Jumat, 18 Mei 2012

Kecelakaan Sukhoi Mengingatkanku Kepada Kematianku…!

Kirim Print
Resah aku bila mengingat mati…!

Perasaan itulah yang aku rasakan ketika mendengar berita dari media dalam negeri maupun luar negeri dan juga berita dalam radio dan televisi tentang jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 berpenumpang 45 termasuk 8 awaknya. Burung besi buatan Rusia itu menabrak tebing di Puncak Gunung Salak I yang memiliki ketinggian 2.211 meter di atas permukaan laut atau sekitar 7.253 kaki. Pesawat itu terhempas pada ketinggian 5.800 kaki (vivanews.com).

Ya Allah ampuni aku, ampuni juga mereka… ya Allah kasihanilah mereka, selamatkan mereka, hanya Engkau tempat meminta pertolongan , tidak ada yang lain…ya Allah bila memang saudara-saudaraku dalam kecelakaan itu sudah tiba saatnya Engkau panggil untuk kembali ke sisi-Mu dan menyudahi semua aktivitas di dunia, maka kembalikanlah mereka dengan mendapat ridha dan ampunan-Mu… begitu doaku dan harapanku untuk mereka saudara-saudaraku.

Seberat apapun musibah yang menimpa manusia dalam sebuah kecelakaan tabrakan Mobil misalnya, jika Allah belum berkehendak korban itu naas pada waktu kejadian, maka bersyukurlah dia akan selamat dan hikmahnya mungkin Allah masih berkenan untuk memberi kesempatan yang ke dua agar korban itu menjadi manusia yang lebih baik lagi dan ketika meninggalkan dunia dia dalam keadaan mendapat Ridha dan ampunan Allah SWT. Ada juga yang langsung meninggal di tempat kejadian…inna lillah wa inna ilaihi roji’uun.

Orang yang beriman harus percaya bahwa kematian itu benar adanya dan pasti setiap orang akan mengalaminya, seperti firman Allah SWT; yang artinya: “Tiap-tiap jiwa akan merasakan (pedihnya) mati…”  (Aali ‘Imraan: 185). Maka bagaimana mungkin, kita santai menghadapi kematian dan tidak ada upaya selalu mengingat mati yang pasti akan terjadi kepada setiap manusia. Kita juga jarang mengingat Allah dan meminta ampun kepada Allah padahal kesalahan itu dimana pun sengaja atau tidak sengaja akan terjadi , sudah selayaknya kita istighfar meminta ampun kepada-Nya setiap saat agar jika Malaikat Izroil pencabut nyawa itu datang tidak memberatkan sakaratul maut kita.

Ulama Ibnul Qayyim mengatakan “Orang yang paling cerdas adalah orang yang selalu mengingat kematian dan mempersiapkan kematiannya dengan matang”.

Detik-Detik Malaikat Izroil akan Mencabut Nyawa Manusia Paling Mulia di sisi Allah…

Astaghfirullah ampuni hamba ya Allah… orang yang belum mati, sudah pasti belum mengalami yang namanya sakaratul maut. Sekalipun dalam al Qur’an dan al Hadits banyak menggambarkan dan menjelaskan tentang Sakaratul Maut. Atau buku-buku yang di jual di Gramedia semua menggambarkan dan menjelaskan tentang Kematian, manusia tetap tak akan bisa merasakan sakaratul maut itu kecuali jika saatnya telah tiba. Pelajaran yang paling berharga tentang kematian sepanjang sejarah adalah masa akhir hidup Rasulullah. Dan tahukah Anda wahai saudara-saudaraku, bagaimana detik-detik menjelang sakaratul maut Rasulullah? Kita tahu beliau adalah manusia paling mulia, paling sempurna, dan terbebas dari kesalahan. Tetapi, beliau masih merasakan pedihnya yang namanya sakaratul maut.  Rasulullah terbaring lemas tak berdaya di atas pelepah kurma. Tibalah saatnya malakul maut (Izroil) datang dan Fatimah membukakan pintu untuknya, malaikat Jibril juga tengah bersiap-siap dari langit untuk turun ke bumi. Keadaan Rasulullah semakin melemah dan tambah melemah. Singkat kisah, setelah Rasul meminta kepada Jibril untuk menjelaskan apa hak-haknya di hadapan Allah? Dan meminta Jibril untuk mengabarkan nasib Umatnya setelah sepeninggal Rasulullah SAW? Setelah Jibril menjawab dua pertanyaan yang diminta oleh Rasulullah, Jibril berkata lagi” Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. “Perlahan ruh Rasulullah ditarik tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah dan Ali tak kuasa mendengarnya, sedangkan Jibril membuang muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril? “Tanya Rasulullah lemas pada Malaikat pengantar wahyu itu. ” Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril sedih. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat niat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. “Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya; “peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu.”  Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.“Ummatii, ummatii, ummatiii?” Dan akhirnya berakhir sudah masa hidup manusia paling mulia, manusia contoh seluruh Umat di jagat raya ini.

