanya otak yang cerdas
Seseorang yang tidak hanya mencintaiku, tapi juga menghormatiku
Seorang yang tidak hanya memujaku, tetapi juga dapat menasehatiku
Seseorang yang mencintaiku bukan karena fisikku, hartaku atau statusku tapi karena Engkau
Seorang yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi
Seseorang yang membuatku merasa sebagai lelaki shalehah ketika aku berada di sisinya
Seseorang yang bisa menjadi asisten sang nahkoda kapal
Seseorang yang bisa menjadi penuntun kenakalan balita yang nakal
Seseorang yang bisa menjadi penawar bisa
Seseorang yang sabar mengingatkan saat diriku lancang
Ya..Rabbi..,
Aku tak meminta seseorang yang sempurna
Hingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMu
Seseorang yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
Seorang yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya lebih hidup
Aku tidak mengharap dia semulia Fatimah Radhiyallahuanha, tidak setaqwa Aisyah Radhiyallahuanha ,Pun tidak secantik Zainab Radhiyallahuanha, apalagi sekaya Khodijah Radhiyallahuanha.
Aku hanya mengharap seorang akhwat akhir zaman,
Yang punya cita-cita mengikuti jejak mereka,
Membangun keturunan yang sholeh,
Membangun peradaban,
dan membuat Rasulullah shallahu’alaihiwasalam bangga di akhirat
Karena aku sadar aku bukanlah
orang yang semulia abu baker Radhiyallahu,
Atau setaqwa umar Radhiyallahu, pun setabah Ustman Radhiyallahu,
Ataupun sekaya Abdurrahman bin auf Radhiyallahu, setegar zaid Radhiyallahu
Juga segagah Ali Radhiyallahu, apalagi setampan usamah Radhiyallahu.
Aku hanyalah seorang lelaki akhir zaman
yang punya cita – cinta
Ya…..Rabbi..,
Aku juga meminta, Jadikanlah ia sandaran bagiku
Buatlah aku menjadi ikhwan yang dapat membuatnya bangga
Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sepenuh jiwaku
Berikanlah sifat yang lembut, sehingga auraku datang dariMu
Berikanlah aku tangan sehingga aku mampu berdoa untuknya
Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak kebaikan dalam dirinya
Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,
Mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat
kokohnya benteng tidak bisa dibangun dalam semalam, namun bisa hancur dalam sedetik
Kota Baghdad tak dibangun dalam sehari, namun bisa hancur dalam sekejap
Perkawinan tak dirajut dalam pertimbangan sesaat, namun bisa saja terberai dalam sesaat
Pernikahan, bukanlah akhir dari sebuah perjalanan
Tapi awal sebuah langkah
Karenanya, jadikanlah kelak pernikahan kami sebagai titian
Untuk belajar kesabaran & ridho-Mu, ya Rabbi
Dan bilamana akhirnya kami berdua bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan:
” Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yang
dapat membuat hidupku menjadi sempurna”.
Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat
Dan Engkau akan membuat segalanya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan….
Astaghfirullah, Wallahu’alam bisshowab
Dari ikhwan yang membutuhkan ampunan Allah azzawajalla, dan mengharapkan doaku dikabulkanNYA untuk mendapatkan istri yang sholehah.
DIKALA CINTA TELAH TIBA...
Anakku, begitu sering kau bicara tentang cinta.
Cinta kepada istri, cinta kepada anak, cinta kepada agama, cinta kepada bangsa, cinta kepada filosofi, cinta kepada rumah, cinta kepada kebenaran, cinta kepada Tuhan.
Apakah isi, atau esensi, dari cintamu itu?
Kau bilang itu cinta suci, cinta sejati, cinta yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam, cinta sepenuh hati, cinta pertama…
Apakah benar begitu, anakku?
“ANAKKU, mari kita bicara tentang cinta. Cinta apa yang kau miliki?”
Merasa diri ini memang belum paham apa makna cinta yang sebenarnya, maka aku dengarkan baik-baik setiap hikmah yang menyemburat seperti cahaya.
Anakku, kamu harus membuka hatimu lebar-lebar agar bisa menangkap esensi cinta yang akan aku sampaikan. Simpan pertanyaanmu untuk nanti, karena setiap pertanyaan itu terlahir dari akal. Seperti langit, akal melayang tinggi di atas bumi tempatmu berpijak. Dan kau pun akan jauh dari hati pijakanmu, satu-satunya titik yang mampu menangkap esensi cinta.
Lihat batang bunga mawar itu.
Dia punya potensi untuk mempersembahkan bunga merah dan harum yang semerbak. Namun jika batang itu tak pernah ditanam, tak akan pernah mawar itu menghiasi kebunmu. Maka, hanya dengan membuka diri untuk tumbuhnya akar dan daun lah, batang mawar itu akan melahirkan bunga mawar yang harum. Demikian juga dengan hatimu, anakku. Kau harus membukanya, agar potensi cinta yang terkandung di dalamnya bisa merekah, lalu menyinari dunia sekitarmu dengan kedamaian.
Anakku, begitu sering kau bicara tentang cinta.
Cinta kepada istri, cinta kepada anak, cinta kepada agama, cinta kepada bangsa, cinta kepada filosofi, cinta kepada rumah, cinta kepada kebenaran, cinta kepada Tuhan. Apakah isi, atau esensi, dari cintamu itu? Kau bilang itu cinta suci, cinta sejati, cinta yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam, cinta sepenuh hati, cinta pertama…
Apakah benar begitu, anakku?
Mungkin di desamu kau punya seekor kuda.
Begitu sayangnya kau pada kuda itu. Setiap hari kau beri makan, minum, kau rawat bulunya, kau bersihkan, kau ajak jalan-jalan. Seolah kuda itu telah menjadi bagian dari hidupmu, seperti saudaramu. Kau mencintai kuda itu sepenuh hati. Namun, suatu ketika datang orang yang ingin membelinya dengan harga yang fantastis. Hatimu goyah, dan kau pun menjualnya. Cintamu tidak sepenuh hati, karena kau rela menjual cinta. Kau mencintai kuda, karena kegagahannya membuatmu bangga dan selalu senang ketika menungganginya. Namun, ketika datang harta yang lebih memberikan kesenangan, kau berpaling. Kau cinta karena kau mengharapkan sesuatu dari yang kau cintai. Kau cinta kudamu, karena mengharapkan kegagahan. Cintamu berpaling kepada harta, karena kau mengharapkan kekayaan. Ketika keadaan berubah, berubah pula cintamu.
Kau sudah punya istri.
Begitu besar cintamu kepadanya. Bahkan kau bilang, dia adalah pasangan sayapmu. Tak mampu kau terbang jika pasangan sayapmu sakit. Cintamu cinta sejati, sehidup semati. Namun, ketika kekasihmu sedang tak enak hati yang keseratus kali, kau enggan menghiburnya, kau biarkan dia dengan nestapanya karena sudah biasa. Ketika dia sakit yang ke lima puluh kali, perhatianmu pun berkurang, tidak seperti ketika pertama kali kau bersamanya. Ketika dia berbuat salah yang ke sepuluh kali, kau pun menjadi mudah marah dan kesal. Tidak seperti pertama kali kau melihatnya, kau begitu pemaaf. Dan kelak ketika dia sudah keriput kulitnya, akan kan kau cari pengganti dengan alasan dia tak mampu mendukung perjuanganmu lagi? Kalau begitu, maka cintamu cinta berpengharapan. Kau mencintainya, karena dia memberi kebahagiaan kepadamu. Kau mencintainya, karena dia mampu mendukungmu. Ketika semua berubah, berubah pula cintamu.
Kau punya sahabat.
Begitu sayangnya kau kepadanya. Sejak kecil kau bermain bersamanya, dan hingga dewasa kau dan dia masih saling membantu, melebihi saudara. Kau pun menyatakan bahwa dia sahabat sejatimu. Begitu besar sayangmu kepadanya, tak bisa digantikan oleh harta. Namun suatu ketika dia mengambil jalan hidup yang berbeda dengan keyakinanmu. Setengah mati kau berusaha menahannya. Namun dia terus melangkah, karena dia yakin itulah jalannya. Akhirnya, bekal keyakinan dan imanmu menyatakan bahwa dia bukan sahabatmu, bukan saudaramu lagi. Dan perjalanan kalian sampai di situ. Kau mencintainya, karena dia mencintaimu, sejalan denganmu. Kau mendukungnya, mendoakannya, membelanya, mengunjunginya, karena dia seiman denganmu. Namun ketika dia berubah keyakinan, hilang sudah cintamu. Cintamu telah berubah.
Kau memegang teguh agamamu.
Begitu besar cintamu kepada jalanmu. Kau beri makan fakir miskin, kau tolong anak yatim, tak pernah kau tinggalkan ibadahmu, dengan harapan kelak kau bisa bertemu Tuhanmu. Namun, suatu ketika orang lain menghina nabimu, dan kau pun marah dan membakar tanpa ampun. Apakah kau lupa bahwa jalanmu mengajak untuk mengutamakan cinta dan maaf? Dan jangankan orang lain yang menghina agamamu, saudaramu yang berbeda pemahaman saja engkau kafirkan, engkau jauhi, dan engkau halalkan darahnya. Bukankah Tuhanmu saja tetap cinta kepada makhluk-Nya yang seperti ini, meskipun mereka bersujud atau menghina-Nya? Kau cinta kepada agamamu, tapi kau persepsikan cinta yang diajarkan oleh Tuhanmu dengan caramu sendiri.
Anakku, selama kau begitu kuat terikat kepada sesuatu dan memfokuskan cintamu pada sesuatu itu, selama itu pula kau tidak akan menemukan True Love. Cintamu adalah Selfish Love, cinta yang mengharapkan, cinta karena menguntungkanmu. Cinta yang akan luntur ketika sesuatu yang kau cintai itu berubah. Dengan cinta seperti ini kau ibaratnya sedang mengaspal jalan. Kau tebarkan pasir di atas sebuah jalan untuk meninggikannya. Lalu kau keraskan dan kau lapisi atasnya dengan aspal. Pada awalnya tampak bagus, kuat, dan nyaman dilewati. Setiap hari kendaraan lewat di atasnya. Dan musim pun berubah, ketika hujan turun dengan derasnya, dan truk-truk besar melintasinya. Lapisannya mengelupas, dan lama-lama tampak lah lobang di atas jalan itu. Cinta yang bukan True Love, adalah cinta yang seperti ini, yang akan berubah ketika sesuatu yang kau cintai itu berubah. Kau harus memahami hal ini, anakku.
Sekarang lihatlah, bagaimana Tuhanmu memberikan cinta-Nya. Dia mencintai setiap yang hidup, dengan cinta (rahmaniyyah) yang sama, tidak membeda-bedakan. Manusia yang menyembah-Nya dan manusia yang menghina-Nya, semua diberi-Nya kehidupan. Kekuasaan-Nya ada di setiap yang hidup. Dia tidak meninggalkan makhluk-Nya, hanya karena si makhluk tidak lagi percaya kepadanya. Jika Dia hanya mencintai mereka yang menyembah-Nya saja, maka Dia pilih kasih, Dia memberi cinta yang berharap, mencintai karena disembah. Dia tidak begitu, dia tetap mencintai setiap ciptaan-Nya. ItulahTrue Love. Cinta yang tak pernah berubah, walau yang dicintai berubah. Itulah cinta kepunyaan Tuhan. Anakku, kau harus menyematkan cinta sejati ini dalam dirimu. Tanam bibitnya, pupuk agar subur, dan tebarkan bunga dan buahnya ke alam di sekitarmu.
Dan kau perlu tahu, anakku. Selama kau memfokuskan cintamu pada yang kau cintai, maka selama itu pula kau tak akan pernah bisa memiliki cinta sejati, True Love. Cinta sejati hanya kau rasakan, ketika kau melihat Dia dalam titik pusat setiap yang kau cintai. Ketika kau mencintai istrimu, bukan kecantikan dan kebaikan istrimu itu yang kau lihat, tapi yang kau lihat “Ya Allah! Ini ciptaan-Mu, sungguh cantiknya. Ini kebaikan-Mu yang kau sematkan dalam dirinya.” Ketika kau lihat saudaramu entah yang sejalan maupun yang berseberangan, kau lihat pancaran Cahaya-Nya dalam diri mereka, yang tersembunyi dalam misteri jiwanya. Kau harus bisa melihat Dia, dalam setiap yang kau cintai, setiap yang kau lihat. Ketika kau melihat makanan, kau bilang “Ya Allah, ini makanan dari-Mu. Sungguh luar biasa!” Ketika kau melihat seekor kucing yang buruk rupa, kau melihat kehidupan-Nya yang mewujud dalam diri kucing itu. Ketika kau mengikuti sebuah ajaran, kau lihat Dia yang berada dibalik ajaran itu, bukan ajaran itu yang berubah jadi berhalamu. Ketika kau melihat keyakinan lain, kau lihat Dia yang menciptakan keyakinan itu, dengan segala rahasia dan maksud yang kau belum mengerti.
Ketika kau bisa melihat Dia, kemanapun wajahmu memandang, saat itulah kau akan memancarkan cinta sejati kepada alam semesta. Cintamu tidak terikat dan terfokus pada yang kau pegang. Cintamu tak tertipu oleh baju filosofi, agama, istri, dan harta benda yang kau cintai. Cintamu langsung melihat titik pusat dari segala filosofi, agama, istri, dan harta benda, dimana Dia berada di titik pusat itu. Cintamu langsung melihat Dia.
Dan hanya Dia yang bisa memandang Dia. Kau harus memahami ini, anakku. Maka, dalam dirimu hanya ada Dia, hanya ada pancaran cahaya-Nya. Dirimu harus seperti bunga mawar yang merekah. Karena hanya saat mawar merekah lah akan tampak kehindahan di dalamnya, dan tersebar bau wangi ke sekitarnya. Mawar yang tertutup, yang masih kuncup, ibarat cahaya yang masih tertutup oleh lapisan-lapisan jiwa. Apalagi mawar yang masih berupa batang, semakin jauh dari terpancarnya cahaya. Bukalah hatimu, mekarkan mawarmu.
Anakku, hanya jiwa yang telah berserah diri sajalah yang akan memancarkan cahaya-Nya.
Sedangkan jiwa yang masih terlalu erat memegang segala yang dicintainya, akan menutup cahaya itu dengan berhala filosofi, agama, istri, dan harta benda.
Lihat kembali, anakku, akan pengakuanmu bahwa kau telah berserah diri.
Lihat baik-baik, teliti dengan seksama, apakah pengakuan itu hanya pengakuan sepihak darimu?
Apakah Dia sudah membenarkan pengakuanmu?
Ketika kau bilang “Allahu Akbar,” apakah kau benar-benar sudah bisa melihat ke-”akbar”-an Dia dalam setiap yang kau lihat?
Jika kau masih erat mencintai berhala-berhalamu, maka sesungguhnya jalanmu menuju keberserahdirian masih panjang. Jalanmu menuju keber-”Islam”-an masih jauh di depan. Kau masih harus membuka kebun bunga mawar yang terkunci rapat dalam hatimu. Dan hanya Dia-lah yang memegang kunci kebun itu. Mintalah kepada-Nya untuk membukanya. Lalu, masuklah ke dalam taman mawarmu. Bersihkan rumput-rumput liar di sana, gemburkan tanah, sirami batang mawar, halau jauh-jauh ulat yang memakan daunnya. Kemudian, bersabarlah, bersyukurlah, dan bertawakkal-lah. Insya Allah, suatu saat, jika kau melakukan ini semua, mawar itu akan berbunga, lalu merekah menyebarkan bau harum ke penjuru istana.
Semoga Allah membimbingmu, anakku.
Semoga bermanfaat.
Cinta kepada istri, cinta kepada anak, cinta kepada agama, cinta kepada bangsa, cinta kepada filosofi, cinta kepada rumah, cinta kepada kebenaran, cinta kepada Tuhan.
Apakah isi, atau esensi, dari cintamu itu?
Kau bilang itu cinta suci, cinta sejati, cinta yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam, cinta sepenuh hati, cinta pertama…
Apakah benar begitu, anakku?
“ANAKKU, mari kita bicara tentang cinta. Cinta apa yang kau miliki?”
Merasa diri ini memang belum paham apa makna cinta yang sebenarnya, maka aku dengarkan baik-baik setiap hikmah yang menyemburat seperti cahaya.
Anakku, kamu harus membuka hatimu lebar-lebar agar bisa menangkap esensi cinta yang akan aku sampaikan. Simpan pertanyaanmu untuk nanti, karena setiap pertanyaan itu terlahir dari akal. Seperti langit, akal melayang tinggi di atas bumi tempatmu berpijak. Dan kau pun akan jauh dari hati pijakanmu, satu-satunya titik yang mampu menangkap esensi cinta.
Lihat batang bunga mawar itu.
Dia punya potensi untuk mempersembahkan bunga merah dan harum yang semerbak. Namun jika batang itu tak pernah ditanam, tak akan pernah mawar itu menghiasi kebunmu. Maka, hanya dengan membuka diri untuk tumbuhnya akar dan daun lah, batang mawar itu akan melahirkan bunga mawar yang harum. Demikian juga dengan hatimu, anakku. Kau harus membukanya, agar potensi cinta yang terkandung di dalamnya bisa merekah, lalu menyinari dunia sekitarmu dengan kedamaian.
Anakku, begitu sering kau bicara tentang cinta.
Cinta kepada istri, cinta kepada anak, cinta kepada agama, cinta kepada bangsa, cinta kepada filosofi, cinta kepada rumah, cinta kepada kebenaran, cinta kepada Tuhan. Apakah isi, atau esensi, dari cintamu itu? Kau bilang itu cinta suci, cinta sejati, cinta yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam, cinta sepenuh hati, cinta pertama…
Apakah benar begitu, anakku?
Mungkin di desamu kau punya seekor kuda.
Begitu sayangnya kau pada kuda itu. Setiap hari kau beri makan, minum, kau rawat bulunya, kau bersihkan, kau ajak jalan-jalan. Seolah kuda itu telah menjadi bagian dari hidupmu, seperti saudaramu. Kau mencintai kuda itu sepenuh hati. Namun, suatu ketika datang orang yang ingin membelinya dengan harga yang fantastis. Hatimu goyah, dan kau pun menjualnya. Cintamu tidak sepenuh hati, karena kau rela menjual cinta. Kau mencintai kuda, karena kegagahannya membuatmu bangga dan selalu senang ketika menungganginya. Namun, ketika datang harta yang lebih memberikan kesenangan, kau berpaling. Kau cinta karena kau mengharapkan sesuatu dari yang kau cintai. Kau cinta kudamu, karena mengharapkan kegagahan. Cintamu berpaling kepada harta, karena kau mengharapkan kekayaan. Ketika keadaan berubah, berubah pula cintamu.
Kau sudah punya istri.
Begitu besar cintamu kepadanya. Bahkan kau bilang, dia adalah pasangan sayapmu. Tak mampu kau terbang jika pasangan sayapmu sakit. Cintamu cinta sejati, sehidup semati. Namun, ketika kekasihmu sedang tak enak hati yang keseratus kali, kau enggan menghiburnya, kau biarkan dia dengan nestapanya karena sudah biasa. Ketika dia sakit yang ke lima puluh kali, perhatianmu pun berkurang, tidak seperti ketika pertama kali kau bersamanya. Ketika dia berbuat salah yang ke sepuluh kali, kau pun menjadi mudah marah dan kesal. Tidak seperti pertama kali kau melihatnya, kau begitu pemaaf. Dan kelak ketika dia sudah keriput kulitnya, akan kan kau cari pengganti dengan alasan dia tak mampu mendukung perjuanganmu lagi? Kalau begitu, maka cintamu cinta berpengharapan. Kau mencintainya, karena dia memberi kebahagiaan kepadamu. Kau mencintainya, karena dia mampu mendukungmu. Ketika semua berubah, berubah pula cintamu.
