Kamis, 05 Januari 2012
KETIKA CINTA BERWIRID
Semoga Cerita Ini Bermanfaat bagi Aku Kamu dan Kita..^_^
Dan Semoga Cintanya kita kepada Makhluk-Nya Tidak Melupakan kita dalam Berwirid (Mengingat Allah)
Kulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua.
Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.
Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu.
Aku takkan menikah lagi."
Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk encintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."
Begitulah cinta ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai dalam perbuatan...
Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya.
Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan
dan tidak nyata...
Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon;
akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan.
Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh perbuatan.
Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa
integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.
Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati disini
adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang
dilahirkan oleh perasaan cinta itu. Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti.
Cinta yang tidak terurai jadi perbuatan adalah jawaban atas angka-angka
perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita.**
********************************************************
Rabu, 04 Januari 2012
✰◠◡◠✰ Cinta Aku Menunggumu ✰◠◡◠✰ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰
~ Jemput Aku Jika Waktunya Tiba’ ~
Sayang.. aku sedang mempersiapkan diri menata hati supaya kelak menjadi yang terindah bagimubelajar pada Siti Hajar yang dengan sabar dan tanpa mengeluh menghadapi segala coba yang Allah berikanbelajar pada Siti Khadijah yang setia dan tanpa lelah menemani Rasulullah dalam perjuangannya
belajar pada Sembadra yang setia menunggui Arjuna belajar pada Raihana yang tak lelah mencintai dan memberi ketulusan pada suaminya
dan belajar pada istri-istri teladan yang lain yang suatu saat akan aku tanamkan pada diriku
Sayang..
aku akan simpan kesucian cintaku untukmu, untuk engkau yang nanti akan memberi cinta dan ketulusan serta perlindungan padaku
untuk engkau yang telah Allah gariskan menjadi bagian utama yang akan terpasangkan olehku,karena aku potongan tulang rusukmu
Sayang..
aku selalu berdoasehingga nanti aku menjadi istri sholihah yang setia
dan dengan tulus mengabdikan hidupku untukmu karena-Nya
Sayang.
jemput aku jika waktunya tibadan aku akan setia menunggumuww
◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰~✰◠◡◠✰✰◠◡◠✰✰◠◡◠✰
‘Aku Akan Menjemputmu Dalam Keadaan Terbaik’ ~
Cinta..
aku bekerja keras untukmu memenuhi kewajibanku dalam persiapan lahir dan batinku
belajar menjadi imam yang baik dan patut dijadikan panutan dalam keluarga belajar menjadi pemimpin yang tegas, berwibawa, dan bijaksana
Cinta..
aku juga belajar menjadi suami yang sholih
yang mampu memberikan ketulusan cinta dan perlindungan untuk keluargaku kelak
mendirikan tiang kasih danpilar kebersamaan yang kokoh dan tak kan mudah roboh
Cinta..
setialah menungguku jangan lelah menantiku dan aku akan menjemputmu dalam keadaan terbaik itu janjiku?
sumber: by ARtikeL, reNungaN, kisaH mOtifasi
✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰✰◠◡ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰
Inilah maharku untukmu
Seperti ini kumampu
Sepenuh hati kuberikan
Sebagai wujud cintaku
Maharku untukmu tulus kuserahkan
Kepada dirimu satu yang kupilih
Maharku untukmu agung karunia
Yang Allah berikan padaku untukmu
Terimalah sebaris doaSemoga engkau
bahagiaDan kunyanyikan lagu ini
Persembahan cinta suci
✰◠◡◠✰◠◡◠✰✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰ ◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰
Segera kan kujemput engkau bidadari
Bila tiba waktu kutemukan aku
Ya Ilahi Robbi keras ku mencari diri sepenuh hati
Teguhkanlahku dilangkah ini Dipenantian hakikat diriDan izinkan kujemput bidadariTuk bersama menuju Mu sepenuh hati..
✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰
____$$$$$
___$$$$$$$
____$$$$$......*~*~*
_____$$$......~°~°~°
____$$$$$....°~°~°~°
__$$$$$$$$$~°~°~°~°
_$$$$$$$$$$$~°~°~°~
$$$$$$$$$$$$~°~°~°~°
$$$$$$$$$$$$~°~°~°~°~°
$$$$$$$$$$$$~°~ °~°~°~°
$$$$$$$$$$$$$~°~°~°~°~°
_$$$$$$$$$~*$$~°~°~°~°~°
__$$$$$$$$~*~*$$~°~°~°~°
__$$$$$$$$*~*~*$$~°~°~°
__$$$$$$$$$~*~*~*~°~°
__$$$$$$$$$~*~*~*~*~*
__$$$$$$$$$~*~*~*~*~*
__$$$$$$$$$~*~*~*~*~*
__$$$$$$$$$*~*~*~*~*~*
__$$$$$$$$ ~*~*~*~*~*~*
__$$$$$$~*~*~*~*~*~ *~*~*
_$$$$~*~*~~*~*~*~*~*~*~*
__$$$~*~*~*~ *~*~*~*~*~*~*~*~
__$$~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*
__$$~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
____~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~~*~*~*
____~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~~*~*~*
_________~*~*~*~*~*~*~*~*~~*~**
____________~*~*~*~*~*~*~* ~*~
*________________*~*~*~**••»
Sayang.. aku sedang mempersiapkan diri menata hati supaya kelak menjadi yang terindah bagimubelajar pada Siti Hajar yang dengan sabar dan tanpa mengeluh menghadapi segala coba yang Allah berikanbelajar pada Siti Khadijah yang setia dan tanpa lelah menemani Rasulullah dalam perjuangannya
belajar pada Sembadra yang setia menunggui Arjuna belajar pada Raihana yang tak lelah mencintai dan memberi ketulusan pada suaminya
dan belajar pada istri-istri teladan yang lain yang suatu saat akan aku tanamkan pada diriku
Sayang..
aku akan simpan kesucian cintaku untukmu, untuk engkau yang nanti akan memberi cinta dan ketulusan serta perlindungan padaku
untuk engkau yang telah Allah gariskan menjadi bagian utama yang akan terpasangkan olehku,karena aku potongan tulang rusukmu
Sayang..
aku selalu berdoasehingga nanti aku menjadi istri sholihah yang setia
dan dengan tulus mengabdikan hidupku untukmu karena-Nya
Sayang.
jemput aku jika waktunya tibadan aku akan setia menunggumuww
◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰~✰◠◡◠✰✰◠◡◠✰✰◠◡◠✰
‘Aku Akan Menjemputmu Dalam Keadaan Terbaik’ ~
Cinta..
aku bekerja keras untukmu memenuhi kewajibanku dalam persiapan lahir dan batinku
belajar menjadi imam yang baik dan patut dijadikan panutan dalam keluarga belajar menjadi pemimpin yang tegas, berwibawa, dan bijaksana
Cinta..
aku juga belajar menjadi suami yang sholih
yang mampu memberikan ketulusan cinta dan perlindungan untuk keluargaku kelak
mendirikan tiang kasih danpilar kebersamaan yang kokoh dan tak kan mudah roboh
Cinta..
setialah menungguku jangan lelah menantiku dan aku akan menjemputmu dalam keadaan terbaik itu janjiku?
sumber: by ARtikeL, reNungaN, kisaH mOtifasi
✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰✰◠◡ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰
Inilah maharku untukmu
Seperti ini kumampu
Sepenuh hati kuberikan
Sebagai wujud cintaku
Maharku untukmu tulus kuserahkan
Kepada dirimu satu yang kupilih
Maharku untukmu agung karunia
Yang Allah berikan padaku untukmu
Terimalah sebaris doaSemoga engkau
bahagiaDan kunyanyikan lagu ini
Persembahan cinta suci
✰◠◡◠✰◠◡◠✰✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰ ◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰
Segera kan kujemput engkau bidadari
Bila tiba waktu kutemukan aku
Ya Ilahi Robbi keras ku mencari diri sepenuh hati
Teguhkanlahku dilangkah ini Dipenantian hakikat diriDan izinkan kujemput bidadariTuk bersama menuju Mu sepenuh hati..
✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰ ✰◠◡◠✰◠◡◠✰◠◡◠✰
___$$$$$$$
____$$$$$......*~*~*
_____$$$......~°~°~°
____$$$$$....°~°~°~°
__$$$$$$$$$~°~°~°~°
_$$$$$$$$$$$~°~°~°~
$$$$$$$$$$$$~°~°~°~°
$$$$$$$$$$$$~°~°~°~°~°
$$$$$$$$$$$$~°~ °~°~°~°
$$$$$$$$$$$$$~°~°~°~°~°
_$$$$$$$$$~*$$~°~°~°~°~°
__$$$$$$$$~*~*$$~°~°~°~°
__$$$$$$$$*~*~*$$~°~°~°
__$$$$$$$$$~*~*~*~°~°
__$$$$$$$$$~*~*~*~*~*
__$$$$$$$$$~*~*~*~*~*
__$$$$$$$$$~*~*~*~*~*
__$$$$$$$$$*~*~*~*~*~*
__$$$$$$$$ ~*~*~*~*~*~*
__$$$$$$~*~*~*~*~*~ *~*~*
_$$$$~*~*~~*~*~*~*~*~*~*
__$$$~*~*~*~ *~*~*~*~*~*~*~*~
__$$~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*
__$$~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
____~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~~*~*~*
____~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~~*~*~*
_________~*~*~*~*~*~*~*~*~~*~**
____________~*~*~*~*~*~*~* ~*~
*________________*~*~*~**••»
INIKAH JATUH CINTA....??