Ya Allah bagaimana mungkin aku melewati sakaratul maut yang mengerikan ini. Bagaimana tidak menyedihkan, bagaimana bisa kita berani menghadapi kematian dengan amal baik pas-pasan, sedangkan amal buruk lebih banyak. Rasulullah saja, manusia yang paling mulia di sisi Allah, terlepas dari segala kesalahan yang Ia perbuat, qudwah atau contoh bagi semua Makhluk di dunia ini masih merasakan beratnya sakaratul maut. Terbukti ketika ruh di tarik dari jasad, Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang, Rasulullah juga mengaduh dan memekik kesakitan sampai-sampai Jibril berpaling muka karena tidak tega melihat kekasih Allah kesakitan yang tiada taranya. Dari saking dahsyatnya sakaratul maut itu pula, Rasulullah tidak ingin Umatnya merasakan kepedihan yang sama. Subhanallah…aku sangat terharu. Dan menyesali diri ketika teringat ajaran Rasulullah yang terlewati karena lalai.

Kematian secara datang tiba-tiba tidak pandang bulu, semua mengalami, Rasulullah kekasih Allah, para sahabat, para tabi’in, ulama’, artis, actor, yang tua dan yang muda, da’i, orang baik dan orang buruk, pejabat atau rakyat biasa dan lain sebagainya. Bahkan saya dan kita semua akan mengalami yang namanya kematian.

Banyak Hikmah dari Kejadian Terjatuhnya Sukhoi…!

Masih belumkah peristiwa Sukhoi Super Jet 100 mengingatkan kita semua kepada kematian…? Dan masih banyak peristiwa-peristiwa di Indonesia yang terjadi kecelakaan di udara, di lautan dan di daratan yang bisa kita ambil Hikmahnya. Mari lunakkan hati keras kita. Renungkanlah, dan ambil pelajarannya bagaimana seandainya aku, kita yang berada di posisi menjadi penumpang pesawat naas itu. Apa yang bisa kita perbuat di saat situasi dan kondisi sudah tidak memihak kita untuk hidup. Kita hanya pasrah menunggu pertolongan Allah yang Maha dahsyat. Masihkah kita ingin berlama-lama dengan berbuat maksiat kepada Allah, tidak merasa malu di beri umur panjang…? Padahal kesempatan untuk bertaubat memperbaiki amal-amal buruk menjadi amal baik masih banyak waktu dan usia. Hentikan durhaka kepada orang tua, berbohong, meninggalkan shalat, berzina, minum khamr, menggunjing saudara kita, zhalim kepada manusia, membunuh, memakan harta anak yatim, tidak jujur, mencuri, juga hentikan korupsi bagi pejabat dan wakil rakyat memakan uang rakyat dan lain-lain. Itu semua hanya mempersulit sakaratul maut kita semua.

Coba bayangkan. Hantaman pesawat Sukhoi dengan tebing Gunung Salak benar-benar dahsyat! Karena dahsyatnya hantaman membuat pesawat terbakar, terlihat di area dinding tebing ada sisa-sisa bekas terbakar. Dan terlihat gundul pepohonan sekitar jatuhnya pesawat Sukhoi itu. Ini berita bisa di lihat (sindonews.com). Ampuni para penumpang Sukhoi ya Rabb…  Jadikanlah kecelakaan itu dan rasa sakit yang mereka alami penebus dosa mereka ya Allah dan terimalah mereka di sisi-Mu. Dan masukkanlah mereka ke surga.

Tidak seorang pun penumpang Sukhoi yang menduga bahwa kematian sedang mengintai mereka, bahkan kita pun tidak menduga. Sebelum pesawat lepas landas dari bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta, para penumpang sangat ceria dan bahagia tidak ada gurat kesedihan yang membuat wajah mereka mendung, mereka masih sempat berfoto-foto, dan keberadaan pesawat masih terdeteksi. Begitulah memang bila tiba saatnya, Allah SWT pasti memutuskan kapan manusia itu akan d ambil nyawanya oleh utusan-Nya Malaikatul Maut Izrail akan datang menjemput tepat pada waktu dan tempat yang telah ditentukan-Nya. Waktu dan tempat yang Allah tetapkan untuk datangnya kematian tidak akan pernah meleset dan salah sedikit pun. Silakan saja manusia membuat alat transportasi baik itu transportasi daratan, lautan dan udara, setelah itu buat misalnya pesawat yang sangat canggih anti gores, anti penyok, anti kebakaran, anti benturan dan tidak ada tandinganya di dunia ini. Lalu manusia merasa aman dengan perlindungan yang dimiliki oleh pesawat tersebut dan akan terhindar dari mara bahaya yang mengakibatkan kematian, sedangkan hati dan pikiran lupa kepada Allah yang Maha melindungi. Atau buat saja bangunan yang sangat kuat di jagat raya ini untuk menghindar dari kematian, bangunan itu anti rusak, anti banjir, anti gempa, anti tsunami dll. Ingat…! Semua itu tidak akan membuat keputusan Allah salah atau meleset ataupun berubah. Kematian itu akan tetap datang walaupun tanpa persetujuan manusia.