Kau punya sahabat.
Begitu sayangnya kau kepadanya. Sejak kecil kau bermain bersamanya, dan hingga dewasa kau dan dia masih saling membantu, melebihi saudara. Kau pun menyatakan bahwa dia sahabat sejatimu. Begitu besar sayangmu kepadanya, tak bisa digantikan oleh harta. Namun suatu ketika dia mengambil jalan hidup yang berbeda dengan keyakinanmu. Setengah mati kau berusaha menahannya. Namun dia terus melangkah, karena dia yakin itulah jalannya. Akhirnya, bekal keyakinan dan imanmu menyatakan bahwa dia bukan sahabatmu, bukan saudaramu lagi. Dan perjalanan kalian sampai di situ. Kau mencintainya, karena dia mencintaimu, sejalan denganmu. Kau mendukungnya, mendoakannya, membelanya, mengunjunginya, karena dia seiman denganmu. Namun ketika dia berubah keyakinan, hilang sudah cintamu. Cintamu telah berubah.
Kau memegang teguh agamamu.
Begitu besar cintamu kepada jalanmu. Kau beri makan fakir miskin, kau tolong anak yatim, tak pernah kau tinggalkan ibadahmu, dengan harapan kelak kau bisa bertemu Tuhanmu. Namun, suatu ketika orang lain menghina nabimu, dan kau pun marah dan membakar tanpa ampun. Apakah kau lupa bahwa jalanmu mengajak untuk mengutamakan cinta dan maaf? Dan jangankan orang lain yang menghina agamamu, saudaramu yang berbeda pemahaman saja engkau kafirkan, engkau jauhi, dan engkau halalkan darahnya. Bukankah Tuhanmu saja tetap cinta kepada makhluk-Nya yang seperti ini, meskipun mereka bersujud atau menghina-Nya? Kau cinta kepada agamamu, tapi kau persepsikan cinta yang diajarkan oleh Tuhanmu dengan caramu sendiri.
Anakku, selama kau begitu kuat terikat kepada sesuatu dan memfokuskan cintamu pada sesuatu itu, selama itu pula kau tidak akan menemukan True Love. Cintamu adalah Selfish Love, cinta yang mengharapkan, cinta karena menguntungkanmu. Cinta yang akan luntur ketika sesuatu yang kau cintai itu berubah. Dengan cinta seperti ini kau ibaratnya sedang mengaspal jalan. Kau tebarkan pasir di atas sebuah jalan untuk meninggikannya. Lalu kau keraskan dan kau lapisi atasnya dengan aspal. Pada awalnya tampak bagus, kuat, dan nyaman dilewati. Setiap hari kendaraan lewat di atasnya. Dan musim pun berubah, ketika hujan turun dengan derasnya, dan truk-truk besar melintasinya. Lapisannya mengelupas, dan lama-lama tampak lah lobang di atas jalan itu. Cinta yang bukan True Love, adalah cinta yang seperti ini, yang akan berubah ketika sesuatu yang kau cintai itu berubah. Kau harus memahami hal ini, anakku.
Sekarang lihatlah, bagaimana Tuhanmu memberikan cinta-Nya. Dia mencintai setiap yang hidup, dengan cinta (rahmaniyyah) yang sama, tidak membeda-bedakan. Manusia yang menyembah-Nya dan manusia yang menghina-Nya, semua diberi-Nya kehidupan. Kekuasaan-Nya ada di setiap yang hidup. Dia tidak meninggalkan makhluk-Nya, hanya karena si makhluk tidak lagi percaya kepadanya. Jika Dia hanya mencintai mereka yang menyembah-Nya saja, maka Dia pilih kasih, Dia memberi cinta yang berharap, mencintai karena disembah. Dia tidak begitu, dia tetap mencintai setiap ciptaan-Nya. ItulahTrue Love. Cinta yang tak pernah berubah, walau yang dicintai berubah. Itulah cinta kepunyaan Tuhan. Anakku, kau harus menyematkan cinta sejati ini dalam dirimu. Tanam bibitnya, pupuk agar subur, dan tebarkan bunga dan buahnya ke alam di sekitarmu.
Dan kau perlu tahu, anakku. Selama kau memfokuskan cintamu pada yang kau cintai, maka selama itu pula kau tak akan pernah bisa memiliki cinta sejati, True Love. Cinta sejati hanya kau rasakan, ketika kau melihat Dia dalam titik pusat setiap yang kau cintai. Ketika kau mencintai istrimu, bukan kecantikan dan kebaikan istrimu itu yang kau lihat, tapi yang kau lihat “Ya Allah! Ini ciptaan-Mu, sungguh cantiknya. Ini kebaikan-Mu yang kau sematkan dalam dirinya.” Ketika kau lihat saudaramu entah yang sejalan maupun yang berseberangan, kau lihat pancaran Cahaya-Nya dalam diri mereka, yang tersembunyi dalam misteri jiwanya. Kau harus bisa melihat Dia, dalam setiap yang kau cintai, setiap yang kau lihat. Ketika kau melihat makanan, kau bilang “Ya Allah, ini makanan dari-Mu. Sungguh luar biasa!” Ketika kau melihat seekor kucing yang buruk rupa, kau melihat kehidupan-Nya yang mewujud dalam diri kucing itu. Ketika kau mengikuti sebuah ajaran, kau lihat Dia yang berada dibalik ajaran itu, bukan ajaran itu yang berubah jadi berhalamu. Ketika kau melihat keyakinan lain, kau lihat Dia yang menciptakan keyakinan itu, dengan segala rahasia dan maksud yang kau belum mengerti.
Ketika kau bisa melihat Dia, kemanapun wajahmu memandang, saat itulah kau akan memancarkan cinta sejati kepada alam semesta. Cintamu tidak terikat dan terfokus pada yang kau pegang. Cintamu tak tertipu oleh baju filosofi, agama, istri, dan harta benda yang kau cintai. Cintamu langsung melihat titik pusat dari segala filosofi, agama, istri, dan harta benda, dimana Dia berada di titik pusat itu. Cintamu langsung melihat Dia.
Dan hanya Dia yang bisa memandang Dia. Kau harus memahami ini, anakku. Maka, dalam dirimu hanya ada Dia, hanya ada pancaran cahaya-Nya. Dirimu harus seperti bunga mawar yang merekah. Karena hanya saat mawar merekah lah akan tampak kehindahan di dalamnya, dan tersebar bau wangi ke sekitarnya. Mawar yang tertutup, yang masih kuncup, ibarat cahaya yang masih tertutup oleh lapisan-lapisan jiwa. Apalagi mawar yang masih berupa batang, semakin jauh dari terpancarnya cahaya. Bukalah hatimu, mekarkan mawarmu.
Anakku, hanya jiwa yang telah berserah diri sajalah yang akan memancarkan cahaya-Nya.
Sedangkan jiwa yang masih terlalu erat memegang segala yang dicintainya, akan menutup cahaya itu dengan berhala filosofi, agama, istri, dan harta benda.
Lihat kembali, anakku, akan pengakuanmu bahwa kau telah berserah diri.
Lihat baik-baik, teliti dengan seksama, apakah pengakuan itu hanya pengakuan sepihak darimu?
Apakah Dia sudah membenarkan pengakuanmu?
Ketika kau bilang “Allahu Akbar,” apakah kau benar-benar sudah bisa melihat ke-”akbar”-an Dia dalam setiap yang kau lihat?
Jika kau masih erat mencintai berhala-berhalamu, maka sesungguhnya jalanmu menuju keberserahdirian masih panjang. Jalanmu menuju keber-”Islam”-an masih jauh di depan. Kau masih harus membuka kebun bunga mawar yang terkunci rapat dalam hatimu. Dan hanya Dia-lah yang memegang kunci kebun itu. Mintalah kepada-Nya untuk membukanya. Lalu, masuklah ke dalam taman mawarmu. Bersihkan rumput-rumput liar di sana, gemburkan tanah, sirami batang mawar, halau jauh-jauh ulat yang memakan daunnya. Kemudian, bersabarlah, bersyukurlah, dan bertawakkal-lah. Insya Allah, suatu saat, jika kau melakukan ini semua, mawar itu akan berbunga, lalu merekah menyebarkan bau harum ke penjuru istana.
Semoga Allah membimbingmu, anakku.
Semoga bermanfaat.
Kamis, 13 Oktober 2011
DEMI MASLAHAT UMAT....!!!
Rosulullah Shallahu'Alaihi Wa Sallam bersabda :" Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (HR.Bukhori)
Bismillahir-Rahmanir-Rahim: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Anakku yang mulia, cahaya-cahaya permataku, lihatlah segala sesuatu di sekeliling kita.
Dalam beberapa hal, setiap ciptaan memberikan manfaat kepada kita, bukankah begitu?
ambil rumput contohnya. Rumput berguna untuk sapi, kerbau dan kambing.
Lihatlah pohon, ia memberi manfaat begitu banyaknya.
Beberapa pohon menghasilkan buah-buahan untuk dimakan olehmu, dan pohon yang tidak menghasilkan buah juga memberikan keteduhannya, bukankah begitu?
Buah-buahan, semak belukar, dan bunga-bunga semuanya memberikan manfaat untuk mahluk lain.
Setangkai bunga dapat memberikanmu aroma yang harum, dan air dari danau dapat memuaskan dahagamu.
Matahari memberikan kita cahaya, bulan memberikan kita kesejukan, dan bintang-bintang juga memberikan cahayanya. Semua ciptaan Tuhan memberikan manfaat kepada kehidupan lainnya. Setiap ciptaan membantu dan menyediakan kenyamanan untuk kehidupan lainnya.
Anakku yang mulia, kau harus menyadari ini.
Semak-semak, pohon-pohon, bunga-bunga, rerumputan, hujan, dan awan semuanya memberikan kita kenyamanan.
Bila mereka bisa menyamankan kita, bukankah sebaiknya kita juga bisa menyamankan orang lain?
Kita juga harus memberikan manfaat untuk orang lain. Kita harus bermanfaat bagi setiap mahluk hidup.
Jika seorang manusia duduk di lembah gunung, bayangan dari gunung memberikan kesejukan dan mencegah ia dari panasnya terik matahari. Dengan hal yang sama, jika kau menjadi orang baik, maka kau akan dapat memberikan kenyamanan kepada mahluk lain yang sedang dalam bahaya, dan kau akan dapat memberikan ketenteraman di saat-saat penuh kesulitan.
Jika kau seorang yang saleh, berbudi pekerti luhur dan tidak mementingkan diri sendiri, maka kita akan seperti gunung yang melayani tanpa mengharapkan balas jasa ataupun pujian. Jika kita bisa berada dalam keadaan seperti itu dan memberikan ketenteraman kepada mahluk lain, maka kita menjadi bermanfaat untuk orang lain.
Sebuah pohon menaungi kita dari panasnya terik matahari dan melindungi kita dari angin dan hujan.
Sebuah pohon bisa begitu bermanfaat. Ia memberikan buah kepada mahluk lain untuk dimakan, tetapi pohon itu sendiri tidak pernah memakan buah yang dihasilkannya, bukankah begitu?
Jadi, seperti itu, bahkan jika kita hidup di dunia ini, kita seharusnya tidak memiliki pikiran bahwa kita menikmati kesenangan dunia. Kita harus seperti pohon yang memberikan buah-buahan tanpa ikut serta menikmatinya.
Dengan hal yang sama, walaupun banyak mahluk hidup yang hidup di dalam air, tetapi air tidak pernah memakan mahluk hidup yang ada di air tersebut. Malahan, ia memberikan kehidupan kepada mahluk lainnya. Contohnya, terdapat banyak rerumputan yang ditemukan di dalam air, tetapi airnya tidak memakan rumputnya. Air memberikan kehidupan kepada mahluk lainnya. Seperti itu, anakku yang mulia, jika kita ingin menjadi manusia sejati, maka kita seharusnya menjadi penolong untuk seluruh makhluk hidup. Kita seharusnya tidak berharap untuk memuaskan kesenangan dan kelaparan kita. Kita seharusnya tidak berharap kepada pujian dan kehormatan. Kita seharusnya tidak melihat kepada hal-hal ini. Kita setidaknya harus melakukan tugas seperti yang dilakukan rumput dan semak-semak.
Tuhan melakukan tugasNya tanpa mementingkan DiriNya ataupun keterikatan kepada DiriNya, dan Dia memberi kehidupan kepada seluruh mahluk hidup. Bukankah begitu?
Kita harus berada dalam kedaan yang sama seperti Tuhan. Anakku yang mulia, cahaya-cahaya permataku, sudah waktunya kita menghilangkan diri kita dan mengerti Pembimbing kita (Tuhan).
Setangkai bunga memberikan aromanya yang harum, bukankah begitu?
seperti bunga yang merekah dan memberikan keharumannya, hati kita harus merekah dan kearifan pun datang.
Hati hanya akan berbunga ketika kearifan merekah. Dan aroma harum baru akan muncul setelah cinta merekah didalam dirimu. Apakah seharusnya hati kita merekah seperti bunga sehingga kita juga bisa memberikan aroma yang harum? Seluruh mahluk hidup akan membungkukkan jiwanya kepada keharuman itu; semuanya akan tunduk kepada keharuman itu.
Setangkai bunga tidak perlu menonjolkan dirinya dan berkata, “Aku setangkai bunga.” Mahluk hidup akan menyadari keharumannya, dan mereka akan tertarik dan mendekatinya. Jadi, jika bunga saja bisa melakukan seperti itu, maka ketika kita hadir dengan hati yang berbunga dan merekah, dan juga dengan keharuman yang ada di hati kita, mereka yang mencintai Tuhan dan memiliki iman kepada Tuhan akan datang mendekati kita. Anakku, permata yang menyinari mataku, sebagaimana bunga menarik mahluk hidup, hati ini akan menarik mereka yang memiliki iman kepada Tuhan. Kita seharusnya berada di dalam keadaan ini.
Jika kita mencabut bunga dan memindahkannya dari pohon, bunga itu akan layu dan kehilangan keharumannya. Bunga tersebut hanya bisa memberikan keharumannya selama bunga itu masih berada dipohonnya. Hal yang sama, jika kita meninggalkan keadaan kita yang benar, bunga yang berada dilubuk hati kita yang paling dalam akan layu. Kita harus tetap terhubung kepada pohon yang merupakan hati. Jika kita meninggalkan hati, maka bunga yang ada di dalam hati kita akan musnah.Inilah yang terjadi ketika kita mencari pujian, kehormatan dan kedudukan demi kebanggaan diri kita. Maka kita akan seperti bunga yang dicabut dari pohonnya; segala kebaikan yang kita miliki di dalam diri kita akan mengering. Bukankah begitu?
Semua anak-anakku, tolong pikirkan hal ini, Tuhan selalu ada di setiap tempat, dan Dia melakukan TugasNya tanpa kebanggaan, tanpa kehormatan, dan tanpa ego “Aku”. Seperti itulah TugasNya. Dengan cara seperti ini seharusnya kita melakukan kewajiban kita, doa kita, ketaatan kita, dan ibadah kita. Tidak ada Tuhan yang layak disembah selain Tuhan Yang Maha Besar, Allahu ta’lla.
Anakku yang mulia, kau harus berpikir.
Kau harus merenung.
Kau harus menyadari.
Kau harus mengetahui.
Dan kau harus mengerti.
Apa yang harus kita mengerti?
Bahwa Allah ada dimanapun.
Bahwa Allah ada disetiap kehidupan dan mengerti semua kehidupan.
Yang Maha Esa yang ada dimanapun, apakah Dia tidak ada di dalam diri kita?
Apakah kita harus pergi mencari DiriNya?
Apakah kita harus membaca ayat-ayat untuk menghadirkan Dia di dalam diri kita?
Apakah kita harus menunjukkan keajaiban untuk melihat Dia?
Apakah kita harus terbang ke angkasa untuk melihat Dia?
Apakah kita harus menutup mata kita dan menunggu untuk melihat Dia?
Anakku yang mulia, cahaya-cahaya permataku, lihatlah bagaimana air turun ketika hujan.
Ia mengalir ke semua tempat dan memberikan manfaat ke setiap hal yang ia lewati.
Ketika hujan turun, kau akan melihat pohon-pohon, rumput-rumput dan segala sesuatunya menjadi segar; semuanya memilki kesejukan di dalamnya. Danau-danau menjadi terisi, dan air yang berlebih pada danau mengalir menuju laut. Betapa indahnya ketika air mengalir menuju laut. Ketika hujan turun ke bumi dan danau, ia bermanfaat untuk seluruh mahluk hidup, bukankah begitu?
Dengan hal yang sama, di dalam setiap nafas, hati kita selayaknya mengagungkan Tuhan.
Pada setiap saat, kita harus memperkenankan hujan dari Rahmat Tuhan turun membasahi hati kita.
Setiap menit, setiap detik, di dalam setiap nafas, kita harus mengagungkan Dia.
Di dalam setiap detik kita harus memiliki niat untuk beribadah kepadaNya.
Setiap kata yang kita ucapkan haruslah perkataanNya.
Setiap pemikiran haruslah pemikiranNya.
Kita harus berada dalam keadaan ini.
Di dalam pikiran kita, di dalam nafas kita, di dalam perkataan kita, dan di dalam niat kita, kita sebaiknya berhubungan dengan Tuhan.
Kita harus hidup dalam niatNya.
Apapun kegiatan yang kita lakukan, Dia harus selalu berada di dalam niat kita.
Hal ini bukanlah suatu perkara yang besar, anakku yang mulia.
Kita mengira bahwa ini sesuatu yang sangat berat untuk dipikul.
Tetapi lihatlah pada nafas: kegiatan apapun yang kita lakukan, nafas tetap berkerja secara otomatis, bukankah begitu? Ketika kita bekerja, apakah nafas berhenti bekerja?
Ketika kita bekerja, apakah mata kita berhenti berfungsi?
Mereka tetap bekerja, bukankah begitu? Kerja apapun yang kita lakukan, apakah peredaran darah tetap bersirkulasi? Apakah ia berhenti bersirkulasi karena kita sibuk bekerja? Tidak, mereka tidak berhenti. Apapun yang kita lakukan, nafas kita tetap mengalir tanpa henti.
Dada kita mengembang dan mengempis, setiap organ tubuh berdenyut, setiap akar rambut tumbuh, dan setiap lubang pori-pori bekerja setiap saat. Jika mereka bisa melakukan fungsinya, maka apakah kita bisa selalu memiliki niat kepada Tuhan?
Niat dan kepercayaan kita terhadap Tuhan harus selalu bersama kita, sebagaimana mengalirnya nafas kita.
Iman kita harus konstan. Pikiran-pikiran tersebut, niat kita terhadap Tuhan, nafas tersebut, perkataan tersebut, penglihatan tersebut, dan gema tersebut sebaiknya bekerja secara terus-menerus sebagaimana organ-organ tubuh yang berfungsi secara otomatis. Itulah yang dinamakan Zikir, mengingat Tuhan. Jika kau selalu berusaha mengingat Tuhan sebagaimana organ tubuh yang berfungsi di dalam tubuhmu, maka itulah yang di namakan ibadah.
Ini bukanlah suatu beban yang berat untuk dipikul. Yang lain semuanya bekerja secara otomatis; jika hal ini juga dapat bekerja secara otomatis, maka inilah yang di namakan Rahmat Tuhan.