Cinta hadir tak memandang musim, entah musim kemarau ataupun musim penghujan. Ia hadir dengan ketulusan hati. Teringat dalam film Ayat-Ayat CINTA, menyelaraskan antara makna kata“cinta” dan “keinginan untuk memiliki” adalah dua hal yang berbeda.
Ketika seseorang hadir dalam kehidupan, dengan segala keistimewaan yang ada dalam dirinya, dengan pribadi yang menyenangkan tentu hasrat dalam jiwa menginginkan dirinya sebagai pendamping hidup. Namun sifat malu dalam diri seorang wanita adalah kehormatan istimewa, dan sebaik baik malu adalah menjaga hati , lisan dan perilaku.
“keinginan untuk memiliki” berbeda dengan “cinta” sesungguhnya. Sungguh banyak keinginan manusia yang didasai dari nafsu syetan dengan berpegangan tangan, berciuman hingga zina berat (na’udubillahimin dzalik) Hal hal tersebut bukanlah “cinta”!. Lalu bagaimana wujud cinta sesungguhnya?, wujudnya adalah dimulai dari sebuah kalimat “ijab kabul” disitulah letak dimulai kasih sayang.
Kemudian bagaimana jika diri ini terserang virus “merah jambu” sebelum ada pernikahan? Cukupkanlah diam sebagai pengganti ketawadu’an, sebagai rasa sayang yang tak mungkin diberikan sebelum Ijab Kabul di ucapkan didepan orang tua serta penghulu. Calon pendamping yang baik adalah seseorang yang mampu mengingatkan agar selalu menghindari zina serta menjaga kehormatan sebelum ada label “sah”.
Maka jagalah hati, lisan serta perilaku sebagai wanita dengan tidak memberikan jalan kemaksiatan.
Percayalah .. .. .. jodoh yang tepat telah dipersiapkan Allah, jodoh mampu mengatur segala kelebihan yang engkau memiliki, jodoh yang mampu menyeimbagi jiwa yang lemah, jodoh yang mampu membimbing kesurga.
Now! Beranikan diri untuk menolak perbuatan perbuatan yang mendekati zina.
“Rabbiy Inniy limaa anzalta ilayya min khairin faqir”
(Wahai Tuhan, sungguh aku sangat faqir atas pemberian anugerah Mu)
..::sayangilah hati dan jiwamu dengan tidak mengumbar kemesraan::..
Ketika seseorang hadir dalam kehidupan, dengan segala keistimewaan yang ada dalam dirinya, dengan pribadi yang menyenangkan tentu hasrat dalam jiwa menginginkan dirinya sebagai pendamping hidup. Namun sifat malu dalam diri seorang wanita adalah kehormatan istimewa, dan sebaik baik malu adalah menjaga hati , lisan dan perilaku.
“keinginan untuk memiliki” berbeda dengan “cinta” sesungguhnya. Sungguh banyak keinginan manusia yang didasai dari nafsu syetan dengan berpegangan tangan, berciuman hingga zina berat (na’udubillahimin dzalik) Hal hal tersebut bukanlah “cinta”!. Lalu bagaimana wujud cinta sesungguhnya?, wujudnya adalah dimulai dari sebuah kalimat “ijab kabul” disitulah letak dimulai kasih sayang.
Kemudian bagaimana jika diri ini terserang virus “merah jambu” sebelum ada pernikahan? Cukupkanlah diam sebagai pengganti ketawadu’an, sebagai rasa sayang yang tak mungkin diberikan sebelum Ijab Kabul di ucapkan didepan orang tua serta penghulu. Calon pendamping yang baik adalah seseorang yang mampu mengingatkan agar selalu menghindari zina serta menjaga kehormatan sebelum ada label “sah”.
Maka jagalah hati, lisan serta perilaku sebagai wanita dengan tidak memberikan jalan kemaksiatan.
Percayalah .. .. .. jodoh yang tepat telah dipersiapkan Allah, jodoh mampu mengatur segala kelebihan yang engkau memiliki, jodoh yang mampu menyeimbagi jiwa yang lemah, jodoh yang mampu membimbing kesurga.
Now! Beranikan diri untuk menolak perbuatan perbuatan yang mendekati zina.
“Rabbiy Inniy limaa anzalta ilayya min khairin faqir”
(Wahai Tuhan, sungguh aku sangat faqir atas pemberian anugerah Mu)
..::sayangilah hati dan jiwamu dengan tidak mengumbar kemesraan::..
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥.....Benarkah Aku Mencintai-Mu?....
Saudaraku,
Bayangkanlah tatkala waktu yang berputar saat ini akhirnya terhenti. Bayangkanlah tatkala kepala kita semua akhirnya tertunduk menyesali setiap detik yang telah berlalu dan jiwa pun menjerit meminta kembali untuk diberi kesempatan berbuat kebaikan. Saat-saat dimana gelak tawa akan berganti dengan tangisan. Saat-saat dimana diri kita akhirnya terjaga dari tidur panjang penuh mimpi yang tidak kita sadari selama ini.
Saudaraku,
Rasa cinta yang tulus akan membangkitkan semangat dalam hati. Rasa cinta yang tulus akan memicu setiap sel darah kita bekerja maksimal hingga anggota tubuh mempersembahkan yang terbaik untuk sesuatu yang kita cintai. Semua bergerak tanpa sebuah paksaan dan berlaku layaknya sebuah kebiasaan yang telah mendarah daging hingga rasa letih hampir tak pernah kita pedulikan. Peluh yang mengalir, darah yang mengucur, semua malah menjadi hiasan yang manis dalam bingkai sebuah bentuk dari cinta itu sendiri.
Namun alangkah teririsnya hati, tatkala begitu banyak kenyataan jika rasa cinta hanya tinggal sebuah rasa, sebuah kata tanpa wujud dari rasa dan cinta itu sendiri dan kita pun salah menempatkannya. Begitu berat rasanya untuk mengatakan ini, bahwa cinta yang benar akan melahirkan kesungguhan berbuat, kemantapan hati tanpa diembeli rasa bimbang dan keraguan. Cinta yang mengalir yang bukan sekedar mengandalkan logika rasional-[karena sesungguhnya akal itu terbatas]-melainkan sudah dibekali keyakinan iman yang menhunjam jauh di dasar relung hati.
Saudaraku,
Tidak takutkah kita jika sekiranya perkataan cinta kita selama ini adalah dusta? Tidak takutkah kita jika sekiranya kata cinta yang terucap selama ini tidak lain hanya sekedar pemanis kata, tanpa makna dan hakikat mencintai itu sendiri? Cukupkah bagi kita berkata tanpa amal, mengaku tanpa bukti dan mencintai tanpa pengorbanan?
Ya Allah Ya Rabbiy…
Jadikanlah cinta kami kepada-Mu merupakan sebenar-benarnya bentuk cinta sejati…
Bukan hanya di lidah, namun jauh terhunjam dan mencengram di relung hati..
Sehingga tiada yang lain yang kami cari..
Dan tiada kami bergerak, menggeliat, berkata dan berucap
selain agar Engkau ridho dan mengasihi kami
Ya Allah Ya Rabbiy…
Jadikanlah orang-orang yang kami kasihi saat ini..
sebagai perantaraan bagi kami untuk semakin mencintai dan mendekati-Mu dalam arti sebenarnya dan bukan malah sebaliknya…
Ya Allah Ya Rabbiy…
Bangunkanlah kami dari tidur panjang ini
Sehingga kami tersadar dan mendapati, bahwa sesungguhnya Engkaulah maksud dan tujuan kami dan ridho-Mu lah yang kami cari…
Bayangkanlah tatkala waktu yang berputar saat ini akhirnya terhenti. Bayangkanlah tatkala kepala kita semua akhirnya tertunduk menyesali setiap detik yang telah berlalu dan jiwa pun menjerit meminta kembali untuk diberi kesempatan berbuat kebaikan. Saat-saat dimana gelak tawa akan berganti dengan tangisan. Saat-saat dimana diri kita akhirnya terjaga dari tidur panjang penuh mimpi yang tidak kita sadari selama ini.