Allah berfirman; “Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun” (Al A’raf: 34)

“Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan dikerjakannya esok, dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati….” (Al Luqman: 34)

Saya yakin orang yang mengaku Islam pasti paham apa maksud ayat tersebut.

Ke mana Kita Hendak Lari…?

Pada kenyataannya kematian tidak bisa kita hindari, manusia tidak akan sanggup karena tidak seorang pun yang tahu rahasia Allah tentang kematian itu dan hal itu sangat misteri. Kematian itu sudah fitrah manusia karena setiap yang hidup pasti mati. Allah hanya mengingatkan bahwa setiap jiwa akan mengalami yang namanya kematian, di mana saja kita berada di dalam negeri atau di luar negeri, di rumah atau di dalam rumah, di daratan atau di lautan. Tidak ada satu tempat pun yang bisa melindungi kita dari kematian. Kematian akan selalu bersama kita, hanya Rahmat Allah yang akan mengubah ketetapan. Allah berfirman; “Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun” (Al A’raf: 34)

Kata Allah tidak akan rugi orang yang beriman dan berbuat kebaikan, saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran. Hal itu semua akan memberatkan timbangan amal baik kita di yaumul hisab atau hari perhitungan tentunya dengan melewati kematian dahulu. Kita semua berharap sakaratul maut yang akan kita alami nanti mudah dan tidak terlalu pedih karena Rasulullah saja merasakan sakitnya Sakaratul maut.

Mari perbanyak amal shalih (baik) dari sekarang, mumpung nyawa masih di kandung badan. Bila kematian telah tiba saatnya sudah tidak lagi negosiasi atau tawar menawar agar di tunda waktu kematian, tidak ada lagi kesempatan memperbaiki amal dan bertaubat, semua sudah terlambat karena nyawa sudah berada dalam ujung tenggorokan. Perbanyaklah istighfar kepada Allah, hanya rahmat Allah yang akan menolong kita dari buruknya sakaratul maut. Dan semoga kita selalu di lindungi oleh Allah SWT ke manapun kita pergi dan kapanpun kita pergi. Aamiin…

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk bekal menuju kematian yang akan datang secara tiba-tiba. Dan semoga Allah mengampuni kita semua baik di dunia maupun di akhirat.

Mari konsep hidup kita dengan baik, sesuai apa yang telah Allah tuliskan dalam Kitabnya dan seperti perbuatan yang Rasulullah contohkan. Agar kita sukses menjadi hamba Allah yang cinta dunia untuk bekal akhirat. Dan agar kita bisa mengakhiri hidup ini dengan Khusnul Khatimah.

Wallahua’lam bis showaab.

Kamis, 17 Mei 2012

Anakku… Jangan Marah Pada Ibumu…

Anakku… Jangan Marah Pada Ibumu…
 
Oleh: Fatima Az zahra

Anakku…..
Jangan marah pada Ibumu…….
Bila Ibu selalu mencarimu bila engkau terlambat pulang dan menghubungi seluruh teman-temanmu untuk menanyakan keberadaanmu.
Mungkin engkau akan berkata… “Ah Ibu… Aku kan bukan anak kecil lagi yang harus terus dikhawatirkan”
Seandainya engkau mengetahui, betapa cemas dan khawatirnya Ibumu karena tidak mengetahui dimana keberadaan dan kondisi kamu.

Anakku….
Jangan marah pada Ibumu……
Bila berkali kali Ibumu menasihati dan mengingatkanmu akan pengaruh pergaulan dan kehidupan yang bebas di luar sana
Mungkin engkau akan mengatakan …. “Aduuuh cerewet banget sih Ibu, ngga ngerti amat sama pergaulan anak muda zaman sekarang”
Seandainya engkau mengetahui, betapa inginnya Ibu selalu berada di dekatmu tuk melindungi dan menjagamu dari gangguan orang-orang yang zhalim dan dari kejahatan lainnya.

Anakku…..
Jangan marah pada Ibumu…..
Bila Ibu setiap kali selalu mengingatkanmu agar selalu ingat dan taat pada Allah.
Mungkin engkau akan mengatakan…. “Mumpung masih muda Bu, aku mau nikmati hidup ini dulu, nanti kalo dah puas dan sudah tua baru deh mikirin akhirat…”
Seandainya engkau mengetahui, betapa inginnya Ibumu melihatmu bahagia dan selamat di dunia dan akhirat.