Rahmat inilah yang harus kita sebarkan ke segala sesuatu.
Seperti hujan yang memberikan begitu banyak kenikmatan dan kesejukan, kita selayaknya memuaskan dahaga orang-orang yang kehausan.
Kita selayaknya menghilangkan kelaparan orang lain dan mencoba untuk menenangkan keletihan mereka. Inilah Tugas yang harus kita lakukan.
Anakku, kita tidak selayaknya mengatakan, “Ini sulit, hal itu begitu sulit,” atau “Hal ini tidak mungkin”.
Apa-apa yang kita bawa di dalam diri kitalah yang begitu berat.
Ketika hujan turun dan terjadi banjir, kau bisa melihat pohon-pohon dan kapal-kapal mengapung di atas air. Tetapi ketika kau mencoba mengangkat pohon dari tanah, hal ini sangat berat. Jika kita mencoba mengangkat pohon sendirian, akan terasa sangat berat. Sama halnya, jika kau mencoba memikul sebuah kapal, terasa sangat berat. Tetapi ketika kapal tersebut berada di air, apakah ia berat? Tidak, kapal tidak terasa berat bagi air. Ketika kita meletakkan kapal di air, apakah yang terjadi? Kita bisa memenuhinya dengan beban tujuh kali berat kapalnya dan tetap tidak terasa berat bagi air.
Anakku yang mulia, segala beban-beban dan apa-apa yang berat yang kita kumpulkan selama hidup kita sama seperti ini. Kita mencoba membawa mereka bersama kita. Kita mencoba membawa bumi, kita mencoba membawa udara, kita membawa hasrat kita, kita membawa keterikatan terhadap dunia dan kecintaan terhadap hubungan-hubungan kita. Hal-hal ini begitu berat karena kita mencoba membawanya melawan gravitasi bumi.
Tetapi jika kau menjadikan setiap nafas membawa gema dari La ilaha, ill-Allahu- Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Hanya Allah yang ada; jika kau bisa mengambil setiap beban ini dan menyerahkannya kepada Dia Hu, ill-Allahu, ini seperti menyerahkan semua beban kedalam kapal tersebut. Lalu kau tidak memiliki beban lagi. Kau tidak memiliki beban untuk dibawa lagi. Sebagaimana air yang bisa menahan sebuah kapal, Allah akan membawa semua beban-bebanmu.
Beban-beban ini tidak berat bagiNya, sebagaimana air tidak merasakan beratnya kapal dan beban-beban yang ada di dalam kapal tersebut.
Jika kau berserah diri kepada Tuhan dalam keadaan seperti itu, tidak ada lagi beban untuk mu; Allahuakan membawa semua beban-beban tersebut. Tetapi jika kau hanya memberikan setengahnya kepada air dan kau berusaha membawa setengah lainnya, bagaimana kau akan memikulnya?
Bagaimana kau akan membawanya?
Anakku yang mulia, tolong renungkan hal ini.
Air hanya akan dapat menahan kapalnya ketika engkau memberikan seluruh kapalnya kepada air.
Maka sebanyak apapun beban yang kau berikan, air masih dapat menahannya.
Sama seperti itu, kita harus menyerahkan beban-beban kita seluruhnya kepada Tuhan, dan berkata, “La ilaha, Tidak ada Tuhan selain Allah, ill-Allahu, hanya Engkau yang ada, Oh Tuhan.” Dan Dia Yang Maha Bijak di seluruh Alam Semesta, Sang Rahmatul-‘alamin, akan membawa semua beban-beban kita yang berat. Semakin banyak beban yang kau berikan kepadaNya, semakin banyak yang akan Ia bawa.
Jika kau renungkan hal ini, kau akan menyadari bahwa jika kita hidup dalam keadaan seperti ini, berserah diri kepada Tuhan, maka kita tidak akan memiliki ketakutan ataupun kesulitan di dalam hidup. Dan ibadah kepada Tuhan menjadi begitu mudah.
Kesulitannya terletak pada perbuatan kita yang mencoba membawa beban-beban tersebut dari bumi dan mencoba untuk menyerahkan beban-beban tersebut kepada Allah. Selalu terdapat ikatan keturunan, ras, dan agama yang mendorong kita. Kita membawa mereka, dan hal-hal itulah yang memberi kita beban. Tetapi jika kita bisa mengambil beban ini dan berserah diri kepada Tuhan, maka ibadah akan menjadi sangat mudah, untuk mencapai Tuhan menjadi mudah, untuk berbicara kepadaNya menjadi mudah, untuk menerima kearifanNya menjadi mudah, untuk bersatu denganNya menjadi mudah, dan mencapai kerajaanNya menjadi Mudah. Kita harus memikirkan hal ini. Kita harus merenungkan segala sesuatunya.
Anakku yang mulia, cahaya-cahaya permataku, kau harus berusaha untuk mencapai keadaan ini.
Anakku yang tersayang, setiap dari kita harus berusaha untuk mengurangi beban-beban yang kita bawa bersama kita. Kita harus menyingkirkan beban-beban kita; kita harus berusaha.
Semua masalah ini adalah akibat tingkah laku kita.
Semua anakku, kita harus memikirkan tentang hidup kita.
Kita harus memikirkan tentang kewajiban dan perbuatan-perbuatan Tuhan.
Kita harus mengerti hal tersebut dan berusaha untuk hidup dalam keadaan tersebut.
Semoga ibadah kita berada dalam keadaan tersebut, dan mari kita berusaha untuk meraih singgasana Tuhan.
Hal itu akan menjadi kemenangan bagi hidup kita.
Itulah keagungan dari manusia dan kejernihan dari kearifan kita.
Anakku yang mulia, cahaya-cahaya permataku, semoga setiap dari kamu memikirkan hal ini.
Berusahalah untuk berjalan dijalan yang lurus, dan berusaha untuk menilai diri kita.
Untuk beribadah kepada Tuhan mudah, tetapi untuk mengerti sifat-sifatNya dan untuk berjalan pada jalan inilah yang sulit. Jadi mari kita berjuang untuk mencapai maqam tersebut.Amin. Amin.
As-salamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatu Kullahu. Semoga keselamatan Allah bersamamu dan Rahmat Allah dan Barokah Allah.
Oleh : M. R.
Bismillahir-Rahmanir-Rahim: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Anakku yang mulia, cahaya-cahaya permataku, lihatlah segala sesuatu di sekeliling kita.
Dalam beberapa hal, setiap ciptaan memberikan manfaat kepada kita, bukankah begitu?
ambil rumput contohnya. Rumput berguna untuk sapi, kerbau dan kambing.
Lihatlah pohon, ia memberi manfaat begitu banyaknya.
Beberapa pohon menghasilkan buah-buahan untuk dimakan olehmu, dan pohon yang tidak menghasilkan buah juga memberikan keteduhannya, bukankah begitu?
Buah-buahan, semak belukar, dan bunga-bunga semuanya memberikan manfaat untuk mahluk lain.
Setangkai bunga dapat memberikanmu aroma yang harum, dan air dari danau dapat memuaskan dahagamu.
Matahari memberikan kita cahaya, bulan memberikan kita kesejukan, dan bintang-bintang juga memberikan cahayanya. Semua ciptaan Tuhan memberikan manfaat kepada kehidupan lainnya. Setiap ciptaan membantu dan menyediakan kenyamanan untuk kehidupan lainnya.
Anakku yang mulia, kau harus menyadari ini.
Semak-semak, pohon-pohon, bunga-bunga, rerumputan, hujan, dan awan semuanya memberikan kita kenyamanan.
Bila mereka bisa menyamankan kita, bukankah sebaiknya kita juga bisa menyamankan orang lain?
Kita juga harus memberikan manfaat untuk orang lain. Kita harus bermanfaat bagi setiap mahluk hidup.
Jika seorang manusia duduk di lembah gunung, bayangan dari gunung memberikan kesejukan dan mencegah ia dari panasnya terik matahari. Dengan hal yang sama, jika kau menjadi orang baik, maka kau akan dapat memberikan kenyamanan kepada mahluk lain yang sedang dalam bahaya, dan kau akan dapat memberikan ketenteraman di saat-saat penuh kesulitan.
Jika kau seorang yang saleh, berbudi pekerti luhur dan tidak mementingkan diri sendiri, maka kita akan seperti gunung yang melayani tanpa mengharapkan balas jasa ataupun pujian. Jika kita bisa berada dalam keadaan seperti itu dan memberikan ketenteraman kepada mahluk lain, maka kita menjadi bermanfaat untuk orang lain.
Sebuah pohon menaungi kita dari panasnya terik matahari dan melindungi kita dari angin dan hujan.
Sebuah pohon bisa begitu bermanfaat. Ia memberikan buah kepada mahluk lain untuk dimakan, tetapi pohon itu sendiri tidak pernah memakan buah yang dihasilkannya, bukankah begitu?
Jadi, seperti itu, bahkan jika kita hidup di dunia ini, kita seharusnya tidak memiliki pikiran bahwa kita menikmati kesenangan dunia. Kita harus seperti pohon yang memberikan buah-buahan tanpa ikut serta menikmatinya.
Dengan hal yang sama, walaupun banyak mahluk hidup yang hidup di dalam air, tetapi air tidak pernah memakan mahluk hidup yang ada di air tersebut. Malahan, ia memberikan kehidupan kepada mahluk lainnya. Contohnya, terdapat banyak rerumputan yang ditemukan di dalam air, tetapi airnya tidak memakan rumputnya. Air memberikan kehidupan kepada mahluk lainnya. Seperti itu, anakku yang mulia, jika kita ingin menjadi manusia sejati, maka kita seharusnya menjadi penolong untuk seluruh makhluk hidup. Kita seharusnya tidak berharap untuk memuaskan kesenangan dan kelaparan kita. Kita seharusnya tidak berharap kepada pujian dan kehormatan. Kita seharusnya tidak melihat kepada hal-hal ini. Kita setidaknya harus melakukan tugas seperti yang dilakukan rumput dan semak-semak.
Tuhan melakukan tugasNya tanpa mementingkan DiriNya ataupun keterikatan kepada DiriNya, dan Dia memberi kehidupan kepada seluruh mahluk hidup. Bukankah begitu?
Kita harus berada dalam kedaan yang sama seperti Tuhan. Anakku yang mulia, cahaya-cahaya permataku, sudah waktunya kita menghilangkan diri kita dan mengerti Pembimbing kita (Tuhan).
Setangkai bunga memberikan aromanya yang harum, bukankah begitu?
seperti bunga yang merekah dan memberikan keharumannya, hati kita harus merekah dan kearifan pun datang.
Hati hanya akan berbunga ketika kearifan merekah. Dan aroma harum baru akan muncul setelah cinta merekah didalam dirimu. Apakah seharusnya hati kita merekah seperti bunga sehingga kita juga bisa memberikan aroma yang harum? Seluruh mahluk hidup akan membungkukkan jiwanya kepada keharuman itu; semuanya akan tunduk kepada keharuman itu.
Setangkai bunga tidak perlu menonjolkan dirinya dan berkata, “Aku setangkai bunga.” Mahluk hidup akan menyadari keharumannya, dan mereka akan tertarik dan mendekatinya. Jadi, jika bunga saja bisa melakukan seperti itu, maka ketika kita hadir dengan hati yang berbunga dan merekah, dan juga dengan keharuman yang ada di hati kita, mereka yang mencintai Tuhan dan memiliki iman kepada Tuhan akan datang mendekati kita. Anakku, permata yang menyinari mataku, sebagaimana bunga menarik mahluk hidup, hati ini akan menarik mereka yang memiliki iman kepada Tuhan. Kita seharusnya berada di dalam keadaan ini.
Jika kita mencabut bunga dan memindahkannya dari pohon, bunga itu akan layu dan kehilangan keharumannya. Bunga tersebut hanya bisa memberikan keharumannya selama bunga itu masih berada dipohonnya. Hal yang sama, jika kita meninggalkan keadaan kita yang benar, bunga yang berada dilubuk hati kita yang paling dalam akan layu. Kita harus tetap terhubung kepada pohon yang merupakan hati. Jika kita meninggalkan hati, maka bunga yang ada di dalam hati kita akan musnah.Inilah yang terjadi ketika kita mencari pujian, kehormatan dan kedudukan demi kebanggaan diri kita. Maka kita akan seperti bunga yang dicabut dari pohonnya; segala kebaikan yang kita miliki di dalam diri kita akan mengering. Bukankah begitu?
Semua anak-anakku, tolong pikirkan hal ini, Tuhan selalu ada di setiap tempat, dan Dia melakukan TugasNya tanpa kebanggaan, tanpa kehormatan, dan tanpa ego “Aku”. Seperti itulah TugasNya. Dengan cara seperti ini seharusnya kita melakukan kewajiban kita, doa kita, ketaatan kita, dan ibadah kita. Tidak ada Tuhan yang layak disembah selain Tuhan Yang Maha Besar, Allahu ta’lla.
Anakku yang mulia, kau harus berpikir.
Kau harus merenung.
Kau harus menyadari.
Kau harus mengetahui.
Dan kau harus mengerti.
Apa yang harus kita mengerti?
Bahwa Allah ada dimanapun.
Bahwa Allah ada disetiap kehidupan dan mengerti semua kehidupan.
Yang Maha Esa yang ada dimanapun, apakah Dia tidak ada di dalam diri kita?
Apakah kita harus pergi mencari DiriNya?
Apakah kita harus membaca ayat-ayat untuk menghadirkan Dia di dalam diri kita?
Apakah kita harus menunjukkan keajaiban untuk melihat Dia?
Apakah kita harus terbang ke angkasa untuk melihat Dia?
Apakah kita harus menutup mata kita dan menunggu untuk melihat Dia?
Anakku yang mulia, cahaya-cahaya permataku, lihatlah bagaimana air turun ketika hujan.
Ia mengalir ke semua tempat dan memberikan manfaat ke setiap hal yang ia lewati.
Ketika hujan turun, kau akan melihat pohon-pohon, rumput-rumput dan segala sesuatunya menjadi segar; semuanya memilki kesejukan di dalamnya. Danau-danau menjadi terisi, dan air yang berlebih pada danau mengalir menuju laut. Betapa indahnya ketika air mengalir menuju laut. Ketika hujan turun ke bumi dan danau, ia bermanfaat untuk seluruh mahluk hidup, bukankah begitu?
Dengan hal yang sama, di dalam setiap nafas, hati kita selayaknya mengagungkan Tuhan.
Pada setiap saat, kita harus memperkenankan hujan dari Rahmat Tuhan turun membasahi hati kita.
Setiap menit, setiap detik, di dalam setiap nafas, kita harus mengagungkan Dia.
Di dalam setiap detik kita harus memiliki niat untuk beribadah kepadaNya.
Setiap kata yang kita ucapkan haruslah perkataanNya.
Setiap pemikiran haruslah pemikiranNya.
Kita harus berada dalam keadaan ini.
Di dalam pikiran kita, di dalam nafas kita, di dalam perkataan kita, dan di dalam niat kita, kita sebaiknya berhubungan dengan Tuhan.
Kita harus hidup dalam niatNya.
Apapun kegiatan yang kita lakukan, Dia harus selalu berada di dalam niat kita.
Hal ini bukanlah suatu perkara yang besar, anakku yang mulia.
Kita mengira bahwa ini sesuatu yang sangat berat untuk dipikul.
Tetapi lihatlah pada nafas: kegiatan apapun yang kita lakukan, nafas tetap berkerja secara otomatis, bukankah begitu? Ketika kita bekerja, apakah nafas berhenti bekerja?
Ketika kita bekerja, apakah mata kita berhenti berfungsi?
Mereka tetap bekerja, bukankah begitu? Kerja apapun yang kita lakukan, apakah peredaran darah tetap bersirkulasi? Apakah ia berhenti bersirkulasi karena kita sibuk bekerja? Tidak, mereka tidak berhenti. Apapun yang kita lakukan, nafas kita tetap mengalir tanpa henti.
Dada kita mengembang dan mengempis, setiap organ tubuh berdenyut, setiap akar rambut tumbuh, dan setiap lubang pori-pori bekerja setiap saat. Jika mereka bisa melakukan fungsinya, maka apakah kita bisa selalu memiliki niat kepada Tuhan?
Niat dan kepercayaan kita terhadap Tuhan harus selalu bersama kita, sebagaimana mengalirnya nafas kita.
Iman kita harus konstan. Pikiran-pikiran tersebut, niat kita terhadap Tuhan, nafas tersebut, perkataan tersebut, penglihatan tersebut, dan gema tersebut sebaiknya bekerja secara terus-menerus sebagaimana organ-organ tubuh yang berfungsi secara otomatis. Itulah yang dinamakan Zikir, mengingat Tuhan. Jika kau selalu berusaha mengingat Tuhan sebagaimana organ tubuh yang berfungsi di dalam tubuhmu, maka itulah yang di namakan ibadah.
Ini bukanlah suatu beban yang berat untuk dipikul. Yang lain semuanya bekerja secara otomatis; jika hal ini juga dapat bekerja secara otomatis, maka inilah yang di namakan Rahmat Tuhan.
Rahmat inilah yang harus kita sebarkan ke segala sesuatu.
Seperti hujan yang memberikan begitu banyak kenikmatan dan kesejukan, kita selayaknya memuaskan dahaga orang-orang yang kehausan.
Kita selayaknya menghilangkan kelaparan orang lain dan mencoba untuk menenangkan keletihan mereka. Inilah Tugas yang harus kita lakukan.
Anakku, kita tidak selayaknya mengatakan, “Ini sulit, hal itu begitu sulit,” atau “Hal ini tidak mungkin”.
Apa-apa yang kita bawa di dalam diri kitalah yang begitu berat.
Ketika hujan turun dan terjadi banjir, kau bisa melihat pohon-pohon dan kapal-kapal mengapung di atas air. Tetapi ketika kau mencoba mengangkat pohon dari tanah, hal ini sangat berat. Jika kita mencoba mengangkat pohon sendirian, akan terasa sangat berat. Sama halnya, jika kau mencoba memikul sebuah kapal, terasa sangat berat. Tetapi ketika kapal tersebut berada di air, apakah ia berat? Tidak, kapal tidak terasa berat bagi air. Ketika kita meletakkan kapal di air, apakah yang terjadi? Kita bisa memenuhinya dengan beban tujuh kali berat kapalnya dan tetap tidak terasa berat bagi air.
Anakku yang mulia, segala beban-beban dan apa-apa yang berat yang kita kumpulkan selama hidup kita sama seperti ini. Kita mencoba membawa mereka bersama kita. Kita mencoba membawa bumi, kita mencoba membawa udara, kita membawa hasrat kita, kita membawa keterikatan terhadap dunia dan kecintaan terhadap hubungan-hubungan kita. Hal-hal ini begitu berat karena kita mencoba membawanya melawan gravitasi bumi.
Tetapi jika kau menjadikan setiap nafas membawa gema dari La ilaha, ill-Allahu- Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Hanya Allah yang ada; jika kau bisa mengambil setiap beban ini dan menyerahkannya kepada Dia Hu, ill-Allahu, ini seperti menyerahkan semua beban kedalam kapal tersebut. Lalu kau tidak memiliki beban lagi. Kau tidak memiliki beban untuk dibawa lagi. Sebagaimana air yang bisa menahan sebuah kapal, Allah akan membawa semua beban-bebanmu.
Beban-beban ini tidak berat bagiNya, sebagaimana air tidak merasakan beratnya kapal dan beban-beban yang ada di dalam kapal tersebut.