Saudaraku,
Rasa cinta yang tulus akan membangkitkan semangat dalam hati. Rasa cinta yang tulus akan memicu setiap sel darah kita bekerja maksimal hingga anggota tubuh mempersembahkan yang terbaik untuk sesuatu yang kita cintai. Semua bergerak tanpa sebuah paksaan dan berlaku layaknya sebuah kebiasaan yang telah mendarah daging hingga rasa letih hampir tak pernah kita pedulikan. Peluh yang mengalir, darah yang mengucur, semua malah menjadi hiasan yang manis dalam bingkai sebuah bentuk dari cinta itu sendiri.
Namun alangkah teririsnya hati, tatkala begitu banyak kenyataan jika rasa cinta hanya tinggal sebuah rasa, sebuah kata tanpa wujud dari rasa dan cinta itu sendiri dan kita pun salah menempatkannya. Begitu berat rasanya untuk mengatakan ini, bahwa cinta yang benar akan melahirkan kesungguhan berbuat, kemantapan hati tanpa diembeli rasa bimbang dan keraguan. Cinta yang mengalir yang bukan sekedar mengandalkan logika rasional-[karena sesungguhnya akal itu terbatas]-melainkan sudah dibekali keyakinan iman yang menhunjam jauh di dasar relung hati.
Saudaraku,
Tidak takutkah kita jika sekiranya perkataan cinta kita selama ini adalah dusta? Tidak takutkah kita jika sekiranya kata cinta yang terucap selama ini tidak lain hanya sekedar pemanis kata, tanpa makna dan hakikat mencintai itu sendiri? Cukupkah bagi kita berkata tanpa amal, mengaku tanpa bukti dan mencintai tanpa pengorbanan?
Ya Allah Ya Rabbiy…
Jadikanlah cinta kami kepada-Mu merupakan sebenar-benarnya bentuk cinta sejati…
Bukan hanya di lidah, namun jauh terhunjam dan mencengram di relung hati..
Sehingga tiada yang lain yang kami cari..
Dan tiada kami bergerak, menggeliat, berkata dan berucap
selain agar Engkau ridho dan mengasihi kami
Ya Allah Ya Rabbiy…
Jadikanlah orang-orang yang kami kasihi saat ini..
sebagai perantaraan bagi kami untuk semakin mencintai dan mendekati-Mu dalam arti sebenarnya dan bukan malah sebaliknya…
Ya Allah Ya Rabbiy…
Bangunkanlah kami dari tidur panjang ini
Sehingga kami tersadar dan mendapati, bahwa sesungguhnya Engkaulah maksud dan tujuan kami dan ridho-Mu lah yang kami cari…
♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥ ARTI CINTA....♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF jam 23:15
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”, lalu satu demi satu mereka menjawab…
Bumi menjawab:
“CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia memang diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Pikir Cinta hanya memberi, dan itu sajalah inginnya.”
Air menjawab:
“CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan akan keterikatan, kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan
Api menjawab:
“CINTA adalah panas yang membakar segala, ia memusnahkan untuk dapat hidup dan menyala. Demi merasakannya, makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”
Angin menjawab:
“CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpanya segala raga akan hampa.”
Langit menjawab:
“CINTA adalah luasan tanpa batas. Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali bahwa cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu
Matahari menjawab:
“CINTA adalah hidup untuk memberi energi kehidupan dan cahaya harapan. Ia tak akan lelah memberi sampai ia padam dan mati.”
Pohon menjawab:
“CINTA adalah akar yang menopang segalanya. Ia tulus hingga tak perlu terlihat dan dikenal. Tapi ia terus memberi agar batang bahagia tetap kokoh abadi, berbuah dan berbunga indah.”
Gunung menjawab:
“CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi. Rasa itu demikian tenang dan menyejukkan. Namun saat gundah, Ia akan meleburkan sekelilingnya dengan lautan lava cemburu yang membara.”
Lalu, Aku bertanya pada CINTA:
“Wahai CINTA, apakah sebenarnya arti dirimu??”
CINTA menjawab:
“CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya, meski kau tak melihat-Nya. Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya, tapi engkau patuh karena engkau merasa akan hadir-Nya. Sebab CINTA bukan indera, tapi adalah rasa.”
“CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya, dan takut jika Ia meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu engkau mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengannya, bahkan jika engkau harus menderita, atau yang lebih mengerikan dari itu.”
“CINTA adalah engkau menyimpan segala harapan pada-Nya dan tidak pada yang lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan demikian selamanya. Cinta adalah engkau setia menjadi budak-Nya, yang engkau hidup untuk-Nya dan mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati untuk Dia. Engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya sebagai budak, sebagai hamba.”
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
“Diatas segalanya, CINTA adalah engkau merasa kasih sayang yang tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain, selain pada-Nya. Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat-Nya. Engkau suka apa yang Ia sukai dan benci apa yang Ia benci, engkau merasakan segala ada pada-Nya dan segala atas nama-Nya.”
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Aku lantas bertanya pada CINTA:
“Bisakah aku merasakannya?”
Sambil berlalu CINTA menjawab:
“Selama engkau mengetahui hakikat penciptaanmu dan bersyukur dengan apa yang Dia beri, maka itu semua akan kau rasakan, percayalah padaku tambahnya….”
Aku pun Berteriak, “Wahai KAU SANG MAHA PECINTA terimalah cintaku yang sederhana ini, izinkanlah aku merasakan cintaMu yang Maha Indah…”
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”, lalu satu demi satu mereka menjawab…
Bumi menjawab:
“CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia memang diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Pikir Cinta hanya memberi, dan itu sajalah inginnya.”
Air menjawab:
“CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan akan keterikatan, kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan
Api menjawab:
“CINTA adalah panas yang membakar segala, ia memusnahkan untuk dapat hidup dan menyala. Demi merasakannya, makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”
Angin menjawab:
“CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpanya segala raga akan hampa.”
Langit menjawab:
“CINTA adalah luasan tanpa batas. Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali bahwa cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu
Matahari menjawab:
“CINTA adalah hidup untuk memberi energi kehidupan dan cahaya harapan. Ia tak akan lelah memberi sampai ia padam dan mati.”
Pohon menjawab:
“CINTA adalah akar yang menopang segalanya. Ia tulus hingga tak perlu terlihat dan dikenal. Tapi ia terus memberi agar batang bahagia tetap kokoh abadi, berbuah dan berbunga indah.”
Gunung menjawab:
“CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi. Rasa itu demikian tenang dan menyejukkan. Namun saat gundah, Ia akan meleburkan sekelilingnya dengan lautan lava cemburu yang membara.”
Lalu, Aku bertanya pada CINTA:
“Wahai CINTA, apakah sebenarnya arti dirimu??”
CINTA menjawab:
“CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya, meski kau tak melihat-Nya. Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya, tapi engkau patuh karena engkau merasa akan hadir-Nya. Sebab CINTA bukan indera, tapi adalah rasa.”
“CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya, dan takut jika Ia meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu engkau mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengannya, bahkan jika engkau harus menderita, atau yang lebih mengerikan dari itu.”
“CINTA adalah engkau menyimpan segala harapan pada-Nya dan tidak pada yang lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan demikian selamanya. Cinta adalah engkau setia menjadi budak-Nya, yang engkau hidup untuk-Nya dan mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati untuk Dia. Engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya sebagai budak, sebagai hamba.”
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
“Diatas segalanya, CINTA adalah engkau merasa kasih sayang yang tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain, selain pada-Nya. Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat-Nya. Engkau suka apa yang Ia sukai dan benci apa yang Ia benci, engkau merasakan segala ada pada-Nya dan segala atas nama-Nya.”
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Aku lantas bertanya pada CINTA:
“Bisakah aku merasakannya?”
Sambil berlalu CINTA menjawab:
“Selama engkau mengetahui hakikat penciptaanmu dan bersyukur dengan apa yang Dia beri, maka itu semua akan kau rasakan, percayalah padaku tambahnya….”
Aku pun Berteriak, “Wahai KAU SANG MAHA PECINTA terimalah cintaku yang sederhana ini, izinkanlah aku merasakan cintaMu yang Maha Indah…”
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Do'aku sepertiga malam menghadap-Mu yaa Allah..
Alhamdulillaah…..
Segala Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian alam.Tuhan Yang Maha Rahman.Maha Rahim.. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk kekasih Allah,Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.Allahumma Shalli wa Salim Ala Sayyidina Muhammadin wa Ala aali Sayyidina Muhammadin fi Kulli Lam Hatin wa na Fasinn bi'adadi Kulli Ma'lu Mil Lak.
`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAmiin ya Rabbal'alamin.
Yaa... Rabbi..Aku berdo'a untuk seorang ikhwan yang akan menjadi bagian dari hidupku....Seseorang yg sangat mencintaiMu lebih dari segala sesuatu
Seorang yg akan meletakkanku pada posisi dihatinya setelah Engkau dan Muhammad SAW.