Di saat engkau terlelap dalam tidurmu
Di sepertiga malam yang berkah dan penuh Rahmat Allah,
Dengan penuh keikhlasan, sejumlah doa dipanjatkan oleh Ibumu di atas sajadah yang indah
Memohon kebaikan, kemudahan, perlindungan dan keberkahan Allah atasmu

Anakku….
Bagi Ibu, engkau akan selalu menjadi anak Ibu kapanpun dan di manapun engkau berada.
Bahkan saat engkau menjadi bagian dari diri Ibu, hidup dan tidur di dalam rahim Ibumu,
Ibu masih tetap merasakan kekhawatiran akan kesehatan dan keselamatanmu, apalagi bila engkau jauh dari sisi Ibumu

Anakku…..
Dapatkah engkau bayangkan…..
Seandainya Ibu tidak ada lagi di sampingmu?
Tidak ada lagi seorang Ibu yang setiap saat mendengarkan keluhanmu
Tidak ada lagi seorang Ibu yang akan menjaga dan merawatmu di kala engkau sakit
Tidak ada lagi seorang Ibu yang akan menangis melihat anaknya bersedih
Tidak ada lagi seorang Ibu yang tertawa bahagia bila melihat anaknya bahagia
Tidak ada lagi seorang Ibu yang akan memeluk dan menciummu dengan hangat dan penuh cinta yang tulus saat menyambut kedatanganmu
Tidak ada lagi seorang Ibu yang selalu mengkhawatirkanmu
Tidak akan terdengar lagi alunan doa yang indah dan tangisan di tengah malam yang memohon kebaikan untukmu

Anakku….
Ingatlah selalu bahwa Cinta dan Kasih Sayang Ibu tak kan hilang dimakan waktu.
Dahulu…..Sekarang….dan akan datang….Engkau akan tetap menjadi anakku.
Kasih anak sepanjang badan, namun Kasih Ibu sepanjang hayat
Doa dan Ridha Ibu akan selalu menyertaimu
Semoga Allah memberkahi dan meridhaimu anak-anakku

Selasa, 15 Mei 2012

::::: Getaran Kasih Sayang :::::

:::: Getaran Kasih Sayang :::::
•*♥*••*¨*•*♥*♥*•*¨*••*♥*•

Selain cinta yang bersifat fisikal, Allah juga mengajari kita agar membina
cinta yang bersifat batiniah, yaitu kasih sayang. Rahman dan Rahim.
Inilah cinta universal, yang lebih bertumpu pada rasa belas kasih sesama.

Kenapa ini penting, sebab cinta yang bersifat lahiriah itu lama-lama
akan mengalami penurunan seiring dengan menurunnya performance fisik.
Yang lelaki maupun yang perempuan sama-sama akan menjadi tua dan keriput. Bahkan kemampuan bercinta pun bakal menurun seiring dengan bertambahnya usia.

Karena itu, Allah memberikan anugerah lain berupa rasa kasih dan sayang,
yang tidak terikat pada keindahan fisik. Melainkan lebih bersifat batiniah dan keluhuran akhlak. Inilah sifat kemanusiaan yang bersumber kepada sifat-sifat Allah. Maha Menyayangi, tanpa pilih kasih.

Tak peduli sedang kaya atau sudah miskin, tak peduli sedang sehat atau sakit, tak peduli masih tampan dan cantik ataukah sudah tua renta, sifat kasih sayang tetap melekat kepada orang-orang yang berakhlak dan berbudi pekerti baik. Orang-orang yang ketularan sifat ketuhanan. Sifat-Sifat Ilahiah...

Seiring dengan bertambahnya usia, terjadi perubahan yang berlawanan
antara cinta dan kasih sayang. Cinta biasanya bakal menurun seiring dengan bertambahnya usia, akan tetapi kasih sayang bisa meningkat seiring dengan umur dan meningkatnya kebijakan seseorang...

Suatu ketika ada seorang pria berusia 60-an tahun yang mengatakan
kepada saya bahwa ia dengan istrinya kini sudah seperti kakak dan adik saja layaknya. Perasaan cintanya tidak menggebu-gebu lagi seperti ketika berumur 30-an atau 40-an tahun. Akan tetapi dia merasakan ada suatu perasaan seperti ‘cinta’ yang tidak bergantung kepada penampilan fisik. Melainkan lebih kepada 'kecocokan' batin. Keinginan saling membantu dan meringankan. Keinginan untuk menyenangkan pasangannya, karena ia merasa selalu disenangkan. Itulah perasaan kasih sayang yang tulus.

Islam mengajarkan agar kita memupuk rasa kasih sayang itu.
Bukan hanya sekadar cinta lahiriah, tetapi juga kasih sayang batiniah.
Insya Allah rumah tangga yang dikembangkan ke arah kasih sayang akan
menjadi lebih langgeng ketimbang hanya bersifat lahiriah.

