"Bang, apa kamu benar benar sayang sama Dara...???"
"Mengapa Dara bertanya seperti itu...??? tentu saja aku sayang sama kamu Dara...!!!"
"Tapi Dara ragu bang...!!!"
"Apa yang kamu ragukan Dara...???"
Aku terdiam, tangan lembutnya menggenggam tanganku. tatapan matanya yang tajam membuatku tak bisa menahan air mata, aku kangen tatapan itu, tatapan saat pertama kali kau menyatakan cinta padaku.
"Dara, gak percaya sama abang...???"
"Bukan itu, tapi bang...!!!"
"Tapi apa Dara...???"
"Tapi abang selalu cuek sama Dara, abang nggak pernah memikirkan Dara, abang nggak peduli dengan Dara, nggak peduli dengan semua yang Dara lakukan, bahkan abang nggak pernah cemburu saat Dara mengatakan akan pergi dengan cowok lain, apa itu yang namanya sayang...??? abang sudah berubah, nggak seperti dulu lagi...!!!"
Emosi ku sudah tak bisa terkontrol lagi, air mata semakin deras menetes dipipiku, dia hanya terdiam. mungkin sedikit kaget mendengar omonganku yang agak berteriak.
"Kenapa kau hanya diam bang...??? apa kamu sudah nggak sayang lagi sama dara...???"
"Dara tenang dulu yah...!!!"
Dia tak menjawab apapun, ditariknya badanku dan dibiarkannya bersandar dibahunya yang lapang, aku merasakan detak jantung yang tak beraturan.
Aku bosan, dan aku benar benar jenuh. Hubungan ku dengan kekasihku terasa sangat datar dan biasa biasa saja. awalnya aku sangat bahagia. karena dia seorang pria yang sangat sempurna bagiku. dia dewasa, perhatian, pengertian, setia dan slalu membuatku tersenyum. tak pernah sedikitpun dia marah padaku. bahkan dia tak pernah sedikitpun melarang aku bergaul dengan siapa saja. aku senang, karena dia tidak membatasi aku dalam berteman.
Tapi 2 bulan berlalu semua masih seperti itu, bahkan aku merasa sikapnya menjadi semakin acuh dan seperti tak peduli lagi dengan apa yang aku lakukan. aku mulai ragu akan sikapnya, terlebih dia tak pernah merasa cemburu saat aku bilang akan pergi dengan cowok lain. apa itu yang namanya sayang...???
Malam itu aku tak bisa tidur, Dalam hatiku masih tak tenang, mengapa kau hanya diam bang, mengapa tak kau jawab...??? apa benar abang sudah tak sayang lagi sama Dara...???
Pagi itu aku terbangun karna sinar mentari menelusup masuk kamar ku melalui ventilasi diatas jendela. mataku masih sembab, tadi malam aku menangis hingga tertidur. kembali teringat peristiwa semalam, tapi aku tak bisa menangis lagi. mungkin karena air mataku sudah habis kukuras semalam.
drrt... drrt... drrt...
1 pesan singkat kuterima pagi itu, aku masih terbaring diatas tempat tidur, kuraih handphone diatas meja dekat tempat tidurku.
"Dara sayang...!!!"
"Bukannya abang sudah tak sayang lagi sama Dara, sampai detik ini pun abang masih sangat menyayangimu Dara. mungkin abang nggak memikirkan Dara, itu menurut Dara...!!! tapi Dara tau...??? disini abang selalu memikirkan keadaan Dara, setiap saat. sebelum tidur, bangun tidur yang selalu abang ingat hanya nama Dara, tak pernah abang melupakan Dara sedetikpun. mungkin abang terlalu cuek dan nggak peduli dengan Dara, itu menurut Dara, tapi Dara tau abang selalu mencari tau apa yang Dara lakukan diluar sana, dengan siapa dan kemana Dara pergi hari ini. itu karena abang sangat mengkhawatirkan kamu Dara. mungkin abang gak pernah cemburu, saat Dara mempunyai teman pria. itu menurut Daa...??? tapi Dara tau, Abang sangat cemburu dan sakit saat Dara mengatakan Dara akan pergi dengan pria lain, ingin rasanya aku marah, tapi percuma karena abang tak tau apa yang Dara lakukan disana. disini abang cuma bisa berdoa, semoga Dara setia dan nggak macam2 disana. abang tak mau menjadi protektiv padamu, karena abang tak ingin Dara menjauhi abang. abang tau Dara pasti paham mana batas batasnya. modalku cuma yakin dan percaya sama kamu Dara, sayangku..."