Seorang yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tapi juga untukmu dan orang lain
Wajah, fisik, status ataupun harta tidaklah penting.
Yang terpenting adalah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau.
Dan berusaha menjadikan sifat2 baikMu ada pada pribadinya.
Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup Sehingga hidupnya tidak sia-sia..
Seorang yg memiliki hati yang bijak, tidak hanya otak yang cerdas
Seorang yg tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormatiku
Seorang yg tidak hanya memujaku tetapi juga menasehatiku
Seseorang yang mencintaiku bukan karena fisikku, hartaku atau statusku melainkan karena Engkau...
Seorang yg dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi
Seorang yg membuatku merasa sebagai wanita solehah ketika aku berada disisinya
Seorang yang sabar mengingatkan saat diriku lancang...
Yaa... Rabbi....Aku tak meminta seseorang yang sempurna
Hingga aku dapat membuatnya sempurna dimata-Mu...
Seseorang yg membutuhkan dukunganku sbg peneduhnya..
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya...
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya lebih hidup...
Aku tidak mengharap orang yang semulia Abu Bakar, atau setaqwa Umar, ataupun sekaya Abdurrahman bin auf, apalagi yang setampan Usamah Radhiyallahu...,,
Aku hanya mengharap seorang Ikhwan akhir zaman yang punya cita-cita mengikuti jejak mereka..
Membangun keturunan yang sholeh, Membangun peradaban,
Dan membuat Rasulullah SAW bangga di akhirat...,Karena aku sadar,Aku bukanlah semulia Fatimah, tidak setakwa Aisyah,dan tidak secantik Zainab,apalagi sekaya Khodijah Radhiyallahuanha..,,Aku hanyalah seorang wanita akhir zaman Yang punya Cita-Cinta..
Yaa... Robbi....Aku juga meminta, Jadikanlah ia sandaran bagiku
Buatlah aku menjadi akhwat yang dapat membuatnya bangga,,Berikan aku hati yang Sungguh mencintai-Mu sehingga aku dapat mencintainya dengan sepenuh jiwaku..Berikanlah sifat yang lembut,sehingga auraku datang dari-Mu,Berikanlah aku tangan sehingga aku mampu berdo'a untuknya.
Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak kebaikan dalam dirinya,Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,Mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat,,
Dan bilamana akhirnya kami berdua bertemu,''Ya ALLAH Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yang dapat menambah akan kecintaanku padamu,yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna''
Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segalanya Indah pada waktu yang telah Engkau tentukan....Aamiin ya Robbal Alamin....
♥ SEMOGA BERMANFAAT ♥
Hak cipta adalah milik Allah SWT semata.Ilmu adalah amanat Allah yg harus disampaikan kepada Ummah...kami hanya menyampaikan apa yg kami miliki...
Sungguh bahagia insan yang telah menemukan cinta sejatinya.. ibarat tasbih & benang pengikatnya.. terajut menjadi satu untaian yang selalu disentuh satu demi satu oleh insan mulia yang bibirnya basah akan cinta kepada Rabb-Nya
Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir
♥Tahajjud Cinta♥
♥SALAM SANTUN UKHUWAH♥
Semoga apa yang telah disampaikan ini ada manfaatnya,
Afwan Minkum Kebenaran datangnya dari Allah kekurangan dari pribadi akhwatul iman dan ana hanya menyampaikan apa yang diamanahkan Allah
Wallahù'alam bíshawab Wabíllahí taùfík walhídayah,
Wassalamù'alaíkùm warahmatùllahí wabarakatùh
Segala Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian alam.Tuhan Yang Maha Rahman.Maha Rahim.. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk kekasih Allah,Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.Allahumma Shalli wa Salim Ala Sayyidina Muhammadin wa Ala aali Sayyidina Muhammadin fi Kulli Lam Hatin wa na Fasinn bi'adadi Kulli Ma'lu Mil Lak.
`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAmiin ya Rabbal'alamin.
Yaa... Rabbi..Aku berdo'a untuk seorang ikhwan yang akan menjadi bagian dari hidupku....Seseorang yg sangat mencintaiMu lebih dari segala sesuatu
Seorang yg akan meletakkanku pada posisi dihatinya setelah Engkau dan Muhammad SAW.
Seorang yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tapi juga untukmu dan orang lain
Wajah, fisik, status ataupun harta tidaklah penting.
Yang terpenting adalah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau.
Dan berusaha menjadikan sifat2 baikMu ada pada pribadinya.
Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup Sehingga hidupnya tidak sia-sia..
Seorang yg memiliki hati yang bijak, tidak hanya otak yang cerdas
Seorang yg tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormatiku
Seorang yg tidak hanya memujaku tetapi juga menasehatiku
Seseorang yang mencintaiku bukan karena fisikku, hartaku atau statusku melainkan karena Engkau...
Seorang yg dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi
Seorang yg membuatku merasa sebagai wanita solehah ketika aku berada disisinya
Seorang yang sabar mengingatkan saat diriku lancang...
Yaa... Rabbi....Aku tak meminta seseorang yang sempurna
Hingga aku dapat membuatnya sempurna dimata-Mu...
Seseorang yg membutuhkan dukunganku sbg peneduhnya..
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya...
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya lebih hidup...
Aku tidak mengharap orang yang semulia Abu Bakar, atau setaqwa Umar, ataupun sekaya Abdurrahman bin auf, apalagi yang setampan Usamah Radhiyallahu...,,
Aku hanya mengharap seorang Ikhwan akhir zaman yang punya cita-cita mengikuti jejak mereka..
Membangun keturunan yang sholeh, Membangun peradaban,
Dan membuat Rasulullah SAW bangga di akhirat...,Karena aku sadar,Aku bukanlah semulia Fatimah, tidak setakwa Aisyah,dan tidak secantik Zainab,apalagi sekaya Khodijah Radhiyallahuanha..,,Aku hanyalah seorang wanita akhir zaman Yang punya Cita-Cinta..
Yaa... Robbi....Aku juga meminta, Jadikanlah ia sandaran bagiku
Buatlah aku menjadi akhwat yang dapat membuatnya bangga,,Berikan aku hati yang Sungguh mencintai-Mu sehingga aku dapat mencintainya dengan sepenuh jiwaku..Berikanlah sifat yang lembut,sehingga auraku datang dari-Mu,Berikanlah aku tangan sehingga aku mampu berdo'a untuknya.
Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak kebaikan dalam dirinya,Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,Mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat,,
Dan bilamana akhirnya kami berdua bertemu,''Ya ALLAH Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yang dapat menambah akan kecintaanku padamu,yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna''
Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segalanya Indah pada waktu yang telah Engkau tentukan....Aamiin ya Robbal Alamin....
♥ SEMOGA BERMANFAAT ♥
Hak cipta adalah milik Allah SWT semata.Ilmu adalah amanat Allah yg harus disampaikan kepada Ummah...kami hanya menyampaikan apa yg kami miliki...
Sungguh bahagia insan yang telah menemukan cinta sejatinya.. ibarat tasbih & benang pengikatnya.. terajut menjadi satu untaian yang selalu disentuh satu demi satu oleh insan mulia yang bibirnya basah akan cinta kepada Rabb-Nya
Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir
♥Tahajjud Cinta♥
♥SALAM SANTUN UKHUWAH♥
Semoga apa yang telah disampaikan ini ada manfaatnya,
Afwan Minkum Kebenaran datangnya dari Allah kekurangan dari pribadi akhwatul iman dan ana hanya menyampaikan apa yang diamanahkan Allah
Wallahù'alam bíshawab Wabíllahí taùfík walhídayah,
Wassalamù'alaíkùm warahmatùllahí wabarakatùh
Selasa, 03 Januari 2012
▬Apakah Kau Mengerti Apa Arti Menyayangi Suamimu???▬
Bismillahirr Rahmanirr Rahim ...
Apakah kau mengerti apa itu arti menyayang suami
ialah ketika ...
Kau hadirkan dirimu untuknya dalam sesulit apapun keadaan beliau bagimu
kau dapat dipercayanya, kau menjadi penasehat terdekatnya, dan menjadi tempat beliau membuang uneg- uneg, sehingga di depan orang lain, beliau menjadi orang yang baik- baik saja keadaannya, serta otomatis dengan begitu tertutup aibnya.
Kau mengerti dan menyediakan dirimu untuk mengerti beliau, melebihi diri beliau sendiri dan apalagi orang lain, dalam mengertinya.
kau menyediakan seluas- luasnya hatimu untuk merangkul dan mendekapnya dalam setiap kesedihannya dan bahkan dalam sempitnya emosi yang dikeluarkannya..
Kau menjadi obat untuk sesakit- sakit perasaan dan cobaan hidupnya
Kau menomor duakan ego dan sakitmu demi kebahagiaan dan ridhonya. Sampai- sampai sura hati beliau mengatakan dan bersyukur atas nikmat kepatuhanmu kepadanya.