Hal-hal yang bisa mendorong terciptanya atmosfer kasih sayang itu adalah ahlak yang baik sesuai dengan ajaran Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam. Sebaliknya, yang bisa mengganggu terpupuknya kasih sayang adalah ahlak yang buruk.

Orang-orang yang suka marah, pembenci, iri, dengki, serakah, egois, dan lain sebagainya, akan cenderung sulit memupuk rasa kasih sayang. Sebaliknya orang yang jujur, adil, rendah hati, dan penyabar memiliki kans yang besar untuk menciptakan rumah tangga yang penuh rahmah alias kasih sayang.

Karena itu, Nabi Muhammad Sallallahu 'alaihi Wasallam adalah Rasul yang diutus untuk memperbaiki akhlak manusia. Di perbaikan akhlak itulah kunci keberhasilan hidup kita, dunia dan akhirat...Wallahu 'alam Bishawab ..

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥::♥::♥ hamba ﷲ♥::♥::♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫.

Semoga kita bisa mengambil Ibroh dari artikel singkat ini ....Insya ALLOH ..

(¯`v´¯)♥ Aamiin Ya Robbal'alamiin ♥
`·.¸.·``(´'`v´'`)♥(¯`v´¯)♥(¯`v´¯)(¯`v´¯)
`•.¸.•`..`•.¸.•`_SUBHANALLO H_•`•.¸ .•`
(¯`v´¯).•♥•.¸.•*¨).••♥•♥••.(¸. •´.•♥•.(¯`v´¯)
`•.¸.•`_¶**¶_____________¶**¶_ ___`•.¸.•`
___________*¶*___*¶*_____* ¶*__ __*¶*
__________*¶*_______*¶*¶*_____ ___*¶*
_________*¶*__________*___ ____ ____*¶*
_________*¶*__________________ ____*¶*
_________*¶*________ اﷲ___ اﷲ______*¶*
__________*¶*_________________ ___*¶*
___________*¶*____________ ____ _ _*¶*
_____________*¶*_____*____*___ *¶*
______________*¶*_________ ___* ¶ *
________________*¶*________*¶*
__________________*¶*____* ¶*
____________________*¶_*¶*
______________________*¶

Senin, 14 Mei 2012

Arti Sebuah Kesabaran yang Sebenarnya

Kembali membuka tirai kehidupan yang sebenanya. Berusaha memperjelas pandangan yang masih kabur dalam kehidupan. Mencoba memahami hari demi hari yang telah terlewati. Menggali misteri- misteri yg masih terpendam, serta mengeluarkannya dalam bentuk serpihan- serpihan ilmu agar mudah dipahami.

“Kesabaran..” Ya. Sebuah kata yang sering kali kita ucapkan. Kata yang menjadi penghibur hati, saat deburan masalah dan cobaan menghampiri. Sebuah kata yang menjadi penenang jiwa, saat gundah gulana melanda. Namun, tahukah Anda arti “Kesabaran yang Sebenarnya.?”


Banyak teman kita yang tidak merasakan kebahagiaan dalam menjalani hidup ini karena kurangnya rasa syukur dan sabar. Padahal, suatu kebahagiaan dibangun dengan 2 landasan, yaitu syukur dan sabar. Sabar bukanlah diam tanpa kata. Sabar bukanlah diam menunggu berlalunya sesuatu. Dan sabar bukanlah sikap pasrah dalam menghadapi sesuatu.


Namun “Kesabaran yang Sebenarnya” adalah: sifat itiqomah, disertai keimanan dan ketaqwaan saat menjalani rangkaian cobaan dalam mahligai kehidupan, baik itu kesedihan maupun kebahagiaan. Banyak orang yang belum memahami arti sebuah ‘Kesabaran yang Sebenarnya’, sehingga mereka mengatakan: “Kesabaran itu ada batasnya”. Padahal sabar itu tanpa batas. Kesabaran akan terus bertambah seiring dengan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt.


Hal ini pernah ditunjukkan oleh Nabi Muhammad saw. Disaat beliau berjuang menyebarkan agama islam dengan kelembutan hatinya, banyak orang- orang kafir yang memusuhinya. Nabi Muhammad diancam, dicaci, diludahi, bahkan dilempar dengan kotoran sekalipun. Namun beliau tetap tersenyum dan tidak menaruh dendam sedikitpun, sehingga ia mendapatkan gelar ‘Ulul Azmi’, karena mempunyai tingkat kesabaran dan ketabahan yang luar biasa.


Bagaimana dengan keadaan kita sekarang..? Saat segelintir cobaan menerpa, kita langsung mengeluh dan putus asa. Padahal, tahukah Anda.? Bahwa cobaan yang kita hadapi ini belum ada apa- apanya, karena sesungguhnya cobaan dan ujian terberat dialami oleh para Nabi dan Rosul.