Jika kau berserah diri kepada Tuhan dalam keadaan seperti itu, tidak ada lagi beban untuk mu; Allahuakan membawa semua beban-beban tersebut. Tetapi jika kau hanya memberikan setengahnya kepada air dan kau berusaha membawa setengah lainnya, bagaimana kau akan memikulnya?
Bagaimana kau akan membawanya?
Anakku yang mulia, tolong renungkan hal ini.
Air hanya akan dapat menahan kapalnya ketika engkau memberikan seluruh kapalnya kepada air.
Maka sebanyak apapun beban yang kau berikan, air masih dapat menahannya.
Sama seperti itu, kita harus menyerahkan beban-beban kita seluruhnya kepada Tuhan, dan berkata, “La ilaha, Tidak ada Tuhan selain Allah, ill-Allahu, hanya Engkau yang ada, Oh Tuhan.” Dan Dia Yang Maha Bijak di seluruh Alam Semesta, Sang Rahmatul-‘alamin, akan membawa semua beban-beban kita yang berat. Semakin banyak beban yang kau berikan kepadaNya, semakin banyak yang akan Ia bawa.
Jika kau renungkan hal ini, kau akan menyadari bahwa jika kita hidup dalam keadaan seperti ini, berserah diri kepada Tuhan, maka kita tidak akan memiliki ketakutan ataupun kesulitan di dalam hidup. Dan ibadah kepada Tuhan menjadi begitu mudah.
Kesulitannya terletak pada perbuatan kita yang mencoba membawa beban-beban tersebut dari bumi dan mencoba untuk menyerahkan beban-beban tersebut kepada Allah. Selalu terdapat ikatan keturunan, ras, dan agama yang mendorong kita. Kita membawa mereka, dan hal-hal itulah yang memberi kita beban. Tetapi jika kita bisa mengambil beban ini dan berserah diri kepada Tuhan, maka ibadah akan menjadi sangat mudah, untuk mencapai Tuhan menjadi mudah, untuk berbicara kepadaNya menjadi mudah, untuk menerima kearifanNya menjadi mudah, untuk bersatu denganNya menjadi mudah, dan mencapai kerajaanNya menjadi Mudah. Kita harus memikirkan hal ini. Kita harus merenungkan segala sesuatunya.
Anakku yang mulia, cahaya-cahaya permataku, kau harus berusaha untuk mencapai keadaan ini.
Anakku yang tersayang, setiap dari kita harus berusaha untuk mengurangi beban-beban yang kita bawa bersama kita. Kita harus menyingkirkan beban-beban kita; kita harus berusaha.
Semua masalah ini adalah akibat tingkah laku kita.
Semua anakku, kita harus memikirkan tentang hidup kita.
Kita harus memikirkan tentang kewajiban dan perbuatan-perbuatan Tuhan.
Kita harus mengerti hal tersebut dan berusaha untuk hidup dalam keadaan tersebut.
Semoga ibadah kita berada dalam keadaan tersebut, dan mari kita berusaha untuk meraih singgasana Tuhan.
Hal itu akan menjadi kemenangan bagi hidup kita.
Itulah keagungan dari manusia dan kejernihan dari kearifan kita.
Anakku yang mulia, cahaya-cahaya permataku, semoga setiap dari kamu memikirkan hal ini.
Berusahalah untuk berjalan dijalan yang lurus, dan berusaha untuk menilai diri kita.
Untuk beribadah kepada Tuhan mudah, tetapi untuk mengerti sifat-sifatNya dan untuk berjalan pada jalan inilah yang sulit. Jadi mari kita berjuang untuk mencapai maqam tersebut.Amin. Amin.
As-salamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatu Kullahu. Semoga keselamatan Allah bersamamu dan Rahmat Allah dan Barokah Allah.
Oleh : M. R.
Diterjemahkan oleh: Dimas Tandayu
Semoga bermanfaat.
Semoga bermanfaat.
Seorang Akwat Yang Cantik
Apabila telah tiba masaku
Untuk segera mengakhiri lajangku…
Pagi itu cerah sekali,seperti biasa aktivitas tahfiz di Al Madany mulai terdengar,dengan serius para mahasiswa khusus akhwat mengikuti dengan seksama,aktivitas tahfidz memang menjadi kelas favorite bagi akhwat dan ikhwan yang kebanyakan mahasiswa dari UNP,BUNG HATTA,UNAND.Sebelum tahfizh di mulai biasanya ustadzah akan memberikan sedikit pengantar yang akan menambah semangat kami melakukan tahfizd.kelas memang di bagi dua di Ma’had Al Madany,kelas ikhwan setiap hari senin sampai rabu jam 8 – 10 malam dan di pandu oleh ustad Nur Ridho jebolan Medinah university itu ustad yang sangat tawadhu’ dan kelas akhwat di pandu oleh ustazah jebolan mesir,tapi ada yang lain lho,dari ustazah kita kali ini,masih lumayan muda dan sangat cerdas dan menambah pesonanya akhlaknya sangt mulia lembut dan cantiknya kayak para artis-artis korea ,perfect gitchu lho.
Assalamu’alaikum,’sholeh lho mau kemana? Aku tak tau ya kenapa temanku yang satu ini memang beda,lima diantara kami dalam satu wisma nih anak boleh dikatakan anak yang paling baek sesuai namanye Sholeh,dan yang paling gak sholeh ya gue! Komentar orang-orang sich gue orangnya cuek buanget,rada jail and yang penting gini-gini IP gue tetap di atas rata-rata yaahh dua koma lah lumayan,dua koma kan yang penting hasil karya sendiri alias gak nyontek,untuk apa IP tinggi kalau otaknya juntrung doank.
Eh ridwan,ini mau pergi ke DEPSOS mengajukan proposal acara Bina anak jalanan besok,akh ridhwan mau kemana? Ini gue lagi bete buanget mau chatting di internet ah.teman-teman yang lain mana?oh fahad lagi ngisi kuliah dhuha di campus,Fery dan Oloan pergi Rihlah ke meninjau.ok gue duluan ya,’ seperti biasa nih anak selalu saja ngajak gue salaman saat bertemu dan berpisah kadang gue rada bosan juga tapi yaa gimana lagi dah terlanjur satu wisma,ceritanya tuh karena gue anak Makkasar yang lulus UMPTN jurusan Fisika di UNP atau nama kerennya Universitas Negri Padang,lha namanya baru terang aja gue kagak tau padang nah saat berjalan eh nih anak nabrak gue padahal gue dah liatin dianya jalan dari jauh nunduk terus kayak nyari uang jatuh,eh malah dianya nyalamin gue dengan senyum dan minta maaf juga mengenalkan namanya,orangnya sich lumayan tampan,nah kesempatan gue mumpung dia merasa bersalah telah nabrak gua jadi gua Tanya dimana tempat kos-kosan yang nyaman,dekat kampus dan tentunya murah meriah,dengan senang hati gua langsung ditawarin di wismanya yang sederhana tapi bersihnya bukan main bo bisa di jilat sampai kedapurnya.idih kayak tempat tinggal cewek aja,jangan-jangan nich anak bencong.
Gitu deh ceritanya akhirnya dua tahun sudah gue hidup di pondokan ustad itu,gue julukin gitu karena emang sholeh dan teman-temannya yang selalu menjaga pandangan itu nongkrong sambil membicarakan berbagai program dakwah mereka,yah gue sich enjoi aja kerena gue mahasiswa termuda usia gue 22 dan mas sholeh 25 tapi karena pemahaman islamnya lumayan jadi dia dituakan dari kak Fery,bang oloan danAkh Fahad,tapi terang ajan gue kadang merasa gak nyaman apalagi shubuh gue selalu di ajak ke mesjid.Setelah dua tahun tinggal di wisma ternyata gue merasa betah sekarang,hati gue tenang tinggal bersama mereka dan kami berlima sudah seperti kelurga.
Mas sholeh mulai ngajak aku mengikuti kegiatan tahfidz dan bahasa arab di Al madany,gue mengelak dengan alasan keuangan,malah mas janji akan membiayai perbulannya,dan sehari-hari gue selalu dekat dengan mas sholeh dia jurusan teknik dan sedang menyusun skripsinya,tapi aktivitas segudangnya tak membuat prestasinya menurun bahkan tahun kemarin dia meraih peringkat tertinggi jurusan teknik UNP ya wajar kalau seluruh dosen sayang sama mas sholeh,mas juga sering membantuku menyelesaikan tugas-tugas kuliahku. Pagi itu hari senin aku pergi ke bagian administrasi di Ma’had al madany untuk mendaftarkan diri ikut program tahfidz dan bahasa arab selama 1 tahun,mimpi apa gue.Saat lagi berada dikantor ikhwan gue melihat seorang akhwat bersahaja lagi berjalan nunduk kearah kantor akhwat sambil membawa beberapa buku,terlihat amat sopan berjalan dan wooow wajahnya cantik buanget kayak artis korea di film Jewel in the palace,jungge ma….ya Allah betapa sempurnanya,tinggi langsing berbalut gamis hijau lumut polos plus jilbab hijau muda yang sangat serasi,gue ngelihat bidadari surga apa? Tiba-tiba aku di kejutkan oleh kedatangan mas sholeh,aku segera berpaling takut mas negur,karena mas sering bilang agar menjaga pandangan dari wanita yang tidak muhrim.astaghfirullah…tapi akhwat itu cantik sekali.
Malamnya di wisma gue tidak bisa tidur karena membayangkan akhwat tadi,ah kenapa gue jadi gelisah.Akhirnya rutin gue mulai ikut tahfizd dan bahasa arab angkatan 10 di al madany mulanya bete ketemu ikhwan-ikhwan itu yang membuat hidup gue tidakbebas tapi gue ikut juga sambil terus melihat-lihat kearah kantor akhwat mudah-mudahan aku bisa melihat akhwat itu lagi.hari ini materi sebelum tahfizd ustad ridho nur memberikan taujih 7 menit tentang keutamaan menghafal al Qur’an dan kiat-kiat menjaga hafalan,salah satunya adalah dengan menjaga pandangan dari hal yang tidak diridhoi Allah.Dug! gue merasa tersindir.Besoknya aku pura-pura nanya sama teman rina teman sefakultasku yang juga ikut tahfiz kelas akhwat,aku menanyakan tentang akhwat berbaju hijau lumut kemarin,dari keterangan rina gue tahut ternyata dia adalah ustazah tahfidz akhwat dan ustazah itu jebolan al azhar cairo cumloude dan baru mau mengajar karena ustazah Sofiah pindah ke Palembang ikut suaminya setelah menikah,aku terdiam ternyata dia ustazah semuda itu,lalu karena penasaran aku aku menanyakan usianya sama rina,wah usianya masih 23 tahun hanya tua 1 tahun dariku malu nya,gue masih saja begini-begini dia masih sangat muda dan sudah menjadi ustazah di Ma’had para ustad dan ustazah di alMadany,hati gue jadi tambah malu.
Hari ini setelah sholat jum’at mas sholeh,bang oloan dan kak fery dan fahad selalu berusaha makan siang jemaah katanya untuk mengeratkan ukhuwah karena hari-hari lain mereka selalu sibuk,dan setelah makan kami biasanya bercengkrama sambil nunggu sholat ashar.mas,gue mau Tanya kalau kita ingin menikah dan minta sama Allah akhwat yang cantik boleh gak?mas terdiam sambil tersenyum dan berkata,”menurut antum semua gimana boleh gak? Bang oloan dengan logat khas medannya berkomentar,boleh saja kan Allah maha mengijabah doa,fery angkat bicara menurut gue sich wajar aja kita ingin menikahi wanita yang cantik karena rosulullah juga punya istri yang cantik,fahad dengan sedikit malu malah meledekku eh..jangan jangan nih ridwan lagi mencari-cari akhwat nich,semua tertawa ribut mas sholeh memberi kode untuk diam,kami pun dengan serius mendengar kira-kira apa komentar mas sholeh,”menurut mas kita harus berpandu pada hadist Rosulullah bahwasanya wanita dinikahi karana 4 hal,kecantikan,kekayaan,keturunan,agamanya,tapi rosulullah lebih mengutamakan untuk memilih pasangan yang terbaik agamanya.maksudnya kalau jelek,miskin,dan dari keturunan rendah jangan langsung di tolak,pun sebaliknya jika wanitanya kaya,cantik,dan dari kalangan atas jangan langsung diterima tapi istikharahlah jalan terbaik dengan tetap mengutamakan kemuliaan agama dan akhlaknya menjadi standar,kami berempat terdiam tiba-tiba mas sholeh mengeluarkan sepucuk undangan sambil tersenyum,aku harap antum semua bahagia insya Allah minggu depan ana menikah dengan seorang akhwat cantik dari medan,dia juga seorang muallaf ,kami semua terkejut,oloan yang lebih terkejut lagi lha mas kok gak bilang-bilang sich…
Hari ini adalah hari yang paling bahagia buat ,mas sholeh tepat di Solok kampungnya mas sholeh suasana rumah yang penuh dengan hiasan di iringi nasyid mesut kurtys berjudul Burdah,suasana walimah yang istimewa setelah ijab Kabul di mesjid,terlihat wajah tenang mas sholeh menyalami beberapa tamu ikhwan yang datang karena,tempat duduk tamu laki-laki memang pisah dengan tamu perempuan,pernikahan yang benar-benar Islami,tapi seperti biasa penyakit penasaranku kambuh lagi ku intip hijab ingin melihat istri mas sholeh,aku terkejut ketika mataku terpaku pada akhwat yang mendampingi mas sholeh,wanita itu agak pendek,wajahnya biasa-biasa saja,tapi saat berjalan kulihat sesuatu di pegang oleh wanita itu,alangkah terkejutnya aku ternyata akhwat itu cacat sebelah kakinya,hatiku berdebar tak sadar air mataku terjatuh..aku segera memalingkan wajahku,teringat kata-kata mas sholeh jum’at lalu ,”insya Allah ana akan menikah dengan akhwat cantik.Saat walimah selesai aku dan ketiga ikhwan lainnya pamitan sama mas sholeh,saat salaman aku memeluk mas sholeh sesenggukan aku menangis,’mas jazakallah ..mas sholeh telah membuka mataku mengenai makna akhwat cantik,mas aku juga ingin memperoleh akhwat cantik,cantik imannya.mas sholeh tersenyum kulihat dia juga menangis,sambil berbisik yang rajin ngajinya ya dan jangan lupa berdoa kepada Allah akhwat apa yang antum inginkan niscaya Allah akan kabulkan.
Sepanjang pulang dari solok,perasaan haru menyelimuti jiwaku,mas sholeh yang ganteng,semampai,banyak hafalan qurannya,terkenal,juga berprestasi di kampus dan punya penghasilan lumayan memilih akhwat biasa dan tidak cantik,Ya Allah kerdilnya jiwa ini.Seminggu berlalu mas sholeh tidak tinggal di wisma ar rijal lagi,ya Allah hari ini aku bertekad akan memperbaiki diriku,ya Allah kerdilnya jiwa ini,ya Allah berikanlah aku pendamping yang cantik imannya.
Alhamdulillah,akhirnya pendidikanku rampung juga di Al madany,ustad nur ridho mengatakan nilaiku yang tertinggi dan kemampuan tahfiz dan bahasa arabku terbaik hingga aku di tawarkan ustad mengajar di almadany,akupun menerima tawaran itu sambil meneruskan pendidikan di UNP ,alhamdulillah pengajian rutinpun berjalan lancar dan yang jelas gue selalu menundukkan pandangan dan menjaga hati dari para bunga-bunga dakwah,cukuplah Allah yang akan memilihkan bunga terbaik untukku.Sebulan sudah aku mengajar di almadany,satu persatu saudara-saudaraku angkat kaki dari wisma,semua sudah tamat dan kembali kekampung halamannya,sekarang aku yang dituakan di wisma membina adik adik baru dari berbagai propinsi.tiba-tiba HPku berbunyi ada sms masuk Mas Sholeh ,” Ridhwan nama antum indah sekali,ridhwan adalah nama malaikat penjaga surga,semoga antum dikaruniakan Allah istri sholeh yang cantik yang akan membawa antum masuk surga,amin.alhamdulillah ummi hafsah udah hamil kedua,mohon doanya ya semoga menjadi anak-anak yang sholeh,”air mataku berlinang.mas sholeh tidak melupakanku,
Besoknya ada panggilan mendadak dari ustad nur,katanya penting,akupun datang dan alangkah terkejutnya aku saat ustad nur menanyakan apakah aku sudah siap menikah,aku diam saja tapi ya Allah hamba rindu berjihad dengan teman istimewa,ustad lalu melanjutkan kalimatnya,kemarin ummu Abdullah minta carikan ikhwan untuk binaannya dan ana pertimbangkan agaknya antum yang cocok menikah dengan akhwat itu,usianya tua setahun dari antum,untuk lebih lengkapnya antum baca data ini didalamnya juga ada photo akhwatnya,silahkan antum pertimbangkan,ummu Abdullah hanya memberi waktu 1 minggu.
Sesampai di wisma aku segera siap-siap ke mesjid sholat isya,munajatku terdalam kepadamu ya robbi berilah hamba istri yang cantik imannya yang mau diajak berjuang ke surga,hari sudah menunjukkan jam 9 malam entah kenapa aku enggan ke wisma,ingin di mesjid saja menumpahkan galau hati ini.Akhirnya aku harus ke wisma juga,sampai dikamar data itu belum kubuka,bahkan aku bertekad tidak akan membukanya,insya allah aku stiqoh dengan pilihan ustad sederhana itu dengan mengharap ridho Allah akupun mengiyakan tawaran ustad nur.Hari jum’at adalah hari yang di sepakati untuk melaksanakan ta;aruf di rumah ustad nur,alangkah terkejutnya aku ketika hijab dibuka aku disuruh ustad melihat calon istriku,akhwat itu….ya Robbi akhwat baju hijau lumut yang pernah kulihat setahun yang lalu,akhwat itu ustazah Wulandari yang setiap hari mengajar tahfidh,jebolan al azharitu, walaupun kami jarang komunikasi tapi aku sudah mendengar kesholehannya di mana-mana,ya Allah aku terharu.
Hari ini,hari pernikahan gue dengan akhwat cantik karunia Allah,mahar yang dimintanya cukup sederhana tapi mendalam maknanya,uang sepuluh ribu dan hafalan surah ar rahman, ku kirim sms untuk mas sholeh,,,Mas jazakallah atas doanya,akhwat cantik itu telah di karuniakan Allah,cantik imannya,cantik rupanya,seperti yang pernah ana inginkan wlaupun tidak pernah terucap.Aku tersenyum lalu kupencet send.Ku pandang bidadari yang menunduk malu itu seraya bertasbih memuji Allah memuji karunianya….dia tersenyum bidadariku cantik sekali,cantik imannya melebihi cantik wajahnya.alhamdulillah. tut..tut..tut…sms masuk dari mas sholeh ,”Allahu Akbar,suatu hari ketika rosulullah di ajak malaikat jibril ke surga,rosulullah melihat sekelompok bidadari dan anehnya ada satu bidadari yang beda,bidadari itu hitam manis dan matanya biru,lalu rosulullah bertanya itu bidadari siapa ya jibril,jibril berkata itu bidadari yang di sediakan Allah untuk umar bin khattab,karena umar pernah terbersit keinginan dalam hatinya memiliki bidadari hitam manis di surga,Ridhwan begitulah janji Allah pasti,ketika kita bertaqwa Allah akan mengabulkan keinginan kita,so keep istiqamah in this way ok! Segera kubalas,’ok mas Allahu Akbar!!!