Kau menjadi sumber kebahagiaan baginya, penenangnya dikala sedih, penguatnya disaat rapuh, dan tempat berbagi dengannya tentang hal apapun yang kau suka dan ataupun kau tidak suka.
Kau menjadikan dirimu alarm paling halus dalam mengingatkannya, saat beliau teralfa
Kau jadi satu- satunya penerimanya disaat beliau merasa telah kehilangan semuanya bahkan sekedar untuk merasa diterima, dan kau menjadi pendukungnya dalam apapun yang beliau lakukan selama hal itu tidak bertentangan dengan yang Allah perintahkan.
Kau menjadikan dirimu indah dalam penampilan dan senyum, karena sayangmu mengatakan kau tak ingin mengecewakan yang kau sayangi yaitu suamimu
Kau berpikir positif atas apapun yang beliau lakukan terhadapmu, pun jika beliau ternyata khilaf kepadamu, maka hatimu yang begitu luas justru yang pertama kali memaafkannya, sebelum diri beliau sendiri menyadari hal itu.
Maka berbahagialah untuk siapapun yang telah dan sedang disayangi. Dan hargailah semua itu karena kesemuanya tentulah ada batas akhirnya. dan mulialah bagi siapapun yang bersedia menyayangi, karena sungguh hal itu tidaklah mudah. namun ingatlah, jangan pernah duakan rasa sayangmu terhadap Allah diatas apapun yang kau sayangi.
Sehingga kau akan mengerti betapa maha sucinya Allah yang telah menciptakan sebuah rasa kasih sayang....
(voa-islam.com)
Salam Santun Ukhuwah Karena-NYA
Apakah kau mengerti apa itu arti menyayang suami
ialah ketika ...
Kau hadirkan dirimu untuknya dalam sesulit apapun keadaan beliau bagimu
kau dapat dipercayanya, kau menjadi penasehat terdekatnya, dan menjadi tempat beliau membuang uneg- uneg, sehingga di depan orang lain, beliau menjadi orang yang baik- baik saja keadaannya, serta otomatis dengan begitu tertutup aibnya.
Kau mengerti dan menyediakan dirimu untuk mengerti beliau, melebihi diri beliau sendiri dan apalagi orang lain, dalam mengertinya.
kau menyediakan seluas- luasnya hatimu untuk merangkul dan mendekapnya dalam setiap kesedihannya dan bahkan dalam sempitnya emosi yang dikeluarkannya..
Kau menjadi obat untuk sesakit- sakit perasaan dan cobaan hidupnya
Kau menomor duakan ego dan sakitmu demi kebahagiaan dan ridhonya. Sampai- sampai sura hati beliau mengatakan dan bersyukur atas nikmat kepatuhanmu kepadanya.
Kau menjadi sumber kebahagiaan baginya, penenangnya dikala sedih, penguatnya disaat rapuh, dan tempat berbagi dengannya tentang hal apapun yang kau suka dan ataupun kau tidak suka.
Kau menjadikan dirimu alarm paling halus dalam mengingatkannya, saat beliau teralfa
Kau jadi satu- satunya penerimanya disaat beliau merasa telah kehilangan semuanya bahkan sekedar untuk merasa diterima, dan kau menjadi pendukungnya dalam apapun yang beliau lakukan selama hal itu tidak bertentangan dengan yang Allah perintahkan.
Kau menjadikan dirimu indah dalam penampilan dan senyum, karena sayangmu mengatakan kau tak ingin mengecewakan yang kau sayangi yaitu suamimu
Kau berpikir positif atas apapun yang beliau lakukan terhadapmu, pun jika beliau ternyata khilaf kepadamu, maka hatimu yang begitu luas justru yang pertama kali memaafkannya, sebelum diri beliau sendiri menyadari hal itu.
Maka berbahagialah untuk siapapun yang telah dan sedang disayangi. Dan hargailah semua itu karena kesemuanya tentulah ada batas akhirnya. dan mulialah bagi siapapun yang bersedia menyayangi, karena sungguh hal itu tidaklah mudah. namun ingatlah, jangan pernah duakan rasa sayangmu terhadap Allah diatas apapun yang kau sayangi.
Sehingga kau akan mengerti betapa maha sucinya Allah yang telah menciptakan sebuah rasa kasih sayang....
(voa-islam.com)
Salam Santun Ukhuwah Karena-NYA
~::*Jejak-Jejak Cahaya Keindahan Cinta*::~ ♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
by Muslimah Sholehah on Wednesday, at 10:22am
Memandang Cinta Dari Cermin Hati .....
Ketika hati mendapatkan kedamaian dengan yang dicintai,
Mana mungkin ia menghendaki lainnya?
Sekali bunga teratai dibelai kehangatan matahari,
Akankah ia menginginkan rembulan?
Ketika jiwa dahaga akan seteguk air jernih, tak ada gunanya gula.
Tempat Cinta adalah hati, dan hati adalah emas murni.
Keagungan ilahiah menggosoknya dengan menatapnya,
Menjadikan terang dan murni.
Jejak-jejak cahaya keindahan Cinta tiada terperi muncul dalam cermin
kesolehan hati.
Cinta manusiawi hidup melalui Cinta ilahi ...
Ketika engkau mencintai wanita , genggamlah hatinya kerana ia adalah "kunci emas" kasih sayang Ilahi yang dapat menahan derasnya hujan-badai, panas -teriknya mentari, dan silau emas -permata.
Ketika engkau membelai rambutnya yang berkilau, berbahagialah sebab cinta telah menyegarkan dirimu dengan keharuman syurga.
Ketika engkau menggenggam tangannya dengan genggaman kasihmu , maka rasakanlah kelembutan jemari-jemari Ilahi yang telah memayungi hatimu dari keresahan dengan senandung kedamaian.
Ketika engkau mendengar suaranya yang teduh menenteramkan batinmu , berbahagialah sebab cinta sedang memandang dari kedalam jiwa, bersenandung bersama kicau burung dan kecantikan putik-putik bunga.
Ketika engkau melihatnya tersenyum , maka berbahagialah kerana cinta telah membasuh luka hati dengan senandung air mata kebahagiaan dan tangis rindu.
Ketika engkau melihat sepasang matanya yang indah , berbahagialah kerana engkau telah menterjemahkan segala rahasia hati yang bersemayam didalam bathinnya.
Ketika engkau mendengar dirinya bersenandung ,ikutlah bernyanyi bersamanya, kerana tidak ada ungkapan yang kasih yang lebih indah-dari ungkapan; yang keluar dari sepasang insan yang sedang dilanda badai asmara.
Ketika engkau melihat cinta dengan hasrat kasih Ilahi , maka berbahagialah kerana kidung semesta telah merestui dan memberkati ladang-ladang Ilahi dari hujan yang turun dari kesucian langit
Kerana apalah ertinya cinta -selain kesejatiannya , cinta telah bahagia dengan mahkota keabadiannya , cinta tidak memerlukan apapun selain darinya , karena cinta telah cukup untuk cinta -ia takkan pernah pudar , selamanya berpijar, serta bersemayam dikedalaman jiwa -setiap insan yang terberkati oleh-Nya.
Jika kau merasa lelah dan tak
berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia..
Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha.
Ketika kau sudah menangis sekian lama dan
hatimu masih terasa pedih.
Allah SWT sudah menghitung air matamu.
Ketika kau fikir bahwa hidupmu
sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berjalan begitu saja.
Allah SWT sedang menunggu bersamamu.
Ketika kau berfikir bahwa kau sudah mencuba
segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi..
Allah SWT sudah punya jawapannya.
Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal
dan kau merasa tertekan.
Allah SWT dapat menenangkanmu.
Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu
terlalu sibuk untuk menyapamu
Allah SWT selalu berada disampingmu.
Ketika kau mendambakan sebuah cinta sejati
yang tak kunjung datang..
Allah SWT mempunyai Cinta dan Kasih yang
lebih besar dari segalanya dan Dia telah
menciptakan seseorang yang akan menjadi pasangan hidupmu kelak.
Ketika kau merasa bahwa kau mencintai seseorang,
namun kau tahu cintamu tak terbalas.
Allah SWT tahu apa yang ada di depanmu dan
Dia sedang mempersiapkan segala yang terbaik untukmu.
Ketika kau merasa telah dikhianati dan dikecewakan.
Allah SWT dapat menyembuhkan lukamu dan membuatmu tersenyum.
Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak- jejak harapan.
Allah SWT sedang berbisik kepadamu.
Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin
mengucap syukur. Allah SWT telah memberkatimu.
Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban.
Allah SWT telah tersenyum padamu.
Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi.
Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.