Sa'ad bin Abi Waqqash berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?" Nabi saw menjawab: "Para nabi, kemudian yang menyerupai mereka dan yang menyerupai mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Jika agamanya tipis (lemah) dia diuji dengan ringan dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus- menerus hingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa- dosa”. (HR. Bukhari)


Rosulullah pun bersabda: “Ketahuilah, apa yang luput dari kamu adalah sesuatu yang pasti tidak mengenaimu, dan apa yang akan mengenaimu pasti tidak akan meleset dari kamu. Kemenangan (keberhasilan) hanya dapat dicapai dengan kesabaran. Kelonggaran bersamaan dengan kesusahan dan datangnya kesulitan bersamaan dengan kemudahan”. (HR. Tirmidzi)


Allah juga berfirman dalam Q.S Al Anfaal: 66, “Jika ada diantaramu 100 orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan 200 orang; dan jika diantaramu ada 1000 orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan 2000 orang, dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang- orang yang sabar”.


Allah bahkan memberikan penghargaan yang luar biasa kepada orang- orang yang sabar dalam firmannya: "Salamun 'alaikum bima shabartum" (Selamat atasmu karena kesabaranmu), maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu” (Q.S Ar Ra’d: 24). Sabar telah menjadi kunci kesuksesan dalam mengarungi deburan ombak kehidupan. Karena sabar menjadi senjata kita untuk meraih datangnya pertolongan Allah swt.

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar”. (Q.S Al Baqarah: 153). Bagaimana dengan Anda..??

Masihkah Anda mengatakan bahwa ‘Kesabaran itu ada batasnya.?’ Dan sudahkah Anda menjadi manusia- manusia tangguh yang mempunyai ‘Kesabaran yang Sebenarnya..? Waktu masih panjang, dan jalan yang harus ditempuh masih jauh. Jadi masih ada waktu untuk berbenah diri, dan mencari serta melakukan apa yang terbaik di Dunia ini, ‘hidup ini tidak hanya sekali’. Maka janganlah kita menyesal di kemudian hari. Amiin…

Filosofi Gerakan Sholat

Filosofi Gerakan Sholat

Sholat yang telah Kita lakukan selama ini tentu bukan sekedar kewajiban, namun juga merupakan kebutuhan untuk jiwa kita. Merupakan sarana agar kita dapat menjalin hubungan dengan erat dengan sang Maha Pencipta. Dibalik itu semua, terdapat filosofi yang luar biasa dari gerakan- gerakan sholat yang Kita lakukan sehari- hari.

1. Takbiratul Ihram (Awal dan Akhir)
Pengawalan segala sesuatu, sebagaimana hidup dimulai kelahiran, sesuatu yg ada pasti ada awalnya. Dengan keimanan kita yakin bahwa semuanya berawal dari Allah. Maka dengan takbir kita mengembalikan kepada segala aktivitas kita adalah karena Allah. Takbiratul Ihram sebagai starting point sholat, simbol starting perjalan hidup. Bermakna penyerahan totalitas pada yang Maha Awal bahwa karenaNya kita ada dan karenaNYa kita melakukan perjalanan hidup.
2. Berdiri (Gerak Perjalanan)
Berdiri lambang siap berjalan menjelajahi kehidupan, karena jika duduk dan berdiam kita tidak mungkin bisa berjalan. Tegak artinya kehidupan harus ditegakkan (ditumbuhkan) pada ruang waktu, iman harus ditegakkan, akhlak harus ditegakkan, amalan pribadi dan amalan sosial juga harus ditegakkan. Sebagai mana sabda rosulullah : “Sholat adalah tiang agama (agama didirikan/ ditegakkan oleh sholat)”.

Dalam tegak berdiri, posisi kepala tunduk, artinya dalam perjalanan hidup akan tunduk dan patuh pada segala hukum dan kehendak Allah. Kedua tangan mendekap  ulu hati, simbol bahwa hati harus selalu dijaga kebersihannya dalam perjalanan hidup.