Untuk segera mengakhiri lajangku…
Pagi itu cerah sekali,seperti biasa aktivitas tahfiz di Al Madany mulai terdengar,dengan serius para mahasiswa khusus akhwat mengikuti dengan seksama,aktivitas tahfidz memang menjadi kelas favorite bagi akhwat dan ikhwan yang kebanyakan mahasiswa dari UNP,BUNG HATTA,UNAND.Sebelum tahfizh di mulai biasanya ustadzah akan memberikan sedikit pengantar yang akan menambah semangat kami melakukan tahfizd.kelas memang di bagi dua di Ma’had Al Madany,kelas ikhwan setiap hari senin sampai rabu jam 8 – 10 malam dan di pandu oleh ustad Nur Ridho jebolan Medinah university itu ustad yang sangat tawadhu’ dan kelas akhwat di pandu oleh ustazah jebolan mesir,tapi ada yang lain lho,dari ustazah kita kali ini,masih lumayan muda dan sangat cerdas dan menambah pesonanya akhlaknya sangt mulia lembut dan cantiknya kayak para artis-artis korea ,perfect gitchu lho.
Assalamu’alaikum,’sholeh lho mau kemana? Aku tak tau ya kenapa temanku yang satu ini memang beda,lima diantara kami dalam satu wisma nih anak boleh dikatakan anak yang paling baek sesuai namanye Sholeh,dan yang paling gak sholeh ya gue! Komentar orang-orang sich gue orangnya cuek buanget,rada jail and yang penting gini-gini IP gue tetap di atas rata-rata yaahh dua koma lah lumayan,dua koma kan yang penting hasil karya sendiri alias gak nyontek,untuk apa IP tinggi kalau otaknya juntrung doank.
Eh ridwan,ini mau pergi ke DEPSOS mengajukan proposal acara Bina anak jalanan besok,akh ridhwan mau kemana? Ini gue lagi bete buanget mau chatting di internet ah.teman-teman yang lain mana?oh fahad lagi ngisi kuliah dhuha di campus,Fery dan Oloan pergi Rihlah ke meninjau.ok gue duluan ya,’ seperti biasa nih anak selalu saja ngajak gue salaman saat bertemu dan berpisah kadang gue rada bosan juga tapi yaa gimana lagi dah terlanjur satu wisma,ceritanya tuh karena gue anak Makkasar yang lulus UMPTN jurusan Fisika di UNP atau nama kerennya Universitas Negri Padang,lha namanya baru terang aja gue kagak tau padang nah saat berjalan eh nih anak nabrak gue padahal gue dah liatin dianya jalan dari jauh nunduk terus kayak nyari uang jatuh,eh malah dianya nyalamin gue dengan senyum dan minta maaf juga mengenalkan namanya,orangnya sich lumayan tampan,nah kesempatan gue mumpung dia merasa bersalah telah nabrak gua jadi gua Tanya dimana tempat kos-kosan yang nyaman,dekat kampus dan tentunya murah meriah,dengan senang hati gua langsung ditawarin di wismanya yang sederhana tapi bersihnya bukan main bo bisa di jilat sampai kedapurnya.idih kayak tempat tinggal cewek aja,jangan-jangan nich anak bencong.
Gitu deh ceritanya akhirnya dua tahun sudah gue hidup di pondokan ustad itu,gue julukin gitu karena emang sholeh dan teman-temannya yang selalu menjaga pandangan itu nongkrong sambil membicarakan berbagai program dakwah mereka,yah gue sich enjoi aja kerena gue mahasiswa termuda usia gue 22 dan mas sholeh 25 tapi karena pemahaman islamnya lumayan jadi dia dituakan dari kak Fery,bang oloan danAkh Fahad,tapi terang ajan gue kadang merasa gak nyaman apalagi shubuh gue selalu di ajak ke mesjid.Setelah dua tahun tinggal di wisma ternyata gue merasa betah sekarang,hati gue tenang tinggal bersama mereka dan kami berlima sudah seperti kelurga.
Mas sholeh mulai ngajak aku mengikuti kegiatan tahfidz dan bahasa arab di Al madany,gue mengelak dengan alasan keuangan,malah mas janji akan membiayai perbulannya,dan sehari-hari gue selalu dekat dengan mas sholeh dia jurusan teknik dan sedang menyusun skripsinya,tapi aktivitas segudangnya tak membuat prestasinya menurun bahkan tahun kemarin dia meraih peringkat tertinggi jurusan teknik UNP ya wajar kalau seluruh dosen sayang sama mas sholeh,mas juga sering membantuku menyelesaikan tugas-tugas kuliahku. Pagi itu hari senin aku pergi ke bagian administrasi di Ma’had al madany untuk mendaftarkan diri ikut program tahfidz dan bahasa arab selama 1 tahun,mimpi apa gue.Saat lagi berada dikantor ikhwan gue melihat seorang akhwat bersahaja lagi berjalan nunduk kearah kantor akhwat sambil membawa beberapa buku,terlihat amat sopan berjalan dan wooow wajahnya cantik buanget kayak artis korea di film Jewel in the palace,jungge ma….ya Allah betapa sempurnanya,tinggi langsing berbalut gamis hijau lumut polos plus jilbab hijau muda yang sangat serasi,gue ngelihat bidadari surga apa? Tiba-tiba aku di kejutkan oleh kedatangan mas sholeh,aku segera berpaling takut mas negur,karena mas sering bilang agar menjaga pandangan dari wanita yang tidak muhrim.astaghfirullah…tapi akhwat itu cantik sekali.
Malamnya di wisma gue tidak bisa tidur karena membayangkan akhwat tadi,ah kenapa gue jadi gelisah.Akhirnya rutin gue mulai ikut tahfizd dan bahasa arab angkatan 10 di al madany mulanya bete ketemu ikhwan-ikhwan itu yang membuat hidup gue tidakbebas tapi gue ikut juga sambil terus melihat-lihat kearah kantor akhwat mudah-mudahan aku bisa melihat akhwat itu lagi.hari ini materi sebelum tahfizd ustad ridho nur memberikan taujih 7 menit tentang keutamaan menghafal al Qur’an dan kiat-kiat menjaga hafalan,salah satunya adalah dengan menjaga pandangan dari hal yang tidak diridhoi Allah.Dug! gue merasa tersindir.Besoknya aku pura-pura nanya sama teman rina teman sefakultasku yang juga ikut tahfiz kelas akhwat,aku menanyakan tentang akhwat berbaju hijau lumut kemarin,dari keterangan rina gue tahut ternyata dia adalah ustazah tahfidz akhwat dan ustazah itu jebolan al azhar cairo cumloude dan baru mau mengajar karena ustazah Sofiah pindah ke Palembang ikut suaminya setelah menikah,aku terdiam ternyata dia ustazah semuda itu,lalu karena penasaran aku aku menanyakan usianya sama rina,wah usianya masih 23 tahun hanya tua 1 tahun dariku malu nya,gue masih saja begini-begini dia masih sangat muda dan sudah menjadi ustazah di Ma’had para ustad dan ustazah di alMadany,hati gue jadi tambah malu.
Hari ini setelah sholat jum’at mas sholeh,bang oloan dan kak fery dan fahad selalu berusaha makan siang jemaah katanya untuk mengeratkan ukhuwah karena hari-hari lain mereka selalu sibuk,dan setelah makan kami biasanya bercengkrama sambil nunggu sholat ashar.mas,gue mau Tanya kalau kita ingin menikah dan minta sama Allah akhwat yang cantik boleh gak?mas terdiam sambil tersenyum dan berkata,”menurut antum semua gimana boleh gak? Bang oloan dengan logat khas medannya berkomentar,boleh saja kan Allah maha mengijabah doa,fery angkat bicara menurut gue sich wajar aja kita ingin menikahi wanita yang cantik karena rosulullah juga punya istri yang cantik,fahad dengan sedikit malu malah meledekku eh..jangan jangan nih ridwan lagi mencari-cari akhwat nich,semua tertawa ribut mas sholeh memberi kode untuk diam,kami pun dengan serius mendengar kira-kira apa komentar mas sholeh,”menurut mas kita harus berpandu pada hadist Rosulullah bahwasanya wanita dinikahi karana 4 hal,kecantikan,kekayaan,keturunan,agamanya,tapi rosulullah lebih mengutamakan untuk memilih pasangan yang terbaik agamanya.maksudnya kalau jelek,miskin,dan dari keturunan rendah jangan langsung di tolak,pun sebaliknya jika wanitanya kaya,cantik,dan dari kalangan atas jangan langsung diterima tapi istikharahlah jalan terbaik dengan tetap mengutamakan kemuliaan agama dan akhlaknya menjadi standar,kami berempat terdiam tiba-tiba mas sholeh mengeluarkan sepucuk undangan sambil tersenyum,aku harap antum semua bahagia insya Allah minggu depan ana menikah dengan seorang akhwat cantik dari medan,dia juga seorang muallaf ,kami semua terkejut,oloan yang lebih terkejut lagi lha mas kok gak bilang-bilang sich…
Hari ini adalah hari yang paling bahagia buat ,mas sholeh tepat di Solok kampungnya mas sholeh suasana rumah yang penuh dengan hiasan di iringi nasyid mesut kurtys berjudul Burdah,suasana walimah yang istimewa setelah ijab Kabul di mesjid,terlihat wajah tenang mas sholeh menyalami beberapa tamu ikhwan yang datang karena,tempat duduk tamu laki-laki memang pisah dengan tamu perempuan,pernikahan yang benar-benar Islami,tapi seperti biasa penyakit penasaranku kambuh lagi ku intip hijab ingin melihat istri mas sholeh,aku terkejut ketika mataku terpaku pada akhwat yang mendampingi mas sholeh,wanita itu agak pendek,wajahnya biasa-biasa saja,tapi saat berjalan kulihat sesuatu di pegang oleh wanita itu,alangkah terkejutnya aku ternyata akhwat itu cacat sebelah kakinya,hatiku berdebar tak sadar air mataku terjatuh..aku segera memalingkan wajahku,teringat kata-kata mas sholeh jum’at lalu ,”insya Allah ana akan menikah dengan akhwat cantik.Saat walimah selesai aku dan ketiga ikhwan lainnya pamitan sama mas sholeh,saat salaman aku memeluk mas sholeh sesenggukan aku menangis,’mas jazakallah ..mas sholeh telah membuka mataku mengenai makna akhwat cantik,mas aku juga ingin memperoleh akhwat cantik,cantik imannya.mas sholeh tersenyum kulihat dia juga menangis,sambil berbisik yang rajin ngajinya ya dan jangan lupa berdoa kepada Allah akhwat apa yang antum inginkan niscaya Allah akan kabulkan.
Sepanjang pulang dari solok,perasaan haru menyelimuti jiwaku,mas sholeh yang ganteng,semampai,banyak hafalan qurannya,terkenal,juga berprestasi di kampus dan punya penghasilan lumayan memilih akhwat biasa dan tidak cantik,Ya Allah kerdilnya jiwa ini.Seminggu berlalu mas sholeh tidak tinggal di wisma ar rijal lagi,ya Allah hari ini aku bertekad akan memperbaiki diriku,ya Allah kerdilnya jiwa ini,ya Allah berikanlah aku pendamping yang cantik imannya.
Alhamdulillah,akhirnya pendidikanku rampung juga di Al madany,ustad nur ridho mengatakan nilaiku yang tertinggi dan kemampuan tahfiz dan bahasa arabku terbaik hingga aku di tawarkan ustad mengajar di almadany,akupun menerima tawaran itu sambil meneruskan pendidikan di UNP ,alhamdulillah pengajian rutinpun berjalan lancar dan yang jelas gue selalu menundukkan pandangan dan menjaga hati dari para bunga-bunga dakwah,cukuplah Allah yang akan memilihkan bunga terbaik untukku.Sebulan sudah aku mengajar di almadany,satu persatu saudara-saudaraku angkat kaki dari wisma,semua sudah tamat dan kembali kekampung halamannya,sekarang aku yang dituakan di wisma membina adik adik baru dari berbagai propinsi.tiba-tiba HPku berbunyi ada sms masuk Mas Sholeh ,” Ridhwan nama antum indah sekali,ridhwan adalah nama malaikat penjaga surga,semoga antum dikaruniakan Allah istri sholeh yang cantik yang akan membawa antum masuk surga,amin.alhamdulillah ummi hafsah udah hamil kedua,mohon doanya ya semoga menjadi anak-anak yang sholeh,”air mataku berlinang.mas sholeh tidak melupakanku,
Besoknya ada panggilan mendadak dari ustad nur,katanya penting,akupun datang dan alangkah terkejutnya aku saat ustad nur menanyakan apakah aku sudah siap menikah,aku diam saja tapi ya Allah hamba rindu berjihad dengan teman istimewa,ustad lalu melanjutkan kalimatnya,kemarin ummu Abdullah minta carikan ikhwan untuk binaannya dan ana pertimbangkan agaknya antum yang cocok menikah dengan akhwat itu,usianya tua setahun dari antum,untuk lebih lengkapnya antum baca data ini didalamnya juga ada photo akhwatnya,silahkan antum pertimbangkan,ummu Abdullah hanya memberi waktu 1 minggu.
Sesampai di wisma aku segera siap-siap ke mesjid sholat isya,munajatku terdalam kepadamu ya robbi berilah hamba istri yang cantik imannya yang mau diajak berjuang ke surga,hari sudah menunjukkan jam 9 malam entah kenapa aku enggan ke wisma,ingin di mesjid saja menumpahkan galau hati ini.Akhirnya aku harus ke wisma juga,sampai dikamar data itu belum kubuka,bahkan aku bertekad tidak akan membukanya,insya allah aku stiqoh dengan pilihan ustad sederhana itu dengan mengharap ridho Allah akupun mengiyakan tawaran ustad nur.Hari jum’at adalah hari yang di sepakati untuk melaksanakan ta;aruf di rumah ustad nur,alangkah terkejutnya aku ketika hijab dibuka aku disuruh ustad melihat calon istriku,akhwat itu….ya Robbi akhwat baju hijau lumut yang pernah kulihat setahun yang lalu,akhwat itu ustazah Wulandari yang setiap hari mengajar tahfidh,jebolan al azharitu, walaupun kami jarang komunikasi tapi aku sudah mendengar kesholehannya di mana-mana,ya Allah aku terharu.
Hari ini,hari pernikahan gue dengan akhwat cantik karunia Allah,mahar yang dimintanya cukup sederhana tapi mendalam maknanya,uang sepuluh ribu dan hafalan surah ar rahman, ku kirim sms untuk mas sholeh,,,Mas jazakallah atas doanya,akhwat cantik itu telah di karuniakan Allah,cantik imannya,cantik rupanya,seperti yang pernah ana inginkan wlaupun tidak pernah terucap.Aku tersenyum lalu kupencet send.Ku pandang bidadari yang menunduk malu itu seraya bertasbih memuji Allah memuji karunianya….dia tersenyum bidadariku cantik sekali,cantik imannya melebihi cantik wajahnya.alhamdulillah. tut..tut..tut…sms masuk dari mas sholeh ,”Allahu Akbar,suatu hari ketika rosulullah di ajak malaikat jibril ke surga,rosulullah melihat sekelompok bidadari dan anehnya ada satu bidadari yang beda,bidadari itu hitam manis dan matanya biru,lalu rosulullah bertanya itu bidadari siapa ya jibril,jibril berkata itu bidadari yang di sediakan Allah untuk umar bin khattab,karena umar pernah terbersit keinginan dalam hatinya memiliki bidadari hitam manis di surga,Ridhwan begitulah janji Allah pasti,ketika kita bertaqwa Allah akan mengabulkan keinginan kita,so keep istiqamah in this way ok! Segera kubalas,’ok mas Allahu Akbar!!!
HATI SEORANG AYAH.....!!!!!!!!!!!!
Ada seorang anak wanita bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya.
Anak wanita itu bertanya pada ayahnya: Ayah , mengapa wajah ayah kian berkerut-merut dengan badan ayah yang kian hari kian terbungkuk?”
Demikian pertanyaannya, ketika ayahnya sedang santai di beranda.
Ayahnya menjawab : “Sebab aku laki-laki.” itulah jawaban ayahnya.
Anak wanita itu berguman : ” Aku tidak mengerti.”
Dengan kerut-kening karena jawaban ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran.
Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian ayahnya mengatakan :
“Anakku, kamu memang belum mengerti tentang laki-laki.”
Demikian bisik ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.
Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri ibunya lalu bertanya :
“Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?”
Ibunya menjawab : “Anakku, jika seorang laki-laki yang benar benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian.”
Hanya itu jawaban sang bunda.
Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran.
Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi.
Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas
sekali.Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.
“Saat Ku-ciptakan laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi. “
“Kuciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya & kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya. “
“Kuberikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya. “
“Kuberikan keperkasaan & mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya & yang selalu
dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya.”
“Kuberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. “
“Kuberikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai & mengasihi keluarganya, didalam kondisi & situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya.Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap.Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi & mengasihi sesama saudara.”
“Kuberikan kebijaksanaan & kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan & menyadarkan, bahwa istri yang baik adalah istri yang setia terhadap suaminya, istri yang baik adalah istri yang senantiasa menemani. & bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka.
Walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar & saling melengkapi serta saling menyayangi.”
“Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari & menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia.
Dan badannya yang terbungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya.”
“Kuberikan kepada laki-laki tanggung jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah amanah di Dunia & Akhirat.”
Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut & berdoa hingga menjelang subuh.
Setelah itu dia hampiri bilik ayahnya yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan ayahnya.
” Aku mendengar & merasakan bebanmu, ayah…”
Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan ayah…
With love to all father ” Jika kamu mencintai ayahmu – sekarang merasa sebagai seorang ayah kirimlah cerita ini kepada orang lain, agar seluruh orang di dunia ini dapat mencintai & menyayangi ayahnya & dan mencintai kita sebagai seorang ayah.
Berbahagialah yang masih memiliki ayah.
Dan lakukanlah yang terbaik untuknya…
Berbahagialah yang merasa sebagai ayah.
Dan lakukanlah yang terbaik untuk keluarga kita…
Semoga bermanfaat
Anak wanita itu bertanya pada ayahnya: Ayah , mengapa wajah ayah kian berkerut-merut dengan badan ayah yang kian hari kian terbungkuk?”
Demikian pertanyaannya, ketika ayahnya sedang santai di beranda.
Ayahnya menjawab : “Sebab aku laki-laki.” itulah jawaban ayahnya.
Anak wanita itu berguman : ” Aku tidak mengerti.”
Dengan kerut-kening karena jawaban ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran.
Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian ayahnya mengatakan :
“Anakku, kamu memang belum mengerti tentang laki-laki.”
Demikian bisik ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.
Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri ibunya lalu bertanya :
“Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?”
Ibunya menjawab : “Anakku, jika seorang laki-laki yang benar benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian.”
Hanya itu jawaban sang bunda.
Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran.
Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi.
Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas
sekali.Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.
“Saat Ku-ciptakan laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi. “
“Kuciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya & kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya. “
“Kuberikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya. “
“Kuberikan keperkasaan & mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya & yang selalu
dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya.”
“Kuberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. “
“Kuberikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai & mengasihi keluarganya, didalam kondisi & situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya.Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap.Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi & mengasihi sesama saudara.”
“Kuberikan kebijaksanaan & kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan & menyadarkan, bahwa istri yang baik adalah istri yang setia terhadap suaminya, istri yang baik adalah istri yang senantiasa menemani. & bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka.
Walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar & saling melengkapi serta saling menyayangi.”
“Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari & menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia.
Dan badannya yang terbungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya.”
“Kuberikan kepada laki-laki tanggung jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah amanah di Dunia & Akhirat.”
Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut & berdoa hingga menjelang subuh.
Setelah itu dia hampiri bilik ayahnya yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan ayahnya.
” Aku mendengar & merasakan bebanmu, ayah…”
Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan ayah…
With love to all father ” Jika kamu mencintai ayahmu – sekarang merasa sebagai seorang ayah kirimlah cerita ini kepada orang lain, agar seluruh orang di dunia ini dapat mencintai & menyayangi ayahnya & dan mencintai kita sebagai seorang ayah.
Berbahagialah yang masih memiliki ayah.
Dan lakukanlah yang terbaik untuknya…
Berbahagialah yang merasa sebagai ayah.
Dan lakukanlah yang terbaik untuk keluarga kita…
Semoga bermanfaat
♥♥ ~* ::Bidadari Untuk Ikhwan (BAG. 3):: *~ ♥♥
Yuk baca lagi.... Bagi yang belum baca BAG (1) Sampai BAG (2) Silakan Buka Page "Strawberry" Ini baca sebelum catatan Bag (3) ^_^
Karya : Nurlaila Zahara
Aku keluar dari secretariat dosen, dengan penuh kemenangan. Kemenangan awal yang akan diikuti oleh perjuangan yang lainnya.
“Hey, Khalid! Gimana bimbingan dengan si prof killer itu?” sapa Hendra, yang saat itu berada disampingku.
“Alhamdulillah, semua beres!” ucapku penuh kemenangan.
“Wah, enak ya kalau aktivis” ujar hendra.
Aku tersenyum sambil mengatakan “makanya, kenapa dulu nggak jadi aktivis!”.
Belum tahu dia tentang perjuanganku untuk mempertahankan nama baik. Dan belum tahu dia kalau keteganganku saat menghadapi Professor Susilo Nuhroho bagaikan tawaran untuk menikahi seorang akhwat, ucapku dalam hati.
“kamu mau kemana sekarang, Lid?” Tanya Hendra.
“Mau kesekretariat LDK! Kenapa? Mau ikut!” jawabku enteng.
“Nggak! Sebenarnya aku ada perlu sama kamu, kalau kamu nggak repot!”
“Wah, ada perlu apa nich? Nggak kok, aku nggak repot!”
“Lid, gimana kita kalau duduk disitu!” Hendra menunjukkan tempat duduk ditaman fakultas hukum. Yang saat itu beberapa tempat duduk yang masih dipenuhi mahasiswa-mahasiswi yang sedang berkumpul. Entah apa yang mereka lakukan.
Aku mengangguk setuju.
Setelah duduk di kursi paten beton. Hendra langsung mengatakan sesuatu yang mengganjal hatinya “Sebenarnya gini Lid!” Hendra mengatakan tentang sesuatu yang mengganjal pada hatinya. Sesuatu yang membuat dia resah. Membuat dia merasa bingung harus ditanyakan kemana sebuah persoalan yang berada pada rongga pikirannya.
“Lid, aku mendapat SMS juga mendapat berita dari temanku. Akan ada sebuah penyerangan besar yang ditujukan kepada orang-orang Kristen. Akan ada sweeping besar-besaran yang dilakukan oleh umat Islam kepada orang-orang Kristen. Dan setiap wanita Kristen akan diperkosa, laki-lakinya akan dibunuh!” ucap Hendra serius.
Hendra adalah seorang penganut Kristen yang sangat dekat denganku. Seorang Kristen yang sangat mendukung tentang Hak Asasi dalam beragama. Seorang yang tidak suka menghalalkan segala cara untuk menggapai tujuannya. Seorang yang toleran dalam beragama.
“Boleh aku lihat SMSnya?” pintaku.
Hendra langsung mengambil HPnya. Dan langsung memperlihatkan SMS gelap itu kepadaku. “Assalamualaikum, untuk orang Islam semua. Seruan untuk mensweeping umat Kristen. Kita habisi mereka. Kita perkosa wanita-wanitanya, kita bunuh laki-lakinya. Jangan ada ampun kepada umat Kristen yang kita temui. BUNUH mereka. Allahu Akbar 5x”
Setelah membaca SMS itu, aku tersenyum.
“kenapa kamu tersenyum, Lid? Apa ada yang lucu?” terlihat hendra merasa tersinggung dengan senyumanku.
“Kawan, saat kamu memperlihatkan SMS itu dan aku tersenyum, bukan aku bermaksud menyinggungmu. Tapi senyumanku tertuju pada si pengirim SMS itu. Karena sesungguhnya perkataannya bukan seperti orang Islam yang beriman. Dalam Islam tidak pernah dihalalkannya untuk membunuh siapapun bahkan umat agama lain. Selama tidak ada suatu alasan yang syar’I, atau sebuah hukuman. Maka tidak diperbolehkan orang Islam membunuh. Juga, bermaksiat dalam Islam sangat berdosa besar. Apalagi memperkosa wanita. Masya Allah. Itu sangat diharamkan pada umat Islam. Karena Allah sangat murka pada orang-orang yang bermaksiat. Sesungguhnya kawanku, umat Islam jika mengucapkan takbir, itu terbiasa dengan 3x. Tapi disitu janggal, dengan mengucapkan takbir 5x. Berarti, si pengirim SMS itu tidak mengetahui pasti tentang kebiasaan orang-orang Islam. Bukan berarti aku mengatakan si pengirim SMS itu orang beragama lain, tetapi bisa juga orang yang mengirim SMS itu adalah orang-orang Islam tetapi yang tidak beriman. Dan apakah engkau tahu? Bahwa aku tidak pernah dikirim SMS yang berbunyi seperti itu. Padahal aku adalah termasuk orang-orang yang memperjuangkan agamaku!” jelasku panjang lebar.
“Tapi umat Kristen diisukan, bahwa mereka tidah memurtadkan orang Islam. Apakah isu itu tidak membuat orang-orang Islam sangat membenci umat Kristen?”
“Kawanku, apakah engkau menyangkal bahwa umat Kristen tidak memurtadkan umat Islam?” tanyaku balik kepada Hendra.
Hendra menunduk lesu, setelah itu menghembuskan nafas panjang “Iya, aku akui. Bahwa memang ada sebagian besar orang-orang Kristen yang menghalalkan segala cara untuk memurtadkan orang Islam. Mereka berfikir bahwa umat selain Kristen, adalah domba-domba yang tersesat. Aku sudah berulang kali menolak dogma itu, kepada kalanganku. Tapi apalah dayaku,” Hendra menghela nafas panjangnya, setelah itu dia melanjutkan perkataannya “Aku hanya seorang anak pendeta yang telah terasing dari agamaku sendiri. Tetapi aku masih yakin bahwa dogma itu harus dirubah. Semua umat beragama adalah orang-orang yang bertuhan. Dan semua orang beragama adalah orang-orang yang baik.”
“Kawan, bukan berarti jika umat Kristen memurtadkan umat Islam. Dan umat Islam membenci umat Kristen semua! Sesungguhnya yang kita benci bukan umat Kristen semuanya, tetapi kelakuan yang telah dilakukan oleh segelintir umat Kristen yang menghalalkan segala cara untuk menempuh tujuannya. Kawan, kita memang diperbolehkan untuk bersyiar, kita memang diperbolehkan untuk berdakwah. Tetapi tujuan kita adalah memberikan sebuah pengetahuan yang benar, tetnatng arti sebuah kebenaran itu sendiri. Kita boleh memberikan sebuah bantuan kepada orang lain. Tetapi kawan, kita harus ingat tentang keikhlasan. Keikhlasan adalah sebuah maksud tanpa ada tujuan tertentu selain tujuan untuk diridha’I oleh Tuhan kita. Bukanlah itu sebuah keikhlasan, manakala kita membantu seseorang dengan tujuan untuk menarik menuruti apa yang kita inginkan. Ada sebuah hal yang menarik dari sebuah kisah dua sahabat Rasulullah Muhammad saw. Dia adalah Abu Bakar dan Bilal. Abu Bakar adalah seorang yang membeli seorang budak muslim yang saat itu teraniaya dengan harga yang sangat mahal, dia adalah Bilal. Sungguh saat itu Bilal sudah dizalimi oleh orang-orang Quraisy. Dengan serta merta Abu Bakar membeli Bilal dengan harga yang sangat mahal dari budak yang lainnya. Setelah itu Abu Bakar membebaskan Bilal dari perbudakan. Pada suatu masa, yang pada saat itu Abu Bakar meminta dengan sangat kepada Bilal untuk menuruti perintahnya. Dengan sangat rendah hati, Bilal mengucapkan “Sesungguhnya wahai sahabat Rasulullah, apa yang engkau inginkan dari pembebasanku. Apakah engkau ingin aku menuruti perintahmu? Ataukah engkau membebaskan aku dengan keIkhlasanmu kepada Allah. Jika engkau memerdekakanku agar aku menjadi milikmu, maka lakukan apa yang engkau inginkan. Jika engkau memerdekakanku karena Allah, maka biarkanlah aku.” Saat itulah Abu Bakar dengan rendah hati pula mengatakan “Aku membebaskanmu karena Allah, Wahai Bilal!” sungguh ini adalah sebuah kalimat keikhlasan yang sangat dalam. Tiada dari sebuah maksud keikhlasan melainkan hanya kepada Allah lah saja. Jadi sebenarnya, bahwa umat muslim boleh memberikan bantuan kepada umat Kristen. Tetapi umat Islam diharamkan memaksa umat Kristen untuk mengikuti keinginan dari umat Islam. Dan seharusnya pun, begitu pula sebaliknya.” Jawabku panjang lebar.
“tetapi Khalid, apakah engkau menjamin bahwa tidak akan ada pensweepingan umat Islam terhadap umat Kristen?” Tanya Hendra ragu.
“Kawanku, sesungguhnya Islam itu adalah agama damai! Dan sesungguhnya umat Islam itu, umat yang damai. Tetapi jika umat Islam dizalimi. Tidak ada kata lain selain Jihad. Aku menjamin bahwa tidak akan ada pensweepingan umat Islam terhadap umat Kristen. Selama umat Kristen tidak melakukan sebuah kecurangan. Dan tidak akan ada pembunuhan dan perkosaan terhadap umat Kristen, meskipun jika memang dilakukan pensweepingan terhadap umat Kristen yang curang. Karena Islam mengharamkan cara yang bathil. Insya Allah, Kawan.” Jawabku mantap.
“Lid, terima kasih atas jawab-jawabmu! Sebenarnya aku sangat khawatir sekali. Aku khawatir terjadi permusuhan antar agama. Aku tidak menginginkan adanya sebuah pertikaian antar agama. Yang aku inginkan adalah, kita merdeka dalam memeluk setiap agama kita. Tidak ada saling memaksakan kehendak dalam beragama. Dengan berpedoman bahwa semua orang beragama punya hak yang sama dalam menjalankan agamanya.” Ucap Hendra.
Aku tersenyum, sambil mengatakan “Hen! Dalam Al Qur’an, surat Al-Kafirun “Dan aku tidak pernah menjadi penyembah yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah, untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku” jadi dalam Islam sudah diatur tata cara kehidupan beragama. Selama kita saling menghormati dan saling memberikan toleransi. Maka tidak aka nada permusuhan bahkan pertikaian antar agama.”
“Benar, apa yang kamu katakana Khalid! Seharusnya seperti itulah orang-orang yang beragama. Mereka mengurusi agama mereka masing-masing. Dan apabila saling memberikan bantuan. Seharusnya bantuan itu diberikan dengan keikhlasan. Tanpa ada maksud yang lainnya selain untuk mendapatkan pahala dari Tuhan.” Ucap Hendra.
Aku mengangguk setuju.
“Lid, atas nama agamaku. Aku meminta maaf atas perilaku segelintir orang Kristen yang menghalalkan segala cara untuk memuaskan kehendak mereka sendiri”
“Iya, Hen! Sama, aku juga meminta maaf mungkin beberapa dari umat Islam yang begitu agresif dalam mempertahankan agama Islam. Membuat kamu merasa tidak tenang. Tetapi sebenarnya apa yang dilakukan oleh umat Islam, hanya untuk mempertahankan saja bukan menyerang. Dan SMS yang kamu terima itu bukan SMS dari umat Islam. Karena Umat Islam tidak akan melakukan tindakan sehina itu.” Ucapku.
Aku jadi teringat pertemuan awalku dengan Hendra. Saat itu Hendra sangat tersinggung, saat aku katakana bahwa umat Islam diharamkan untuk mengucapkan selamat kepada agama lain. Termasuk selamat natal. Hendra saat itu mengatakan ‘Kalau begitu Islam tidak memberikan sebuah toleransi beragama”. Sungguh inilah yang selalu diucapkan oleh kalangan orang yang tidak mengerti Islam. Mereka merasa bahwa ucapan selamat merupakan sebuah hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan Tuhan. Mereka merasa ucapan adalah sekedar penyejuk hati. Atau sebatas kata-kata yang menyenangkan orang lain. Padahal, dalam Islam. Ucapan itu merupakan sebuah doa. Jadi umat Islam seharusnya sangat berhati-hati dalam berucap. Apalagi mengucapkan selamat kepada agama lain. Dengan santai aku menjelaskan. Bahwa sesungguhnya saat umat Islam mengatakan selamat kepada agama lain. Maka sesungguhnya umat Islam mendukung adanya agama tersebut. Padahal dalam ajaran Islam tidak ada sebuah agama yang benar kecuali agama Islam. Jadi sebuah ucapan selamat berarti membenarkan sebuah agama selain islam. Dan itu sangat tidak diperkenankan. Dan ucapan selamat sudah merupakan sebuah akhidah bagi umat Islam. Jadi jika dalam akhidah sudah tidak diperbolehkan. Maka kita tidak boleh melakukannya. Seperti halnya umat Kristen yang disuruh umat Islam untuk sholat jum’at. Secara otomatis umat Kristen tidak akan diperbolehkan. Karena itu adalah aturan umat Kristen. Begitu pula sebaliknya jika umat Islam tidak diperbolehkan mengucapkan selamat Natal. Maka seharusnya umat Kristen mengetahui bahwa itu adalah bagian dari ajaran umat Islam. Dan seharusnya umat Kristen lebih toleran kepada umat Islam, dengan tidak mengharapkan ucapan selamat yang diucapkan oleh umat Islam.
Dengan begitu seharusnya umat Kristen jika mengaku toleran kepada agama lain. Maka selayaknya mereka tidak memancing-mancing mengucapkan selamat kepada umat Islam saat hari-hari besar agama Islam. Agar tidak menimbulkan rasa dengki yang timbul oleh umat Kristen dikarenakan umat Islam tidak mengucapkan selamat kepada umat Kristen. Karena kita harus ingat, bahwa toleransi beragama itu adalah hal-hal yang bersifat umum atau muamalah. Bukan toleransi yang bersifat abstrak yang menyangkut akhidah.
Hendra akhirnya mengerti tentang arti toleransi itu sendiri. Bahkan Hendra berkali-kali mengucapkan, toleransi umat Islam lebih besar ketimbang toleransi agamanya sendiri. Sudah lima tahun aku bersahabat dengan Hendra. Sehingga aku tahu sifat seorang sahabatku itu. Meskipun kami berlainan keyakinan. Tapi kami mampu memberikan sebuah aktulisasi tentang toleran itu sendiri. “Bukanlah itu sebuah toleransi beragama, jika toleransi itu menginjak-injak keyakinan agama lain dan memaksa menuruti kehendak dari apa yang kita yakini” itulah perkataan Hendra pada saat itu.
Tak lama setelah perbincangan kami. Pandanganku menangkap seorang wanita. Wanita yang menggelisahkan hatiku. Wanita yang aku lihat berjalan dihadapanku. Aku benar-benar terpana melihat wanita itu. Benar-benar cantik. Sungguh benar-benar cantik. Aku tak menyangka semua ilmuku sirna. Sirna dengan memandang wanita cantik didepan mata ini.
“Lid, Khalid. Kamu melamun! Ada apa?” Tanya Hendra dengan memegang bahuku.
“Astaghfirullah” ucapku lirih. Disertai ucapan “Subhanallah. Ya Allah sungguh kebesaranmu menciptakan wanita secantik dia” ucapku dalam hati.
Hendra membalikkan badannya kebelakang. Yang pada saat itu duduknya masih berhadapan padaku. Serta merta Hendra tersenyum. Lalu berucap “Lid, itu Nova. Temanku di UK3 (Unit Kerohanian Kristen Katolik)”
“Oh.” Aku hanya mengangguk pelan.
Tak lama Nova mendatangi kami berdua. Wanita yang aku kagumi kecantikannya mendatangiku. Sungguh aku tidak percaya, dia sekarang berada dihadapanku. Tepat didepanku.
“Hendra, kamu dicari Wiwid tuh!” ucapnya kepada Hendra.
“Oh, dimana dia sekarang?” Tanya Hendra.
“Dikantin Fakultas Ekonomi!” ucapnya lirih.
“Oh ya, kenalin nich! Temanku” sambil menunjukku.
Tak lama dia tersenyum. “Subhanallah, senyumnya cantik sekali” ucapku dalam hati.
Aku membalas senyumannya.
“Nova, Maria Nova lengkapnya!” ucapnya sambil menyodorkan tangannya kepadaku untuk berjabat tangan.
Tangannya putih sekali. Seputih iklan produk pemutih. Jiwa ini berontak menerima atau menolak uluran tangannya. Perjuangan akhidah dan nafsu tumpang tindih. Sungguh, benar-benar inilah yang disebut ujian. Ujian untuk menaikkan tingkat keimanan. Mungkin karena hal inilah, akhirnya tercipta Liberalisasi Islam. Karena nggak kuat untuk menyentuh tangan yang putih bersih dan sangat halus.
“Khalid, Khalid Hendriansyah lengkapnya” balasku dengan merapatkan kedua telapak tanganku kearah dada.
Dengan serta merta Nova menarik tangannya kembali, serta merapatkan kedua telapak tangannya kearah dadanya. Dia terlihat mengerti apa yang aku maksud.
“Nova ini ketua UK3 loh, Lid!” ucap Hendra dengan nada suara yang bermaksud tertentu. Entah apa maksudnya, mungkin dia memperingatkanku untuk berhati-hati dengannya.
Nova saat itu hanya tersenyum simpul.
“Khalid, aku tahu kamu! Kamu adalah aktivis LDK kan?” ucap Nova.
Aku tersenyum lalu berkata “iya, kok kamu tahu? Apakah kita pernah ketemu?”
“Iya, kita pernah ketemu! Disuatu tempat, ingat-ingatlah kembali!” jawabnya penuh maksud yang tersembunyi.
“hem, dimana yach?” tanyaku penuh tanda Tanya.
“Ada deh! Piker dulu aja. Oh ya udah dulu yach, aku masih ada keperluan lagi. Aku tadi hanya menyampaikan pesannya Wiwid aja kok!” ucap Nova.
Saat Nova akan meninggalkan aku dan Hendra. Tatapan matanya terlihat sendu mengharapkan sesuatu kepadaku. Entah apa itu. Aku tak tahu, karena aku langsung menundukkan pandanganku.
“iya, hati-hati yach! Kalau ketemu Wiwid bilang, bentar lagi aku kesana. Aku masih ada urusan sama Khalid” ucap Hendra.
Dewi Aphrodite telah meninggalkanku. Tetapi kecantikannya masih terbayang dalam rongga pikiranku.