Ingat dimanapun kau atau kemanapun kau
menghadap. Allah SWT Maha Mengetahui…
Semoga bermanfa'at Insya Allah
by Muslimah Sholehah on Wednesday, at 10:22am
Memandang Cinta Dari Cermin Hati .....
Ketika hati mendapatkan kedamaian dengan yang dicintai,
Mana mungkin ia menghendaki lainnya?
Sekali bunga teratai dibelai kehangatan matahari,
Akankah ia menginginkan rembulan?
Ketika jiwa dahaga akan seteguk air jernih, tak ada gunanya gula.
Tempat Cinta adalah hati, dan hati adalah emas murni.
Keagungan ilahiah menggosoknya dengan menatapnya,
Menjadikan terang dan murni.
Jejak-jejak cahaya keindahan Cinta tiada terperi muncul dalam cermin
kesolehan hati.
Cinta manusiawi hidup melalui Cinta ilahi ...
Ketika engkau mencintai wanita , genggamlah hatinya kerana ia adalah "kunci emas" kasih sayang Ilahi yang dapat menahan derasnya hujan-badai, panas -teriknya mentari, dan silau emas -permata.
Ketika engkau membelai rambutnya yang berkilau, berbahagialah sebab cinta telah menyegarkan dirimu dengan keharuman syurga.
Ketika engkau menggenggam tangannya dengan genggaman kasihmu , maka rasakanlah kelembutan jemari-jemari Ilahi yang telah memayungi hatimu dari keresahan dengan senandung kedamaian.
Ketika engkau mendengar suaranya yang teduh menenteramkan batinmu , berbahagialah sebab cinta sedang memandang dari kedalam jiwa, bersenandung bersama kicau burung dan kecantikan putik-putik bunga.
Ketika engkau melihatnya tersenyum , maka berbahagialah kerana cinta telah membasuh luka hati dengan senandung air mata kebahagiaan dan tangis rindu.
Ketika engkau melihat sepasang matanya yang indah , berbahagialah kerana engkau telah menterjemahkan segala rahasia hati yang bersemayam didalam bathinnya.
Ketika engkau mendengar dirinya bersenandung ,ikutlah bernyanyi bersamanya, kerana tidak ada ungkapan yang kasih yang lebih indah-dari ungkapan; yang keluar dari sepasang insan yang sedang dilanda badai asmara.
Ketika engkau melihat cinta dengan hasrat kasih Ilahi , maka berbahagialah kerana kidung semesta telah merestui dan memberkati ladang-ladang Ilahi dari hujan yang turun dari kesucian langit
Kerana apalah ertinya cinta -selain kesejatiannya , cinta telah bahagia dengan mahkota keabadiannya , cinta tidak memerlukan apapun selain darinya , karena cinta telah cukup untuk cinta -ia takkan pernah pudar , selamanya berpijar, serta bersemayam dikedalaman jiwa -setiap insan yang terberkati oleh-Nya.
Jika kau merasa lelah dan tak
berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia..
Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha.
Ketika kau sudah menangis sekian lama dan
hatimu masih terasa pedih.
Allah SWT sudah menghitung air matamu.
Ketika kau fikir bahwa hidupmu
sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berjalan begitu saja.
Allah SWT sedang menunggu bersamamu.
Ketika kau berfikir bahwa kau sudah mencuba
segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi..
Allah SWT sudah punya jawapannya.
Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal
dan kau merasa tertekan.
Allah SWT dapat menenangkanmu.
Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu
terlalu sibuk untuk menyapamu
Allah SWT selalu berada disampingmu.
Ketika kau mendambakan sebuah cinta sejati
yang tak kunjung datang..
Allah SWT mempunyai Cinta dan Kasih yang
lebih besar dari segalanya dan Dia telah
menciptakan seseorang yang akan menjadi pasangan hidupmu kelak.
Ketika kau merasa bahwa kau mencintai seseorang,
namun kau tahu cintamu tak terbalas.
Allah SWT tahu apa yang ada di depanmu dan
Dia sedang mempersiapkan segala yang terbaik untukmu.
Ketika kau merasa telah dikhianati dan dikecewakan.
Allah SWT dapat menyembuhkan lukamu dan membuatmu tersenyum.
Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak- jejak harapan.
Allah SWT sedang berbisik kepadamu.
Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin
mengucap syukur. Allah SWT telah memberkatimu.
Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban.
Allah SWT telah tersenyum padamu.
Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi.
Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.
Ingat dimanapun kau atau kemanapun kau
menghadap. Allah SWT Maha Mengetahui…
Semoga bermanfa'at Insya Allah
~Kuserahkan Putriku Padamu~ (Renungan untuk Para Suami)
Bismillahirr Rahmanirr Rahim ...
Saat pertama kali putri kecil kami terlahir di dunia, dia menjadi simbol kebahagiaan bagi kami, orang tuanya. Bahagia yang tiada tara kami rasakan karenanya. Kami menjaganya siang dan malam, sampai kami melupakan keadaan diri sendiri. Kami sadar, memang seharusnyalah seperti itu kewajiban orang tua.
Kami besarkan dia dengan segenap jiwa dan raga. Kami didik dengan semaksimal ilmu yang kami punya. Dan kami jaga dia dengan penuh kehati-hatian.
Dan waktupun berlalu...
Dia kini telah menjadi sesosok gadis yang cantik. Betapa bangga kami memilikinya. Kami berpikir, betapa cepat waktu berlalu, dan terbersit dalam hati kami untuk tetap menahannnya disini. Bukan bermaksud meletakkan ego kami atas hidupnya, Namun sebagai orang tua, siapa yang dapat berpisah dari anaknya. Putri kesayangannnya.
Tapi,...
Hari ini, akhirnya datang juga. Saat dimana kami harus melihatnya terbalut dalam pakaian cantik, yaitu gaun pengantinnya. Gadis kecil kami telah tumbuh dewasa. Dan sesudah ijab kabul ini, kau lah kini yang menjadi penjaganya. Menggantikan kami. Mari ikatkan tanganmu kepadanya.
Waktu akhirnya memaksa kami berpisah dengannya. Walaupun kau adalah orang yang asing dan baru sebentar dikenalnya, sedangkan kami adalah orang tuanya yang telah mengorbankan semua yang kami punya untuknya. Namun, tak ada sama sekali kemarahan kami atas dirimu, menantuku. Namun ijinkan kami sedikit meluapkan kesedihan atas seorang putri kami yang harus jauh meninggalkan kami, karena harus mengikutimu. Kamipun tak akan protes kepadamu, karena mulai hari ini, dia harus mengutamakan kau diatas kami.
Tolong, jangan beratkan hatinya, karena sebenarnya pun hatinya telah berat untuk meninggalkan kami dan hanya mengabdi kepadamu. Seperti hal nya anak yang ingin berbakti kepada orang tua, pun demikian dengannya. Kami tidak keberatan apabila harus sendiri, tanpa ada gadis kecil kami dulu yang selalu menemani dan menolong kami dimasa tua.
Kami menikahkanmu dengan anak gadis kami dan memberikan kepadamu dengan cuma- cuma, kami hanya memohon untuk dia selalu kau jaga dan kau bahagiakan.
Jangan sakiti hatinya, karena hal itu berarti pula akan menyakiti kami. Dia kami besarkan dengan segenap jiwa raga, untuk menjadi penopang harapan kami dimasa depan, untuk mengangkat kehormatan dan derajat kami. Namun kini kami harus menitipkannya kepadamu. Kami tidaklah keberatan, karena berarti terjagalah kehormatan putri kami.
Jika kau tak berkenan atas kekurangannya, ingatkanlah dia dengan cara yang baik, mohon jangan sakiti dia, sekali lagi, jangan sakiti dia.
Suatu saat dia menangis karena merasa kasihan dengan kami yang mulai menua, namun harus sendiri berdua disini, tanpa ada kehadirannya lagi. Tahukah engkau wahai menantuku, bahwa kau pun memiliki orang tua, pun dengan istrimu ini. Disaat kau perintahkan dia untuk menemani orang tuamu disana, pernahkah kau berpikir betapa luasnya hati istrimu? Dia mengorbankan egonya sendiri untuk tetap berada disamping orang tuamu, menjaga dan merawat mereka, sedang kami tahu betapa sedih dia karena dengan itu berarti orang tuanya sendiri, harus sendiri. Sama sekali tiada keluh kesah darinya tentang semua itu, karena semua adalah untuk menepati kewajibannya kepada Allah.
Dia mementingkan dirimu dan hanya bisa mengirim doa kepada kami dari jauh. Jujur, sedih hati kami saat jauh darinya. Namun apalah daya kami, memang sudah masa seharusnya seperti itu, kau lebih berhak atasnya dari pada kami, orang tuanya sendiri.