3. Rukuk (Penghormatan)
Mengenal Allah melalui hasil ciptaanNya . Dalam perjalanan hidup, pada ruang ciptaan Allah kita menemukan, menyaksikan dan merasakan bermacam- macam hal : tanah, air, gunung, laut, hewan, sistem kehidupan, rantai makanan, rasa senang, rasa sedih, rasa marah, kelahiran, kematian, pertengkaran, percintaan, ilmu alam, pikiran, manusia sekitar kita, Nabi, Rosul, dll. Ini merupakan bukti bahwa Allah itu Ada sebagai Pencipta dari semua itu. Dan kita tahu apabila tanpa petunjuk para utusan Allah (Nabi dan Rosul) kita tidak akan tahu jika itu semua ciptaan Allah dan dengan para UtusanNya, kita tahu tujuan hidup serta cara mengisi kehidupan ini agar selamat.
4. Itidal (Puja- puji pada Allah)
Kemudian kita berdiri lagi untuk mengisi perjalanan hidup dengan penuh puja dan puji pada Allah serta penuh syukur setiap saat sehingga tercipta kepatuhan dan ketaatan. Dengan mengetahui hasil ciptaan Allah, maka akan tumbuh kekaguman dan kecintaan pada Allah sehingga tumbuh rasa cinta dan iklas atau dengan senang hati akan menjalani menjalani hidup ini sesuai Kehendak Allah.
5. Sujud (penyatuan diri dengan Kehendak Allah)
Jika berdiri di analogikan dengan perjalan jasadi, maka Sujud dengan kaki dilipat, atau setengah berdiri adalah simbol dari perjalanan hati (rohani). Dangan sujud hati dan fikiran kita direndahkan serendahnya sebagai tanda ketundukan total pada atas segala kuasa dan kehendak Allah. Menyatu kan kehendak Allah dengan Kehendak kita.

Sujud pertama merupakan penyatuan Kehendak Allah dengan Kehendak ruhani/ hati/ jiwa kita. Diselangi permohonan pada duduk antara 2 sujud dengan doa : “Rabbighfirli (ampuni aku), warhamni (sayangi aku), Wajburni (cukupkanlah kekuranganku), warfa’ni (tinggikanlah derajadku), warzuqni (berilah aku rezeki), wahdini (tunjukilah aku), wa’fani (sehatkan aku), wa’fu’anni (maafkan aku).

Sujud kedua merupakan pernyataan pengagungan Allah secara lebih personal antara makhluk dengan Sang Pencipta, pernyataan ingin kembali pada Sang Pencipta akhir dari perjalanan. Dan pada waktu itu juga, kita dianjurkan untuk memanjatkan doa dalam sujud kita yang panjang
6. Duduk diantara 2 Sujud (Permohonan)
Pengungkapan berbagai permohonan pada Allah untuk memberikan segala kebutuhan yang diperlukan dalam bekal perjalanan menuju pertemuan denganNya, butuh sumber dukungan hidup jasmani dan ruhani, serta pemeliharaan dan perlindungan jasmani ruhani agar tetap pada jalan Allah.
7. Attahiyat : Pernyataan Ikrar
Tahap pemantapan, karena perjalanan hidup itu naik turun dan fitrah manusia tidak lepas dari sifat lupa, maka perlu pemantapan yang di refresh dan diulang untuk semakin kokoh, yaitu dengan Ikrar Syahadat, dengan simbol pengokohan ikrar melalui telunjuk kanan. Sebelum Ikrar, memberikan penghormatan untuk para Utusan Allah dan ruh hamba- hamba sholeh (Auliya) yang melalui merekalah kita mengenal Allah dan melalui ajaranya kita dibimbing ke jalanNya, serta menjadikan mereka menjadi saksi atas Ikrar kita.

Sholawat menjadi pernyataan kebersediaan mengikuti apa yang diajarkan Rosululloh Muhammad SAW, dan menempatkannya sebagai pimpinan dalam perjalanan kita. Salam penghormatan kepada Bapak para Nabi (Ibrohim) yang menjadi bapak induk ajaran Tauhid. Kemudian diakhir dengan permohonan doa dan permohonan perlindungan dari kejahatan tipuan Setan dan Jin agar kita dapat tetap istiqomah dan berhasil mencapai Allah.

8. Salam 
Salam adalah ucapan yang mengakui adanya manusia lain yang sama- sama melakukan perjalanan dalam hidup ini (aspek kemasyarakatan). Menunjukkan bahwa hidup ini tidak sendiri, sehingga hendaknya menyebarkan salam dan berkah kepada sesama untuk saling bahu membahu menegakkan kehidupan yang harmonis (selaras) dan tegaknya kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan di bumi. Salam adalah penutup sekaligus awal dari mulainya praktek aplikasi sholat dalam bentuk aktivitas kehidupan di lapangan hingga ke sholat berikutnya. Nah salam itu simbol dari putaran yang dimulai dari kanan ke kiri dengan poros badan. Jika dihubungkan dengan Hukum Kaidah Tangan Kanan berarti arah energi ke atas, simbolisasi bahwa perjalanan digantungkan pada Allah SWT (di atas) sebagai penjamin keselamatan dalam perjalanan.

Wallahu alam…
Semoga bermanfaat.