Tak terasa air mata menetes dipipiku, lagi. ku mengumpulkan cukup kekuatan untuk membaca kelanjutan smsnya.
"Sejak awal abang serius menjalani hubungan ini, abang tau abang jauh dari sempurna, tapi abang pengen memberikan yang terbaik untuk Dara, ingin melihat Dara selalu tersenyum. berusaha membuat Dara senang didekatku, melindungi Dara dengan segenap tenaga yang abang punya saat ini. Dara sangat berarti untuk abang. Dara adalah harapan abang. sampai kapanpun abang tak akan pernah berubah, akan selalu sayang Dara. tak akan pernah berubah untuk jaga komitmen hidup bahagia dengan Dara kelak. sayang, Dara memang kecil, tapi punya makna yang besar bagi abang. sekarang masih kah dara mengijinkanku menjadi pendamping hidup Dara dan menemanimu...???"
Tanganku bergetar, air mataku tak bisa berhenti menetes, dengan segera ku balas pesan singktnya.
"Sayang, maafkan Dara, dara tak pernah memikirkan semua ini. Dara ingin abang terus menjadi pendamping dara...!!!"
"Kalau begitu, bisakah Dara buka pintu kamar dara...???"
Tanpa pikir panjang, aku berlari membuka pintu kamar ku, kulihat seorang pria dengan senyumnya yang dulu pernah membuatku jatuh cinta. dengan setangkai mawar merah ditangannya, aku langsung memeluknya, aku sadar aku sangat menyayanginya.
"Aku sayang kamu"
♥ I Miss U All... ♥ ... I Love U All ♥
"Apa yang kamu ragukan Dara...???"
Aku terdiam, tangan lembutnya menggenggam tanganku. tatapan matanya yang tajam membuatku tak bisa menahan air mata, aku kangen tatapan itu, tatapan saat pertama kali kau menyatakan cinta padaku.
"Dara, gak percaya sama abang...???"
"Bukan itu, tapi bang...!!!"
"Tapi apa Dara...???"
"Tapi abang selalu cuek sama Dara, abang nggak pernah memikirkan Dara, abang nggak peduli dengan Dara, nggak peduli dengan semua yang Dara lakukan, bahkan abang nggak pernah cemburu saat Dara mengatakan akan pergi dengan cowok lain, apa itu yang namanya sayang...??? abang sudah berubah, nggak seperti dulu lagi...!!!"
Emosi ku sudah tak bisa terkontrol lagi, air mata semakin deras menetes dipipiku, dia hanya terdiam. mungkin sedikit kaget mendengar omonganku yang agak berteriak.
"Kenapa kau hanya diam bang...??? apa kamu sudah nggak sayang lagi sama dara...???"
"Dara tenang dulu yah...!!!"
Dia tak menjawab apapun, ditariknya badanku dan dibiarkannya bersandar dibahunya yang lapang, aku merasakan detak jantung yang tak beraturan.
Aku bosan, dan aku benar benar jenuh. Hubungan ku dengan kekasihku terasa sangat datar dan biasa biasa saja. awalnya aku sangat bahagia. karena dia seorang pria yang sangat sempurna bagiku. dia dewasa, perhatian, pengertian, setia dan slalu membuatku tersenyum. tak pernah sedikitpun dia marah padaku. bahkan dia tak pernah sedikitpun melarang aku bergaul dengan siapa saja. aku senang, karena dia tidak membatasi aku dalam berteman.