“Khalid,” panggil Hendra
“Iya apa Hend!” ucapku
“Cantik, yach?” ucap Hendra
“Siapa?” ucapku berlagak tidak tahu. Meskipun aku tahu yang dimaksud adalah Nova.
“Ah, kamu. Sok! Nova maksudku” ucap Hendra mempertegas
Aku tersenyum, “iya, cantik! Kenapa?” tanyaku balik
“Lid, aku kasihan kepada Nova!”
“Kasihan kenapa?”
“Nova, adalah anak dari Pendeta Joseph”
“Hem! Lalu kenapa?” tanyaku penasaran
“Aku kenal Nova sejak kecil, Lid! Dan rumah Nova berada disebelah rumahku. Pendeta Joseph adalah teman Papaku, Lid. Pendeta Joseph sering memukul Nova, jika Nova tidak mau mengikuti perintah dari Pendeta Joseph. Kamu tahu nggak Lid. Pernah suatu kali Nova akan dinikahkan sama seorang pengusaha tua kaya yang beragama Islam. Dengan janji bahwa jika nanti Nova dinikahi, maka pengusaha itu akan ikut beragama Kristen. Kamu tahu kan, Lid! Kecantikan Nova memang begitu merona!” ujar Hendra.
“Lalu, gimana. Nova jadi nikah dengan pengusaha itu?” tanyaku
“Nggak jadi, Lid!”
“Loh, kenapa?”
“Iya, saat itu Nova menolak keras. Karena menolak Nova telah dipukul habis-habisan oleh pendeta Joseph. Dan keluarganya mengucilkan dia. Nova pernah disekap dalam kamarnya. Karena kamar Nova berhadapan dengan kamar adikku yang perempuan. Sehingga aku bisa melihat kondisi Nova pada saat itu. Benar-benar kasihan dia, pakaiannya lusuh, dan dia tidak diberikan makanan apapun. Tapi aku dan adikku sering melemparkan roti kering dan air kemasan kearah kamarnya. Aku akhirnya mempunyai inisiatif untuk menyelidiki pengusaha tua tadi. Setelah aku dan teman-teman selidiki. Ternyata pengusaha tadi mempunyai seorang istri. Setelah kami selidiki, akhirnya kami tahu kalau sebenarnya kekayaan dari pengusaha itu adalah kekayaan isterinya. Dan saat itupun kami memberitahukan kelakuan pengusaha tua itu. Pengusaha tua itu mengurungkan niatnya untuk memperisteri Nova.” Cerita Hendra dengan serius.
“Hem…!” aku Cuma manggut-manggut
“Dan akhirnya, Nova bisa sedikit bernafas lega. Tetapi kayaknya aka nada rencana lain yang akan dilakukan oleh Pendeta Yoseph. Entah itu rencana apa? Aku tak tahu!” ucap Hendra bingung.
“Hem…! Ya… sudahlah kita Cuma bisa berdoa saja, semoga rencana itu bukan rencana yang buruk.” Ucapku.
“Sebenarnya, aku juga mau cerita sesuatu kepadamu Lid!”
“Apa, Hend? Masalah tadi? Atau masalah Nova lagi!”
“Ini bukan masalahku yang tadi Lid! Tetapi ini masih ada hubungannya dengan Nova!”
“Apa itu Hen?” tanyaku
“Gini Lid, di UK3 sedang merencanakan program Baksos (Bakti Sosial) ke desa-desa kumuh. Aku nggak suka dengan program mereka Lid!”
“Loh, kan bagus hen!” selaku
“Bagus sih bagus. Tapi ada yang janggal dari Baksos itu! Kenapa yang melakukan Baksos adalah orang-orangnya Pendeta Yoseph. Yang aku sesalkan Baksos itu atas nama dan dana dari kampus. Nah ini kan nggak etis. Seharusnya kalau itu Baksosnya UK3, ya seharusnya kan mahasiswa-mahasiswi anggota UK3. Bukannya anak buah pendeta Yoseph. Nah ini yang janggal. Lid. Dan ini sudah dilaksanakan oleh mereka.” Tutur Hendra serius.
“Oh, jadi seperti itu yach!” ucapku sejenak. Aku jadi teringat cerita bang Jamal dan bang Dadang kembali. Didesa binaanku juga sedang didatangi orang-orang aneh. Aneh dengan cara pengajaran dan ajarannya. Kalaulah mereka beragama Islam, ajaran mereka memang mengajarkan Islam. Tetapi paham dari ajaran mereka sangat bertentangan dengan Islam. Bahkan bisa dikatakan menghina Islam. Aku benar-benar ragu dengan apa yang diajarkan oleh orang-orang asing itu. Apakah memang mereka benar-benar mengerti tentang Islam. Ataukah mereka ingin merusak agama Islam. Aku jadi teringat gadis yang berjilbab itu. Aku jadi teringat wajahnya, wajahnya seperti tak asing lagi bagiku. Dia seperti?. Oh iya benar. Dia seperti Nova. Benar-benar wajahnya seperti wajah Maria Nova. Apakah benar dia Maria Nova?. Benar tak salah lagi bagiku. Baik nanti aku akan minta tolong Deni, si pakar computer itu! Untuk mencocokkan wajah gadis berjilbab itu dengan Nova, gumamku dalam hati.
“Khalid, kamu melamun lagi! Ada apa Lid?”
“Oh, nggak Hen! Aku Cuma lagi mengingat-ingat aja kok!” jelasku.
“Apa yang sedang kamu ingat-ingat, Lid?”
Aku hanya tersenyum sambil mengatakan “Ada deh!”
Seketika itu, aku jadi teringat hari ini aku ada kajian. “Hen, sorry! Aku ada perlu sekarang. Aku ada janji dengan Ustadku. Besok kita lanjutkan lagi ngobrol kita” ucapku terburu-buru
Hendra tersenyum sambil mengatakan “Ok, Lid! Ya, besok kita lanjutkan.”
Sebelum berangkat ke rumah Ustad Fadlan, aku harus mengambil beberapa buku catatan dikontrakanku.
***
Perjalanan menuju rumah ustad Fadlan memang agak jauh. Sekitar 4 kilometer dari tempat kontrakanku. Karena aku nggak punya kendaraan, jadi aku harus berjalan kaki menuju rumah ustad Fadlan. Meskipun capek, tapi aku yakin bahwa ada perhitungan tersendiri dari Allah swt, untukku. Tapi sebenarnya, untuk berjalan 4 kilometer masih belum ada apa-apanya disbanding dengan rumahku yang ada didesa. Saat aku kecil. Aku dan teman-temanku bahkan sering melihat pasar reboan di alun-alun kota, yang berjarak 10 kilometer dari desaku. Jadi perjalananku kerumah ustad Fadlan masih aku anggap belum ada apa-apanya. Pernah suatu kali ustad Fadlan menawari aku sepeda mininya untuk aku bawa. Mungkin sebelum aku diberitahu oleh teman-temanku tentang kehidupan keluarga ustad Fadlan. Pasti aku akan menerimanya. Tetapi sejak aku diberitahu dan melihat sendiri kehidupan keluarga ustad Fadlan. Aku jadi semakin bertambah keimananku.
Sebelum mempunyai rumah yang layak dihuni. Ustad Fadlan adalah seorang penjual buku-buku islami. Dan istrinya, Ustadzah Heni. Adalah seorang guru madrasah. Mereka berdua sangat tawadhu’ dalam menjalani kehidupan. Hingga bahkan sampai saat ini. Saat mereka berdua sudah mempunyai tempat tinggal yang layak huni, juga beberapa kekayaan yang diamanahkan kepada beliau berdua. Mereka tetap tawadhu’ dalam kehidupan. Beliau terlihat tidak pernah lalai dalam mengelola kekayaan hartanya. Bahkan sepeda mini yang akan diberikan kepadaku adalah sepeda yang setiap harinya dipakai oleh Ustadzah Heni untuk mengajar di madrasah. Aku benar-benar tidak tega jika harus menerima pemberian ustad Fadlan. Biarlah kakiku berjalan saat ini, tapi aku akan berlarian disurga nanti. Berlarian dengan menggunakan kendaraan yang ada disurga nanti. Semoga, saja.
Siang ini matahari begitu terik. Dan laju motor dan mobil lalu-lalang disampingku. Debu-debu berhamburan, menerpaku. Membuat langkah kakiku terasa berat, tetapi aku yakin bahwa ini tidak seberat saat sahabat-sahabat Rasulullah diuji oleh Allah dengan siksaan kaum Quraisy. Seberat seorang yang menginginkan kesyahidan. Apalagi tidak seberat batu panas yang ditindihkan kaum Quraisy ditubuh Bilal. Subhanallah. Langkah kakiku terus melaju menuju deru ilmu yang menunggu. Melaju pada setiap langkah yang berpahala. Tetap dengan terik yang menyengat kulit.
Saat kaku melangkah, saat tubuh lelah dan saat-saat mentari bersinar terik. Mata ini memandang pada tubuh kecil . tubuh hitam legam dengan pakaian yang dekil. Berusaha untuk meraih harapan dengan berjalan meminta-minta pada setiap mobil dan motor yang berhenti. Tidak biasanya. Yang aku tahu, diperempatan itu tidak pernah ada seorang anak kecil yang berada disitu. Tubuh kecil itu sesekali mengusap ingus yang mengalir pelan dihidungnya. Tak jarang seseorang yang melewatinya, memberikan belas kasihan kepada dia. Tapi banyak juga yang tak berempati kepadanya. Seiring dengan langkah kakiku, anak itu masih tetap dalam naungan sang surya. Sebenarnya aku ingin mendekatinya, bertanya asal-usulnya dan sekedar untuk memberitahukan bahwa ada yang perduli dengannya. Tetapi saat itu aku urungkan. Karena aku mempunyai janji pada diri sendiri, janji untuk memperoleh ilmu lebih dalam lagi. Dan janji pada ustad Fadlan untuk selalu hadir dimajelisnya, majelis ilmu para pencari kebenaran. Aku putuskan, untuk menghampiri anak surya itu setelah pulang dari Liqo’ nanti.
Rumah ustad Fadlan sudah tak jauh lagi, tinggal beberapa blok saja aku sudah sampai pada rumah ilmu itu. Rumah yang dihiasi oleh keindahan ajaran Islam didalamnya. Rumah yang terbina dan sakinah pada para penghuninya. Sungguh benar-benar rumah idaman.
Nantikan selanjutnya di Bidadari Untuk Ikhwan di (BAG. 3) Sesaat Lagi… ^_^
Karya : Nurlaila Zahara
Aku keluar dari secretariat dosen, dengan penuh kemenangan. Kemenangan awal yang akan diikuti oleh perjuangan yang lainnya.
“Hey, Khalid! Gimana bimbingan dengan si prof killer itu?” sapa Hendra, yang saat itu berada disampingku.
“Alhamdulillah, semua beres!” ucapku penuh kemenangan.
“Wah, enak ya kalau aktivis” ujar hendra.
Aku tersenyum sambil mengatakan “makanya, kenapa dulu nggak jadi aktivis!”.
Belum tahu dia tentang perjuanganku untuk mempertahankan nama baik. Dan belum tahu dia kalau keteganganku saat menghadapi Professor Susilo Nuhroho bagaikan tawaran untuk menikahi seorang akhwat, ucapku dalam hati.
“kamu mau kemana sekarang, Lid?” Tanya Hendra.
“Mau kesekretariat LDK! Kenapa? Mau ikut!” jawabku enteng.
“Nggak! Sebenarnya aku ada perlu sama kamu, kalau kamu nggak repot!”
“Wah, ada perlu apa nich? Nggak kok, aku nggak repot!”
“Lid, gimana kita kalau duduk disitu!” Hendra menunjukkan tempat duduk ditaman fakultas hukum. Yang saat itu beberapa tempat duduk yang masih dipenuhi mahasiswa-mahasiswi yang sedang berkumpul. Entah apa yang mereka lakukan.
Aku mengangguk setuju.
Setelah duduk di kursi paten beton. Hendra langsung mengatakan sesuatu yang mengganjal hatinya “Sebenarnya gini Lid!” Hendra mengatakan tentang sesuatu yang mengganjal pada hatinya. Sesuatu yang membuat dia resah. Membuat dia merasa bingung harus ditanyakan kemana sebuah persoalan yang berada pada rongga pikirannya.
“Lid, aku mendapat SMS juga mendapat berita dari temanku. Akan ada sebuah penyerangan besar yang ditujukan kepada orang-orang Kristen. Akan ada sweeping besar-besaran yang dilakukan oleh umat Islam kepada orang-orang Kristen. Dan setiap wanita Kristen akan diperkosa, laki-lakinya akan dibunuh!” ucap Hendra serius.
Hendra adalah seorang penganut Kristen yang sangat dekat denganku. Seorang Kristen yang sangat mendukung tentang Hak Asasi dalam beragama. Seorang yang tidak suka menghalalkan segala cara untuk menggapai tujuannya. Seorang yang toleran dalam beragama.
“Boleh aku lihat SMSnya?” pintaku.
Hendra langsung mengambil HPnya. Dan langsung memperlihatkan SMS gelap itu kepadaku. “Assalamualaikum, untuk orang Islam semua. Seruan untuk mensweeping umat Kristen. Kita habisi mereka. Kita perkosa wanita-wanitanya, kita bunuh laki-lakinya. Jangan ada ampun kepada umat Kristen yang kita temui. BUNUH mereka. Allahu Akbar 5x”
Setelah membaca SMS itu, aku tersenyum.
“kenapa kamu tersenyum, Lid? Apa ada yang lucu?” terlihat hendra merasa tersinggung dengan senyumanku.
“Kawan, saat kamu memperlihatkan SMS itu dan aku tersenyum, bukan aku bermaksud menyinggungmu. Tapi senyumanku tertuju pada si pengirim SMS itu. Karena sesungguhnya perkataannya bukan seperti orang Islam yang beriman. Dalam Islam tidak pernah dihalalkannya untuk membunuh siapapun bahkan umat agama lain. Selama tidak ada suatu alasan yang syar’I, atau sebuah hukuman. Maka tidak diperbolehkan orang Islam membunuh. Juga, bermaksiat dalam Islam sangat berdosa besar. Apalagi memperkosa wanita. Masya Allah. Itu sangat diharamkan pada umat Islam. Karena Allah sangat murka pada orang-orang yang bermaksiat. Sesungguhnya kawanku, umat Islam jika mengucapkan takbir, itu terbiasa dengan 3x. Tapi disitu janggal, dengan mengucapkan takbir 5x. Berarti, si pengirim SMS itu tidak mengetahui pasti tentang kebiasaan orang-orang Islam. Bukan berarti aku mengatakan si pengirim SMS itu orang beragama lain, tetapi bisa juga orang yang mengirim SMS itu adalah orang-orang Islam tetapi yang tidak beriman. Dan apakah engkau tahu? Bahwa aku tidak pernah dikirim SMS yang berbunyi seperti itu. Padahal aku adalah termasuk orang-orang yang memperjuangkan agamaku!” jelasku panjang lebar.
“Tapi umat Kristen diisukan, bahwa mereka tidah memurtadkan orang Islam. Apakah isu itu tidak membuat orang-orang Islam sangat membenci umat Kristen?”
“Kawanku, apakah engkau menyangkal bahwa umat Kristen tidak memurtadkan umat Islam?” tanyaku balik kepada Hendra.
Hendra menunduk lesu, setelah itu menghembuskan nafas panjang “Iya, aku akui. Bahwa memang ada sebagian besar orang-orang Kristen yang menghalalkan segala cara untuk memurtadkan orang Islam. Mereka berfikir bahwa umat selain Kristen, adalah domba-domba yang tersesat. Aku sudah berulang kali menolak dogma itu, kepada kalanganku. Tapi apalah dayaku,” Hendra menghela nafas panjangnya, setelah itu dia melanjutkan perkataannya “Aku hanya seorang anak pendeta yang telah terasing dari agamaku sendiri. Tetapi aku masih yakin bahwa dogma itu harus dirubah. Semua umat beragama adalah orang-orang yang bertuhan. Dan semua orang beragama adalah orang-orang yang baik.”
“Kawan, bukan berarti jika umat Kristen memurtadkan umat Islam. Dan umat Islam membenci umat Kristen semua! Sesungguhnya yang kita benci bukan umat Kristen semuanya, tetapi kelakuan yang telah dilakukan oleh segelintir umat Kristen yang menghalalkan segala cara untuk menempuh tujuannya. Kawan, kita memang diperbolehkan untuk bersyiar, kita memang diperbolehkan untuk berdakwah. Tetapi tujuan kita adalah memberikan sebuah pengetahuan yang benar, tetnatng arti sebuah kebenaran itu sendiri. Kita boleh memberikan sebuah bantuan kepada orang lain. Tetapi kawan, kita harus ingat tentang keikhlasan. Keikhlasan adalah sebuah maksud tanpa ada tujuan tertentu selain tujuan untuk diridha’I oleh Tuhan kita. Bukanlah itu sebuah keikhlasan, manakala kita membantu seseorang dengan tujuan untuk menarik menuruti apa yang kita inginkan. Ada sebuah hal yang menarik dari sebuah kisah dua sahabat Rasulullah Muhammad saw. Dia adalah Abu Bakar dan Bilal. Abu Bakar adalah seorang yang membeli seorang budak muslim yang saat itu teraniaya dengan harga yang sangat mahal, dia adalah Bilal. Sungguh saat itu Bilal sudah dizalimi oleh orang-orang Quraisy. Dengan serta merta Abu Bakar membeli Bilal dengan harga yang sangat mahal dari budak yang lainnya. Setelah itu Abu Bakar membebaskan Bilal dari perbudakan. Pada suatu masa, yang pada saat itu Abu Bakar meminta dengan sangat kepada Bilal untuk menuruti perintahnya. Dengan sangat rendah hati, Bilal mengucapkan “Sesungguhnya wahai sahabat Rasulullah, apa yang engkau inginkan dari pembebasanku. Apakah engkau ingin aku menuruti perintahmu? Ataukah engkau membebaskan aku dengan keIkhlasanmu kepada Allah. Jika engkau memerdekakanku agar aku menjadi milikmu, maka lakukan apa yang engkau inginkan. Jika engkau memerdekakanku karena Allah, maka biarkanlah aku.” Saat itulah Abu Bakar dengan rendah hati pula mengatakan “Aku membebaskanmu karena Allah, Wahai Bilal!” sungguh ini adalah sebuah kalimat keikhlasan yang sangat dalam. Tiada dari sebuah maksud keikhlasan melainkan hanya kepada Allah lah saja. Jadi sebenarnya, bahwa umat muslim boleh memberikan bantuan kepada umat Kristen. Tetapi umat Islam diharamkan memaksa umat Kristen untuk mengikuti keinginan dari umat Islam. Dan seharusnya pun, begitu pula sebaliknya.” Jawabku panjang lebar.
“tetapi Khalid, apakah engkau menjamin bahwa tidak akan ada pensweepingan umat Islam terhadap umat Kristen?” Tanya Hendra ragu.
“Kawanku, sesungguhnya Islam itu adalah agama damai! Dan sesungguhnya umat Islam itu, umat yang damai. Tetapi jika umat Islam dizalimi. Tidak ada kata lain selain Jihad. Aku menjamin bahwa tidak akan ada pensweepingan umat Islam terhadap umat Kristen. Selama umat Kristen tidak melakukan sebuah kecurangan. Dan tidak akan ada pembunuhan dan perkosaan terhadap umat Kristen, meskipun jika memang dilakukan pensweepingan terhadap umat Kristen yang curang. Karena Islam mengharamkan cara yang bathil. Insya Allah, Kawan.” Jawabku mantap.