"Kekuatan Pria yang Sesungguhnya"

 "Kekuatan Pria yang Sesungguhnya"

Kekuatan pria sesungguhnya,tidak tercermin pada lebar bahunya,
Tapi dalam lebar lengan untuk merangkul keluarganya.
Kekuatan seorang pria tidak dalam nada keras suaranya,
tapi dalam kata- kata lembut yang diucapkannya.
Kekuatan seorang pria bukan dari berapa banyak teman-temannya,
Tapi bagaimana cara baik ia memperlakukan istri dan anak-anaknya.
Kekuatan seorang pria bukan bagaimana ia dihormati di tempat kerja,
Tapi dalam bagaimana ia dihormati di rumahnya.
Kekuatan seorang pria tidak diukur dari keras tidaknya pukulannya,
Tapi ada dalam sentuhan lembutnya.
Kekuatan seorang pria bukan pada bidang dadanya,
Tapi ada dalam hatinya, yang terletak di dalam dada.

Kekuatan seorang pria bukan dari berapa banyak wanita yang ia cintai,
Tapi dalam kesetiaannya kepada seorang wanita.
Kekuatan seorang pria bukan dari seberapa kuat ia bisa mengangkat,
Tapi seberapa dalam beban yang ditanggungnya...

Barakallah fiikum.

"KOTAK P3K" (Pertolongan Pertama Pada Kehidupan)


Saat kita mengalami kecelakaan, tentu ada 1 barang yang akan kita cari- cari, yaitu KOTAK P3K. Sama halnya dengan kehidupan... Disaat sederetan masalah datang menghampiri kita, saat hubungan dengan para sahabat kita terasa renggang, ada sebuah kotak yang kita perlukan, yaitu KOTAK P3K (Pertolongan Pertama Pada Kehidupan). Di dalamnya ada 7 benda :

1. Tusuk gigi : janganlah kita mencongkel- congkel keburukan hati orang, tetapi carilah kebaikan org lain yang terselip yang tidak keliatan selama ini. Jangan sampai masalah kecil, menghapus banyak kebaikan yang telah dilakukan, karena setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, tidak ada yang sempurna. Pada saat itulah dibutuhkan tusuk gigi (pembersih), untuk membersihkan kesalahan yang ada.

2. Penghapus : hapuslah semua kesalahan orang yang menyebabkan kita sakit hati. Bukalah pintu maaf yang lebar, ikhlaskan semuanya dan biarkan semua untaian maaf kita mengalir kepada orang- orang yang pernah menyakiti. Memaafkan memang tidak mengubah apapun di masa lalu, tapi itu dapat menenangkan hari ini dan menceriakan esok hari.

3. Pensil : tulislah dalam hatimu, ratusan rahmat & nikmat Tuhan yang kita terima setiap hari. Jadilah orang- orang yang selalu bersyukur, karena masih banyak sekali orang yang hidupnya di bawah kita.

4. Plester : semua luka hati dapat disembuhkan, selama kita mengizinkannya. Gunakan maaf dan keikhlasan hati untuk memplester (memaafkan) semua luka hati yang kita alami.

5. Karet Gelang : bersikaplah fleksible, bahwa tidak semua yang anda inginkan itu dapat terwujud. Karena Tuhan pasti memberi apa yang Kita butuhkan, namun belum tentu menuruti semua keinginan kita, karena Ia tahu yang terbaik bagi Kita.

6. Permen karet : bila kita sudah berkomitmen, lakukan semua dengan ikhlas & selalu setia, seperti permen karet yang menempel terus..

7. Coklat : berilah senyum manis kita pada setiap orang yang dijumpai, karena senyum manis itu seperti coklat, semua org menyukainya...


Renungkan bahwa : "WAKTU itu seperti sungai, kita tidak bisa menyentuh air yg sama untuk kedua kalinya, karena air yang sudah mengalir akan terus berlalu & tidak akan pernah KEMBALI". Maka lakukan segala sesuatunya dengan baik dan jika ada masalah bicarakanlah dengan baik- baik pula. Jangan sampai menyesal di kemudian hari, hanya karena salah mengambil keputusan hari ini.

Minggu, 13 Mei 2012

Usaha dan Doa

Usaha dan Doa



Jika di depanmu ada hidangan
Sedang tanganmu tak kau gerakan
Mengambil dan memegang
Jangan harap dirimu kenyang

Jangan hitung hari-harimu
Dengan lentik jemarimu
Hitunglah setiap putaran waktu
Dengan goresan pena di tanganmu

Jika dirimu diberi kail
Sedang dirimu tak mengambil umpan
Melemparkan ke sungai
Jangan harap mendapat ikan

ketahuilah
Selamanya apa yang kau cita
Bukanlah sebuah harapan
Melainkan lamunan
jika dirimu hanya diam

Meski setetes saja
Keinginan itu ada
Percayalah
Tak akan Pernah terjadi

Memang benar
Kepastian semua di tanganNya
Namun dirimu punya kewajiban
Untuk selalu berusaha dan berdoa