Maka hargailah dia yang telah dengan rela mengabdi kepadamu. Maka hiburlah dia yang telah membuat keputusan yang sedemikian sulit. Maka sayangilah dia atas semua pengorbanannya yang hanya demi dirimu. Begitulah cantiknya putri kami, Semoga kau mengetahui betapa berharganya istrimu itu, jika kau menyadari.
(Syahidah/Voa-islam.com)
Salam Santun Ukhuwah Karena-NYA
=> ♥ AKU TERPAKSA MENIKAHIMU.. ♥ <=
Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.
Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.
Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.
Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.
Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.
Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.
Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.
Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.
“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.
Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”
“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.
Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.
Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku.
Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera.
Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.
Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.
Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.
Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.
Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.
Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.
Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.
Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.
Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.
Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.
Istriku Liliana tersayang,
Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.
Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.
Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.
Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!
Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.
Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.
Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.
Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”
Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”
Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”
Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”
Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.
Sumber: bundaiin.blogdetik.com
Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.
Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.
Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.
Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.
Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.
Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.
Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.
“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.
Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”
“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.
Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.
Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku.
Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera.
Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.
Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.
Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.
Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.
Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.
Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.
Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.
Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.
Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.
Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.
Istriku Liliana tersayang,
Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.
Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.
Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.
Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!
Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.
Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.
Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.
Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”
Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”
Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”
Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”
Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.
Sumber: bundaiin.blogdetik.com
Minggu, 01 Januari 2012
AKU BANGGA PADA SUAMIKU..
By : Fanspage "RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF"
Bismillah …
(Semoga kisah ini juga bisa diambil manfaatnya oleh saudari-saudari muslimahku dimanapun berada)
.
***
Sore itu, menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar.. seorang akhwat datang, tersenyum dan duduk disampingku, mengucapkan salam, sambil berkenalan dan sampai pula pada pertanyaan itu.
.
“Anty sudah menikah ?”.
“Belum mbak ”, jawabku .
Kemudian akhwat itu bertanya lagi
“ kenapa ?”
hanya bisa ku jawab dengan senyuman. ingin ku jawab karena masih kuliah, tapi rasanya itu bukan alasan.
“Mbak menunggu siapa?” Aku mencoba bertanya .
“Nunggu suami” jawabnya.
.
Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya,
.
“Mbak kerja dimana?”, Entahlah keyakinan apa yang meyakiniku bahwa Mbak ini seorang pekerja, padahal setahu ku, akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.
“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi”, jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.
“kenapa?” tanyaku lagi .
Dia hanya tersenyum dan menjawab,
“karena inilah satu cara yang bisa membuat saya lebih hormat pada suami” jawabnya tegas .
.
Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya trsenyum.
“Ukhty, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah akan didatangi oleh ikhwan yang sangat mencintai akhirat”.
.
“Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7 juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari, es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Waktu itu jam 7 malam, suami baru menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Saya capek sekali ukhty. Saat itu juga suami masuk angin dan kepalanya pusing. Dan parahnya saya juga lagi pusing. Suami minta diambilkan air minum, tapi saya malah berkata,
.
“Abi, Umi pusing nih, ambil sendiri lah!”.
Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23. 30 saya terbangun dan cepat – cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya . Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci.
.
Astagfirullah, kenapa Abi mengerjakan semua ini? Bukankah Abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap Abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya Abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga.
Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, Abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat atas perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air minum saja, saya membantahnya. Air mata ini menetes, betapa selama ini saya terlalu sibuk diluar rumah, tidak memperhatikan hak suami saya .”
.
Subhanallah, aku melihat Mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya.
.
“Anty tau berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600 -700 rb /bulan. 10x lipat lebih rendah dari gaji saya. Dan malam itu saya benar- benar merasa durhaka pada suami saya. Dengan gaji yang saya miliki , saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya, dan setiap kali memberikan hasil jualannya, ia selalu berkata,
.
“Umi, ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan Umi ridho ”, begitu katanya.
Kenapa baru sekarang saya merasakan dalamnya kata- kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong pada nafkah yang diberikan suami saya ”, lanjutnya.
.
“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah -mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu begitu susah menjaga harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya, dan gampang menyepelekan suami.” Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.
.
“Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini . Saya sedih, karena orang tua, dan saudara - saudara saya tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Malah mereka membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan orang lain.”
.
Aku masih terdiam, bisu, mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.
.
“Kak , kita itu harus memikirkan masa depan. Kita kerja juga untuk anak -anak kita Kak . Biaya hidup sekarang ini besar. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan . Nah kakak malah pengen berhenti kerja . Suami kakak pun penghasilannya kurang . Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai- santai aja dirumah. Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak , Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal , sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat .
.
“Anty tau , saya hanya bisa nangis saat itu..
Saya menangis bukan Karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya dipandang rendah olehnya. Bagaimana mungkin dia maremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia”
.
“Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membanguni saya untuk sujud dimalam hari. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata -kata lembutnya selalu menenangkan hati saya. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan. “
.
“Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah dihadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan. Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya. Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya. Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak -hak suami saya .Semoga saya tak lagi membantah perintah suami. Semoga saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. “
.
“Saya bangga ukhti dengan pekerjaan suami saya, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya , karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan itu. Kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tapi lihatlah suami saya , tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal.”
.
” Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya. Semoga jika anty mendapatkan suami seperti saya, anty tak perlu malu untuk menceritakan pekerjaan suami anty pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya , dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku. Mengambil tas laptonya, bergegas ingin meninggalkanku.”
.
Kulihat dari kejauhan seorang ikhwan dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm , meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, meninggalkanku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho .
.
***
.
Ya Alloh … .
Berkahi kami dalam menapaki jalan perjuangan menujuMU. Semoga Aku bisa selalu menjadi sebaik-baik istri untuk suamiku, yang menjadi bekal untuk meraih jannah Mu… Amin
.
Untuk Abi, apapun pekerjaan Abi, Ummi BANGGA Bi,
..:: SANGAT BANGGA ::..
Bismillah …
(Semoga kisah ini juga bisa diambil manfaatnya oleh saudari-saudari muslimahku dimanapun berada)
.
***
Sore itu, menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar.. seorang akhwat datang, tersenyum dan duduk disampingku, mengucapkan salam, sambil berkenalan dan sampai pula pada pertanyaan itu.
.
“Anty sudah menikah ?”.
“Belum mbak ”, jawabku .
Kemudian akhwat itu bertanya lagi
“ kenapa ?”
hanya bisa ku jawab dengan senyuman. ingin ku jawab karena masih kuliah, tapi rasanya itu bukan alasan.
“Mbak menunggu siapa?” Aku mencoba bertanya .
“Nunggu suami” jawabnya.
.
Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya,
.
“Mbak kerja dimana?”, Entahlah keyakinan apa yang meyakiniku bahwa Mbak ini seorang pekerja, padahal setahu ku, akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.
“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi”, jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.
“kenapa?” tanyaku lagi .
Dia hanya tersenyum dan menjawab,
“karena inilah satu cara yang bisa membuat saya lebih hormat pada suami” jawabnya tegas .
.
Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya trsenyum.
“Ukhty, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah akan didatangi oleh ikhwan yang sangat mencintai akhirat”.
.
“Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7 juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari, es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Waktu itu jam 7 malam, suami baru menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Saya capek sekali ukhty. Saat itu juga suami masuk angin dan kepalanya pusing. Dan parahnya saya juga lagi pusing. Suami minta diambilkan air minum, tapi saya malah berkata,
.
“Abi, Umi pusing nih, ambil sendiri lah!”.
Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23. 30 saya terbangun dan cepat – cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya . Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci.
.
Astagfirullah, kenapa Abi mengerjakan semua ini? Bukankah Abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap Abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya Abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga.
Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, Abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat atas perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air minum saja, saya membantahnya. Air mata ini menetes, betapa selama ini saya terlalu sibuk diluar rumah, tidak memperhatikan hak suami saya .”
.
Subhanallah, aku melihat Mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya.
.
“Anty tau berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600 -700 rb /bulan. 10x lipat lebih rendah dari gaji saya. Dan malam itu saya benar- benar merasa durhaka pada suami saya. Dengan gaji yang saya miliki , saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya, dan setiap kali memberikan hasil jualannya, ia selalu berkata,
.
“Umi, ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan Umi ridho ”, begitu katanya.
Kenapa baru sekarang saya merasakan dalamnya kata- kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong pada nafkah yang diberikan suami saya ”, lanjutnya.
.
“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah -mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu begitu susah menjaga harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya, dan gampang menyepelekan suami.” Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.
.
“Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini . Saya sedih, karena orang tua, dan saudara - saudara saya tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Malah mereka membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan orang lain.”
.
Aku masih terdiam, bisu, mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.
.
“Kak , kita itu harus memikirkan masa depan. Kita kerja juga untuk anak -anak kita Kak . Biaya hidup sekarang ini besar. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan . Nah kakak malah pengen berhenti kerja . Suami kakak pun penghasilannya kurang . Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai- santai aja dirumah. Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak , Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal , sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat .
.