Tapi 2 bulan berlalu semua masih seperti itu, bahkan aku merasa sikapnya menjadi semakin acuh dan seperti tak peduli lagi dengan apa yang aku lakukan. aku mulai ragu akan sikapnya, terlebih dia tak pernah merasa cemburu saat aku bilang akan pergi dengan cowok lain. apa itu yang namanya sayang...???
Malam itu aku tak bisa tidur, Dalam hatiku masih tak tenang, mengapa kau hanya diam bang, mengapa tak kau jawab...??? apa benar abang sudah tak sayang lagi sama Dara...???
Pagi itu aku terbangun karna sinar mentari menelusup masuk kamar ku melalui ventilasi diatas jendela. mataku masih sembab, tadi malam aku menangis hingga tertidur. kembali teringat peristiwa semalam, tapi aku tak bisa menangis lagi. mungkin karena air mataku sudah habis kukuras semalam.
drrt... drrt... drrt...
1 pesan singkat kuterima pagi itu, aku masih terbaring diatas tempat tidur, kuraih handphone diatas meja dekat tempat tidurku.
"Dara sayang...!!!"
"Bukannya abang sudah tak sayang lagi sama Dara, sampai detik ini pun abang masih sangat menyayangimu Dara. mungkin abang nggak memikirkan Dara, itu menurut Dara...!!! tapi Dara tau...??? disini abang selalu memikirkan keadaan Dara, setiap saat. sebelum tidur, bangun tidur yang selalu abang ingat hanya nama Dara, tak pernah abang melupakan Dara sedetikpun. mungkin abang terlalu cuek dan nggak peduli dengan Dara, itu menurut Dara, tapi Dara tau abang selalu mencari tau apa yang Dara lakukan diluar sana, dengan siapa dan kemana Dara pergi hari ini. itu karena abang sangat mengkhawatirkan kamu Dara. mungkin abang gak pernah cemburu, saat Dara mempunyai teman pria. itu menurut Daa...??? tapi Dara tau, Abang sangat cemburu dan sakit saat Dara mengatakan Dara akan pergi dengan pria lain, ingin rasanya aku marah, tapi percuma karena abang tak tau apa yang Dara lakukan disana. disini abang cuma bisa berdoa, semoga Dara setia dan nggak macam2 disana. abang tak mau menjadi protektiv padamu, karena abang tak ingin Dara menjauhi abang. abang tau Dara pasti paham mana batas batasnya. modalku cuma yakin dan percaya sama kamu Dara, sayangku..."
Tak terasa air mata menetes dipipiku, lagi. ku mengumpulkan cukup kekuatan untuk membaca kelanjutan smsnya.
"Sejak awal abang serius menjalani hubungan ini, abang tau abang jauh dari sempurna, tapi abang pengen memberikan yang terbaik untuk Dara, ingin melihat Dara selalu tersenyum. berusaha membuat Dara senang didekatku, melindungi Dara dengan segenap tenaga yang abang punya saat ini. Dara sangat berarti untuk abang. Dara adalah harapan abang. sampai kapanpun abang tak akan pernah berubah, akan selalu sayang Dara. tak akan pernah berubah untuk jaga komitmen hidup bahagia dengan Dara kelak. sayang, Dara memang kecil, tapi punya makna yang besar bagi abang. sekarang masih kah dara mengijinkanku menjadi pendamping hidup Dara dan menemanimu...???"
Tanganku bergetar, air mataku tak bisa berhenti menetes, dengan segera ku balas pesan singktnya.
"Sayang, maafkan Dara, dara tak pernah memikirkan semua ini. Dara ingin abang terus menjadi pendamping dara...!!!"
"Kalau begitu, bisakah Dara buka pintu kamar dara...???"
Tanpa pikir panjang, aku berlari membuka pintu kamar ku, kulihat seorang pria dengan senyumnya yang dulu pernah membuatku jatuh cinta. dengan setangkai mawar merah ditangannya, aku langsung memeluknya, aku sadar aku sangat menyayanginya.
"Aku sayang kamu"
♥ I Miss U All... ♥ ... I Love U All ♥