“Lid, terima kasih atas jawab-jawabmu! Sebenarnya aku sangat khawatir sekali. Aku khawatir terjadi permusuhan antar agama. Aku tidak menginginkan adanya sebuah pertikaian antar agama. Yang aku inginkan adalah, kita merdeka dalam memeluk setiap agama kita. Tidak ada saling memaksakan kehendak dalam beragama. Dengan berpedoman bahwa semua orang beragama punya hak yang sama dalam menjalankan agamanya.” Ucap Hendra.
Aku tersenyum, sambil mengatakan “Hen! Dalam Al Qur’an, surat Al-Kafirun “Dan aku tidak pernah menjadi penyembah yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah, untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku” jadi dalam Islam sudah diatur tata cara kehidupan beragama. Selama kita saling menghormati dan saling memberikan toleransi. Maka tidak aka nada permusuhan bahkan pertikaian antar agama.”
“Benar, apa yang kamu katakana Khalid! Seharusnya seperti itulah orang-orang yang beragama. Mereka mengurusi agama mereka masing-masing. Dan apabila saling memberikan bantuan. Seharusnya bantuan itu diberikan dengan keikhlasan. Tanpa ada maksud yang lainnya selain untuk mendapatkan pahala dari Tuhan.” Ucap Hendra.
Aku mengangguk setuju.
“Lid, atas nama agamaku. Aku meminta maaf atas perilaku segelintir orang Kristen yang menghalalkan segala cara untuk memuaskan kehendak mereka sendiri”
“Iya, Hen! Sama, aku juga meminta maaf mungkin beberapa dari umat Islam yang begitu agresif dalam mempertahankan agama Islam. Membuat kamu merasa tidak tenang. Tetapi sebenarnya apa yang dilakukan oleh umat Islam, hanya untuk mempertahankan saja bukan menyerang. Dan SMS yang kamu terima itu bukan SMS dari umat Islam. Karena Umat Islam tidak akan melakukan tindakan sehina itu.” Ucapku.
Aku jadi teringat pertemuan awalku dengan Hendra. Saat itu Hendra sangat tersinggung, saat aku katakana bahwa umat Islam diharamkan untuk mengucapkan selamat kepada agama lain. Termasuk selamat natal. Hendra saat itu mengatakan ‘Kalau begitu Islam tidak memberikan sebuah toleransi beragama”. Sungguh inilah yang selalu diucapkan oleh kalangan orang yang tidak mengerti Islam. Mereka merasa bahwa ucapan selamat merupakan sebuah hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan Tuhan. Mereka merasa ucapan adalah sekedar penyejuk hati. Atau sebatas kata-kata yang menyenangkan orang lain. Padahal, dalam Islam. Ucapan itu merupakan sebuah doa. Jadi umat Islam seharusnya sangat berhati-hati dalam berucap. Apalagi mengucapkan selamat kepada agama lain. Dengan santai aku menjelaskan. Bahwa sesungguhnya saat umat Islam mengatakan selamat kepada agama lain. Maka sesungguhnya umat Islam mendukung adanya agama tersebut. Padahal dalam ajaran Islam tidak ada sebuah agama yang benar kecuali agama Islam. Jadi sebuah ucapan selamat berarti membenarkan sebuah agama selain islam. Dan itu sangat tidak diperkenankan. Dan ucapan selamat sudah merupakan sebuah akhidah bagi umat Islam. Jadi jika dalam akhidah sudah tidak diperbolehkan. Maka kita tidak boleh melakukannya. Seperti halnya umat Kristen yang disuruh umat Islam untuk sholat jum’at. Secara otomatis umat Kristen tidak akan diperbolehkan. Karena itu adalah aturan umat Kristen. Begitu pula sebaliknya jika umat Islam tidak diperbolehkan mengucapkan selamat Natal. Maka seharusnya umat Kristen mengetahui bahwa itu adalah bagian dari ajaran umat Islam. Dan seharusnya umat Kristen lebih toleran kepada umat Islam, dengan tidak mengharapkan ucapan selamat yang diucapkan oleh umat Islam.
Dengan begitu seharusnya umat Kristen jika mengaku toleran kepada agama lain. Maka selayaknya mereka tidak memancing-mancing mengucapkan selamat kepada umat Islam saat hari-hari besar agama Islam. Agar tidak menimbulkan rasa dengki yang timbul oleh umat Kristen dikarenakan umat Islam tidak mengucapkan selamat kepada umat Kristen. Karena kita harus ingat, bahwa toleransi beragama itu adalah hal-hal yang bersifat umum atau muamalah. Bukan toleransi yang bersifat abstrak yang menyangkut akhidah.
Hendra akhirnya mengerti tentang arti toleransi itu sendiri. Bahkan Hendra berkali-kali mengucapkan, toleransi umat Islam lebih besar ketimbang toleransi agamanya sendiri. Sudah lima tahun aku bersahabat dengan Hendra. Sehingga aku tahu sifat seorang sahabatku itu. Meskipun kami berlainan keyakinan. Tapi kami mampu memberikan sebuah aktulisasi tentang toleran itu sendiri. “Bukanlah itu sebuah toleransi beragama, jika toleransi itu menginjak-injak keyakinan agama lain dan memaksa menuruti kehendak dari apa yang kita yakini” itulah perkataan Hendra pada saat itu.
Tak lama setelah perbincangan kami. Pandanganku menangkap seorang wanita. Wanita yang menggelisahkan hatiku. Wanita yang aku lihat berjalan dihadapanku. Aku benar-benar terpana melihat wanita itu. Benar-benar cantik. Sungguh benar-benar cantik. Aku tak menyangka semua ilmuku sirna. Sirna dengan memandang wanita cantik didepan mata ini.
“Lid, Khalid. Kamu melamun! Ada apa?” Tanya Hendra dengan memegang bahuku.
“Astaghfirullah” ucapku lirih. Disertai ucapan “Subhanallah. Ya Allah sungguh kebesaranmu menciptakan wanita secantik dia” ucapku dalam hati.
Hendra membalikkan badannya kebelakang. Yang pada saat itu duduknya masih berhadapan padaku. Serta merta Hendra tersenyum. Lalu berucap “Lid, itu Nova. Temanku di UK3 (Unit Kerohanian Kristen Katolik)”
“Oh.” Aku hanya mengangguk pelan.
Tak lama Nova mendatangi kami berdua. Wanita yang aku kagumi kecantikannya mendatangiku. Sungguh aku tidak percaya, dia sekarang berada dihadapanku. Tepat didepanku.
“Hendra, kamu dicari Wiwid tuh!” ucapnya kepada Hendra.
“Oh, dimana dia sekarang?” Tanya Hendra.
“Dikantin Fakultas Ekonomi!” ucapnya lirih.
“Oh ya, kenalin nich! Temanku” sambil menunjukku.
Tak lama dia tersenyum. “Subhanallah, senyumnya cantik sekali” ucapku dalam hati.
Aku membalas senyumannya.
“Nova, Maria Nova lengkapnya!” ucapnya sambil menyodorkan tangannya kepadaku untuk berjabat tangan.
Tangannya putih sekali. Seputih iklan produk pemutih. Jiwa ini berontak menerima atau menolak uluran tangannya. Perjuangan akhidah dan nafsu tumpang tindih. Sungguh, benar-benar inilah yang disebut ujian. Ujian untuk menaikkan tingkat keimanan. Mungkin karena hal inilah, akhirnya tercipta Liberalisasi Islam. Karena nggak kuat untuk menyentuh tangan yang putih bersih dan sangat halus.
“Khalid, Khalid Hendriansyah lengkapnya” balasku dengan merapatkan kedua telapak tanganku kearah dada.
Dengan serta merta Nova menarik tangannya kembali, serta merapatkan kedua telapak tangannya kearah dadanya. Dia terlihat mengerti apa yang aku maksud.
“Nova ini ketua UK3 loh, Lid!” ucap Hendra dengan nada suara yang bermaksud tertentu. Entah apa maksudnya, mungkin dia memperingatkanku untuk berhati-hati dengannya.
Nova saat itu hanya tersenyum simpul.
“Khalid, aku tahu kamu! Kamu adalah aktivis LDK kan?” ucap Nova.
Aku tersenyum lalu berkata “iya, kok kamu tahu? Apakah kita pernah ketemu?”
“Iya, kita pernah ketemu! Disuatu tempat, ingat-ingatlah kembali!” jawabnya penuh maksud yang tersembunyi.
“hem, dimana yach?” tanyaku penuh tanda Tanya.
“Ada deh! Piker dulu aja. Oh ya udah dulu yach, aku masih ada keperluan lagi. Aku tadi hanya menyampaikan pesannya Wiwid aja kok!” ucap Nova.
Saat Nova akan meninggalkan aku dan Hendra. Tatapan matanya terlihat sendu mengharapkan sesuatu kepadaku. Entah apa itu. Aku tak tahu, karena aku langsung menundukkan pandanganku.
“iya, hati-hati yach! Kalau ketemu Wiwid bilang, bentar lagi aku kesana. Aku masih ada urusan sama Khalid” ucap Hendra.
Dewi Aphrodite telah meninggalkanku. Tetapi kecantikannya masih terbayang dalam rongga pikiranku.
“Khalid,” panggil Hendra
“Iya apa Hend!” ucapku
“Cantik, yach?” ucap Hendra
“Siapa?” ucapku berlagak tidak tahu. Meskipun aku tahu yang dimaksud adalah Nova.
“Ah, kamu. Sok! Nova maksudku” ucap Hendra mempertegas
Aku tersenyum, “iya, cantik! Kenapa?” tanyaku balik
“Lid, aku kasihan kepada Nova!”
“Kasihan kenapa?”
“Nova, adalah anak dari Pendeta Joseph”
“Hem! Lalu kenapa?” tanyaku penasaran
“Aku kenal Nova sejak kecil, Lid! Dan rumah Nova berada disebelah rumahku. Pendeta Joseph adalah teman Papaku, Lid. Pendeta Joseph sering memukul Nova, jika Nova tidak mau mengikuti perintah dari Pendeta Joseph. Kamu tahu nggak Lid. Pernah suatu kali Nova akan dinikahkan sama seorang pengusaha tua kaya yang beragama Islam. Dengan janji bahwa jika nanti Nova dinikahi, maka pengusaha itu akan ikut beragama Kristen. Kamu tahu kan, Lid! Kecantikan Nova memang begitu merona!” ujar Hendra.
“Lalu, gimana. Nova jadi nikah dengan pengusaha itu?” tanyaku
“Nggak jadi, Lid!”
“Loh, kenapa?”
“Iya, saat itu Nova menolak keras. Karena menolak Nova telah dipukul habis-habisan oleh pendeta Joseph. Dan keluarganya mengucilkan dia. Nova pernah disekap dalam kamarnya. Karena kamar Nova berhadapan dengan kamar adikku yang perempuan. Sehingga aku bisa melihat kondisi Nova pada saat itu. Benar-benar kasihan dia, pakaiannya lusuh, dan dia tidak diberikan makanan apapun. Tapi aku dan adikku sering melemparkan roti kering dan air kemasan kearah kamarnya. Aku akhirnya mempunyai inisiatif untuk menyelidiki pengusaha tua tadi. Setelah aku dan teman-teman selidiki. Ternyata pengusaha tadi mempunyai seorang istri. Setelah kami selidiki, akhirnya kami tahu kalau sebenarnya kekayaan dari pengusaha itu adalah kekayaan isterinya. Dan saat itupun kami memberitahukan kelakuan pengusaha tua itu. Pengusaha tua itu mengurungkan niatnya untuk memperisteri Nova.” Cerita Hendra dengan serius.
“Hem…!” aku Cuma manggut-manggut
“Dan akhirnya, Nova bisa sedikit bernafas lega. Tetapi kayaknya aka nada rencana lain yang akan dilakukan oleh Pendeta Yoseph. Entah itu rencana apa? Aku tak tahu!” ucap Hendra bingung.
“Hem…! Ya… sudahlah kita Cuma bisa berdoa saja, semoga rencana itu bukan rencana yang buruk.” Ucapku.
“Sebenarnya, aku juga mau cerita sesuatu kepadamu Lid!”
“Apa, Hend? Masalah tadi? Atau masalah Nova lagi!”
“Ini bukan masalahku yang tadi Lid! Tetapi ini masih ada hubungannya dengan Nova!”
“Apa itu Hen?” tanyaku
“Gini Lid, di UK3 sedang merencanakan program Baksos (Bakti Sosial) ke desa-desa kumuh. Aku nggak suka dengan program mereka Lid!”
“Loh, kan bagus hen!” selaku
“Bagus sih bagus. Tapi ada yang janggal dari Baksos itu! Kenapa yang melakukan Baksos adalah orang-orangnya Pendeta Yoseph. Yang aku sesalkan Baksos itu atas nama dan dana dari kampus. Nah ini kan nggak etis. Seharusnya kalau itu Baksosnya UK3, ya seharusnya kan mahasiswa-mahasiswi anggota UK3. Bukannya anak buah pendeta Yoseph. Nah ini yang janggal. Lid. Dan ini sudah dilaksanakan oleh mereka.” Tutur Hendra serius.
“Oh, jadi seperti itu yach!” ucapku sejenak. Aku jadi teringat cerita bang Jamal dan bang Dadang kembali. Didesa binaanku juga sedang didatangi orang-orang aneh. Aneh dengan cara pengajaran dan ajarannya. Kalaulah mereka beragama Islam, ajaran mereka memang mengajarkan Islam. Tetapi paham dari ajaran mereka sangat bertentangan dengan Islam. Bahkan bisa dikatakan menghina Islam. Aku benar-benar ragu dengan apa yang diajarkan oleh orang-orang asing itu. Apakah memang mereka benar-benar mengerti tentang Islam. Ataukah mereka ingin merusak agama Islam. Aku jadi teringat gadis yang berjilbab itu. Aku jadi teringat wajahnya, wajahnya seperti tak asing lagi bagiku. Dia seperti?. Oh iya benar. Dia seperti Nova. Benar-benar wajahnya seperti wajah Maria Nova. Apakah benar dia Maria Nova?. Benar tak salah lagi bagiku. Baik nanti aku akan minta tolong Deni, si pakar computer itu! Untuk mencocokkan wajah gadis berjilbab itu dengan Nova, gumamku dalam hati.
“Khalid, kamu melamun lagi! Ada apa Lid?”
“Oh, nggak Hen! Aku Cuma lagi mengingat-ingat aja kok!” jelasku.
“Apa yang sedang kamu ingat-ingat, Lid?”
Aku hanya tersenyum sambil mengatakan “Ada deh!”
Seketika itu, aku jadi teringat hari ini aku ada kajian. “Hen, sorry! Aku ada perlu sekarang. Aku ada janji dengan Ustadku. Besok kita lanjutkan lagi ngobrol kita” ucapku terburu-buru
Hendra tersenyum sambil mengatakan “Ok, Lid! Ya, besok kita lanjutkan.”
Sebelum berangkat ke rumah Ustad Fadlan, aku harus mengambil beberapa buku catatan dikontrakanku.
***
Perjalanan menuju rumah ustad Fadlan memang agak jauh. Sekitar 4 kilometer dari tempat kontrakanku. Karena aku nggak punya kendaraan, jadi aku harus berjalan kaki menuju rumah ustad Fadlan. Meskipun capek, tapi aku yakin bahwa ada perhitungan tersendiri dari Allah swt, untukku. Tapi sebenarnya, untuk berjalan 4 kilometer masih belum ada apa-apanya disbanding dengan rumahku yang ada didesa. Saat aku kecil. Aku dan teman-temanku bahkan sering melihat pasar reboan di alun-alun kota, yang berjarak 10 kilometer dari desaku. Jadi perjalananku kerumah ustad Fadlan masih aku anggap belum ada apa-apanya. Pernah suatu kali ustad Fadlan menawari aku sepeda mininya untuk aku bawa. Mungkin sebelum aku diberitahu oleh teman-temanku tentang kehidupan keluarga ustad Fadlan. Pasti aku akan menerimanya. Tetapi sejak aku diberitahu dan melihat sendiri kehidupan keluarga ustad Fadlan. Aku jadi semakin bertambah keimananku.
Sebelum mempunyai rumah yang layak dihuni. Ustad Fadlan adalah seorang penjual buku-buku islami. Dan istrinya, Ustadzah Heni. Adalah seorang guru madrasah. Mereka berdua sangat tawadhu’ dalam menjalani kehidupan. Hingga bahkan sampai saat ini. Saat mereka berdua sudah mempunyai tempat tinggal yang layak huni, juga beberapa kekayaan yang diamanahkan kepada beliau berdua. Mereka tetap tawadhu’ dalam kehidupan. Beliau terlihat tidak pernah lalai dalam mengelola kekayaan hartanya. Bahkan sepeda mini yang akan diberikan kepadaku adalah sepeda yang setiap harinya dipakai oleh Ustadzah Heni untuk mengajar di madrasah. Aku benar-benar tidak tega jika harus menerima pemberian ustad Fadlan. Biarlah kakiku berjalan saat ini, tapi aku akan berlarian disurga nanti. Berlarian dengan menggunakan kendaraan yang ada disurga nanti. Semoga, saja.
Siang ini matahari begitu terik. Dan laju motor dan mobil lalu-lalang disampingku. Debu-debu berhamburan, menerpaku. Membuat langkah kakiku terasa berat, tetapi aku yakin bahwa ini tidak seberat saat sahabat-sahabat Rasulullah diuji oleh Allah dengan siksaan kaum Quraisy. Seberat seorang yang menginginkan kesyahidan. Apalagi tidak seberat batu panas yang ditindihkan kaum Quraisy ditubuh Bilal. Subhanallah. Langkah kakiku terus melaju menuju deru ilmu yang menunggu. Melaju pada setiap langkah yang berpahala. Tetap dengan terik yang menyengat kulit.
Saat kaku melangkah, saat tubuh lelah dan saat-saat mentari bersinar terik. Mata ini memandang pada tubuh kecil . tubuh hitam legam dengan pakaian yang dekil. Berusaha untuk meraih harapan dengan berjalan meminta-minta pada setiap mobil dan motor yang berhenti. Tidak biasanya. Yang aku tahu, diperempatan itu tidak pernah ada seorang anak kecil yang berada disitu. Tubuh kecil itu sesekali mengusap ingus yang mengalir pelan dihidungnya. Tak jarang seseorang yang melewatinya, memberikan belas kasihan kepada dia. Tapi banyak juga yang tak berempati kepadanya. Seiring dengan langkah kakiku, anak itu masih tetap dalam naungan sang surya. Sebenarnya aku ingin mendekatinya, bertanya asal-usulnya dan sekedar untuk memberitahukan bahwa ada yang perduli dengannya. Tetapi saat itu aku urungkan. Karena aku mempunyai janji pada diri sendiri, janji untuk memperoleh ilmu lebih dalam lagi. Dan janji pada ustad Fadlan untuk selalu hadir dimajelisnya, majelis ilmu para pencari kebenaran. Aku putuskan, untuk menghampiri anak surya itu setelah pulang dari Liqo’ nanti.
Rumah ustad Fadlan sudah tak jauh lagi, tinggal beberapa blok saja aku sudah sampai pada rumah ilmu itu. Rumah yang dihiasi oleh keindahan ajaran Islam didalamnya. Rumah yang terbina dan sakinah pada para penghuninya. Sungguh benar-benar rumah idaman.
Nantikan selanjutnya di Bidadari Untuk Ikhwan di (BAG. 3) Sesaat Lagi… ^_^
Langganan:
Postingan (Atom)