“Anty tau , saya hanya bisa nangis saat itu..
Saya menangis bukan Karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya dipandang rendah olehnya. Bagaimana mungkin dia maremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia”
.
“Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membanguni saya untuk sujud dimalam hari. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata -kata lembutnya selalu menenangkan hati saya. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan. “
.
“Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah dihadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan. Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya. Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya. Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak -hak suami saya .Semoga saya tak lagi membantah perintah suami. Semoga saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. “
.
“Saya bangga ukhti dengan pekerjaan suami saya, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya , karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan itu. Kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tapi lihatlah suami saya , tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal.”
.
” Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya. Semoga jika anty mendapatkan suami seperti saya, anty tak perlu malu untuk menceritakan pekerjaan suami anty pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya , dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku. Mengambil tas laptonya, bergegas ingin meninggalkanku.”
.
Kulihat dari kejauhan seorang ikhwan dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm , meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, meninggalkanku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho .
.
***
.
Ya Alloh … .
Berkahi kami dalam menapaki jalan perjuangan menujuMU. Semoga Aku bisa selalu menjadi sebaik-baik istri untuk suamiku, yang menjadi bekal untuk meraih jannah Mu… Amin
.
Untuk Abi, apapun pekerjaan Abi, Ummi BANGGA Bi,
..:: SANGAT BANGGA ::..
JANGANLAH ENGKAU LAYU......
http://www.facebook.com/pages/-Tahajjud-Cinta-/123221464463009?sk=wall
You tell me that you're leaving
I can't believe it's true
I beg of you don't say good bye
Can't we give our love just one more try
They say that breaking up is hard to do
Now I know ... i know that it's true
^_^ (hayoo .. Siapa ?,, )
*Janganlah engkau layu jika cinta fana menipumu,
*Janganlah engkau layu andai jodoh belum menyapamu,
***
Dewasa ini banyak muda mudi merasa rendah diri, stres dan gejolak rasa ingin memiliki menjadikan mereka berusaha memenangi hati dalam memiliki seseorang tanpa mengenal halal dan haram. Yang penting dapat.
Pilu hati melihat remaja yang merana karena cinta. Mereka merasakan perihnya pinangan cinta dusta, tetapai tidak mampu mengarahkan diri mencari cinta hakiki. Tak segan lagi diperhambakan untuk menagih cinta sementara hingga sanggup berkonflik dengan pencipta cinta. Semua batas-Nya di langgar, tak kenal dosa dan pahala.
Benar bahwa lelakilah yang memulakan langkah pertama dalam lorong dosa, tetapi bila wanita tidak setuju, lelaki itu tidak akan berani.
Cinta sebelm menikah itu hanya menjerumus ke lembah dosa dan zina. Jika mampu bertahan ke jenjang pelamin sekalipun bahwa rumahtangga itu takkan berkah.
Apa tidaknya, asasnya di bina dari dosa dan maksiat. Mana mungkin dapat menegakkan tiang takwa yang utuh kecuali dengan taubat.
Rumahtangga akan menjadi tawar dan hambar. Semuanya sudah di rasa dan terbiasa, hendakkan rasa nikmatnya apalagi ? Anak-anaklah yang akan menjadi mangsa. Terimalah ia sebagai hukuman di dunia. Amat pedih. Namun, terlalu sedikit berbanding pedihnya hukuman abadi di negeri sana.
Bagi yang belum berpunya, Andalah pilihan Allah untuk mekar terpelihara sehingga tiba pula giliran anda mendapat seruan. Yakinlah ! Jangan risau jika masih belum berpunya karena mungkin Allah ingin bagi ketenangan dulu, untuk terus melangkah menggapai cita-cita.
Begitu juga buat pemuda yang belum berpunya, utamakan yang lebih penting daripada apa yang penting. kenali prioritas. Jika memang sudah sampai saat ingin memiliki, pastilah waktunya akan tiba, berusaha, jika memang sudah betul-betul mampu dan bersedia.
Memiliki seorang isteri solehah ibarat memiliki dunia dan seisinya, sudah tentu jalan untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa amat berliku dan banyak tantangan. Berusaha memperbaiki diri dan sebaik-baiknya gunakan orang perantaraan untuk lebih menjaga warak dan iman jika menghendakinya untuk menikahi.
Seringkali, seseorang mencari kekasih ibarat dia mendaki gunung yang tinggi. Pepohon berduri sanggup di redah, curam dan jurang sabar ditempuh. Namun apabila dia memilikinya, di dapati insan yang di kejar itu cuma dedaunan kering. Begitulah perumpamaan sia-sia usaha yang tak di salur dengan suluhan petunjuk Al-Qur'an dan Sunnah.
Urusan jodoh tak kemana. Sudah tercatat di lauh mahfudz, pasti. Apa yang tak pasti adalah adakah kita mendapatkannya secara mulia atau sebaliknya.
Sahabat ...
Janganlah engkau layu .. Jika kau terpisah dengan cinta manusia yang palsu. Berarti Allah inginkan kau kembali, Allah yang akan menjaga mu .. Jangan layu !!!
Semoga bermanfaat.
SENYUM SANTUN ^_^
Salam Setulus Kasih Karena Allah
I can't believe it's true
I beg of you don't say good bye
Can't we give our love just one more try
They say that breaking up is hard to do
Now I know ... i know that it's true
^_^ (hayoo .. Siapa ?,, )
*Janganlah engkau layu jika cinta fana menipumu,
*Janganlah engkau layu andai jodoh belum menyapamu,
***
Dewasa ini banyak muda mudi merasa rendah diri, stres dan gejolak rasa ingin memiliki menjadikan mereka berusaha memenangi hati dalam memiliki seseorang tanpa mengenal halal dan haram. Yang penting dapat.
Pilu hati melihat remaja yang merana karena cinta. Mereka merasakan perihnya pinangan cinta dusta, tetapai tidak mampu mengarahkan diri mencari cinta hakiki. Tak segan lagi diperhambakan untuk menagih cinta sementara hingga sanggup berkonflik dengan pencipta cinta. Semua batas-Nya di langgar, tak kenal dosa dan pahala.
Benar bahwa lelakilah yang memulakan langkah pertama dalam lorong dosa, tetapi bila wanita tidak setuju, lelaki itu tidak akan berani.
Cinta sebelm menikah itu hanya menjerumus ke lembah dosa dan zina. Jika mampu bertahan ke jenjang pelamin sekalipun bahwa rumahtangga itu takkan berkah.
Apa tidaknya, asasnya di bina dari dosa dan maksiat. Mana mungkin dapat menegakkan tiang takwa yang utuh kecuali dengan taubat.
Rumahtangga akan menjadi tawar dan hambar. Semuanya sudah di rasa dan terbiasa, hendakkan rasa nikmatnya apalagi ? Anak-anaklah yang akan menjadi mangsa. Terimalah ia sebagai hukuman di dunia. Amat pedih. Namun, terlalu sedikit berbanding pedihnya hukuman abadi di negeri sana.
Bagi yang belum berpunya, Andalah pilihan Allah untuk mekar terpelihara sehingga tiba pula giliran anda mendapat seruan. Yakinlah ! Jangan risau jika masih belum berpunya karena mungkin Allah ingin bagi ketenangan dulu, untuk terus melangkah menggapai cita-cita.
Begitu juga buat pemuda yang belum berpunya, utamakan yang lebih penting daripada apa yang penting. kenali prioritas. Jika memang sudah sampai saat ingin memiliki, pastilah waktunya akan tiba, berusaha, jika memang sudah betul-betul mampu dan bersedia.
Memiliki seorang isteri solehah ibarat memiliki dunia dan seisinya, sudah tentu jalan untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa amat berliku dan banyak tantangan. Berusaha memperbaiki diri dan sebaik-baiknya gunakan orang perantaraan untuk lebih menjaga warak dan iman jika menghendakinya untuk menikahi.
Seringkali, seseorang mencari kekasih ibarat dia mendaki gunung yang tinggi. Pepohon berduri sanggup di redah, curam dan jurang sabar ditempuh. Namun apabila dia memilikinya, di dapati insan yang di kejar itu cuma dedaunan kering. Begitulah perumpamaan sia-sia usaha yang tak di salur dengan suluhan petunjuk Al-Qur'an dan Sunnah.
Urusan jodoh tak kemana. Sudah tercatat di lauh mahfudz, pasti. Apa yang tak pasti adalah adakah kita mendapatkannya secara mulia atau sebaliknya.
Sahabat ...
Janganlah engkau layu .. Jika kau terpisah dengan cinta manusia yang palsu. Berarti Allah inginkan kau kembali, Allah yang akan menjaga mu .. Jangan layu !!!
Semoga bermanfaat.
SENYUM SANTUN ^_^
Salam Setulus Kasih Karena Allah
Langganan:
Postingan (Atom)