Sungguh apa yang telah terlintas dalam hatiku, mungkin permintaan maaf
tak akan mampu menebus kesalahanku, namun demi melihat senyuman itu
mengembang aku terlempar ke dalam lubang rasa bersalah yang terdalam,
wahai istriku, betapa kemuliaan akhlakmu telah memukau diriku..
Entah mengapa saat itu aku tidak mampu menguasai amarahku,
Entah mengapa saat itu aku tidak mampu menguasai amarahku,
mungkin
ada sebagian kata"ku yang mampu menyakiti hatimu, kadang aku khilaf
mencela dirimu, namun diam mu membuat diriku pun terdiam, tanpa sepatah
kata pun engkau duduk di hadapanku & menunduk, sesekali engkau
menatapku dengan pancaran kasih sayang yang tulus. wahai istriku, apa
yang telah menguasai hatiku..???
Dengan sabar engkau menerima stiap kata" yang aku ucapkan, tidak tersirat sedikitpun kebencian di wajahmu terhadap diriku, betapa gelas" kaca ini begitu mudah rapuh, retak & pecah jika engkau tak bersabar merawatnya, mungkin tak pernah aku menyadari engkau telah merawatnya dengan hati yang tabah & penuh kesabaran, namun aku melihat betapa saat itu aku merasa kecil & tak berarti di hadapanmu..
Diam mu telah meredakan amarahku, lidah ini tercekat melihat kesabaranmu untuk duduk, diam & menerima segala apa yang aku ucapkan, semoga Allah Ta'ala memberkahimu wahai istriku, betapa diam itu telah menjadi sebuah pedang yang tajam menusuk tepat pada keangkuhanku.. menghancurkan amarah ini & membuat dirimu semakin berarti bagiku..
Setelah aku terdiam engkau pegang tanganku dengan kelembutan sifat wanitamu, dengan teduh engkau menatap mataku & suaramu menenangkan hatiku..
" Wahai suamiku, maafkanlah aku atas segala kesalahanku, aku hanyalah wanita lemah yang kadang salah & selalu memohon ampunan-Nya, maka maafkanlah aku karena Allah Ta'ala, sebagaimana engkau mencintai aku karena Allah Ta'ala..
Wahai suamiku, api amarah itu berasal dari syaitan, maka padamkanlah dengan wudhu, engkau lebih mengetahuinya daripada aku, maka duduklah sejenak & perkenankan aku menyiapkan air wudhu untukmu..! "
A'udzu billahi minasy syaithaanir rajiim, apa yang telah aku lakukan kepadamu wahai istriku, mengapa aku terlena dengan bujukan syaithan..? bukankah engkau telah berusaha sebaik mungkin mentaaiku aku dengan segala kemampuanku, airmataku menetes demi melihat kebodohanku, tak mampu lagi aku mengangkat wajahku, betapa malunya diri ini di hadapanmu..
Dan saat kau datang membawa air wudhu itu, senyummu mengembang seindah pertama kali aku melihatmu, tidak sdikitpun kau ingin membalas celaan yang tadi aku lontarkan, mungkin engkau menahannya dengan begitu baik dalam dirimu, lalu kenapa aku tidak mampu melakukannya sebaik dirimu..???
Engkau letakkan air wudhu itu di hadapanku, & kau genggam erat tanganku yang gemetar, dengan kelembutan kasihmu kau usap air mata ini, wahai istriku betapa kelembutan dirimu & kemuliaan akhlakmu membenamkan amarah ini, wahai istriku maafkanlah kekhilafan yang telah aku lakukan dengan dzolim kepadamu..
Adzan telah berkumandang, sirna sudah segala amarah dalam diri, seakan tak pernah terjadi, apapun engkau siapkan keperluanku untuk shalat, wahai istriku..betapa aku beruntung telah memilikimu..
Iinsya Allah Bermanfaat
Dengan sabar engkau menerima stiap kata" yang aku ucapkan, tidak tersirat sedikitpun kebencian di wajahmu terhadap diriku, betapa gelas" kaca ini begitu mudah rapuh, retak & pecah jika engkau tak bersabar merawatnya, mungkin tak pernah aku menyadari engkau telah merawatnya dengan hati yang tabah & penuh kesabaran, namun aku melihat betapa saat itu aku merasa kecil & tak berarti di hadapanmu..
Diam mu telah meredakan amarahku, lidah ini tercekat melihat kesabaranmu untuk duduk, diam & menerima segala apa yang aku ucapkan, semoga Allah Ta'ala memberkahimu wahai istriku, betapa diam itu telah menjadi sebuah pedang yang tajam menusuk tepat pada keangkuhanku.. menghancurkan amarah ini & membuat dirimu semakin berarti bagiku..
Setelah aku terdiam engkau pegang tanganku dengan kelembutan sifat wanitamu, dengan teduh engkau menatap mataku & suaramu menenangkan hatiku..
" Wahai suamiku, maafkanlah aku atas segala kesalahanku, aku hanyalah wanita lemah yang kadang salah & selalu memohon ampunan-Nya, maka maafkanlah aku karena Allah Ta'ala, sebagaimana engkau mencintai aku karena Allah Ta'ala..
Wahai suamiku, api amarah itu berasal dari syaitan, maka padamkanlah dengan wudhu, engkau lebih mengetahuinya daripada aku, maka duduklah sejenak & perkenankan aku menyiapkan air wudhu untukmu..! "
A'udzu billahi minasy syaithaanir rajiim, apa yang telah aku lakukan kepadamu wahai istriku, mengapa aku terlena dengan bujukan syaithan..? bukankah engkau telah berusaha sebaik mungkin mentaaiku aku dengan segala kemampuanku, airmataku menetes demi melihat kebodohanku, tak mampu lagi aku mengangkat wajahku, betapa malunya diri ini di hadapanmu..
Dan saat kau datang membawa air wudhu itu, senyummu mengembang seindah pertama kali aku melihatmu, tidak sdikitpun kau ingin membalas celaan yang tadi aku lontarkan, mungkin engkau menahannya dengan begitu baik dalam dirimu, lalu kenapa aku tidak mampu melakukannya sebaik dirimu..???
Engkau letakkan air wudhu itu di hadapanku, & kau genggam erat tanganku yang gemetar, dengan kelembutan kasihmu kau usap air mata ini, wahai istriku betapa kelembutan dirimu & kemuliaan akhlakmu membenamkan amarah ini, wahai istriku maafkanlah kekhilafan yang telah aku lakukan dengan dzolim kepadamu..
Adzan telah berkumandang, sirna sudah segala amarah dalam diri, seakan tak pernah terjadi, apapun engkau siapkan keperluanku untuk shalat, wahai istriku..betapa aku beruntung telah memilikimu..
Iinsya Allah Bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Kasih Jempolnya..