Rabu, 12 Desember 2012

(¯`*•.¸♥ Berani Mencintai,, Berani Menikahi ♥¸.•*´¯)

Foto: Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh

(¯`*•.¸♥ Tabungan Hari Akhir Seorang Istri ♥¸.•*´¯)

Bismillahirrahmanirrahim,
 
Hikmah teladan pada sore ini tentang sosok Ibu Fatimah, teladan muslimah umat islam.

Rasanya sangat pantas bila seorang istri mau membantu suaminya dalam hal rumah tangga.

Bila istri tetap melakukan pekerjaan rumah tangga keluarganya, menurut para ulama di nilai sebagai sedekah bagi dirinya sendiri. Sebab, yang ia lakukan atas dasar kerelaan hati membantu suaminya.

Sejarah telah menunjukkan bahwa putri Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, melakukan sendiri seluruh aktivitas rumah tangganya. 

Sang ayah bukannya tidak mampu menyediakan pembantu, namun Rasul menganggap bahwa yang di lakukan oleh Fatimah bisa menjadi tabungan amalnya di hari akhir.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

"Aku bisa memberimu seribu budak, namun setiap tetes keringat yang engkau keluarkan untuk mengurus rumah, balasannya adalah surga," ujar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam kepada putrinya.

Oleh sebab itu, Siti Fatimah berkata :

"Wahai kaum wanita,, Seandainya engkau mengerti kewajiban terhadap suami, tentu seorang istri akan menyapu debu dari kedua telapak kaki suaminya dengan sebagian mukanya."

Subhanallah, begitu besar pahala yang bisa di terima seorang istri yang bisa melakukan seperti itu. Itulah janji dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. 

Semoga bermanfaat dan salam santun erat silaturahmi wa ukhuwah fillah,, ^_^

Bismillahirrahmanirrahim,

Duh... entah kenapa ingin sekali membahas judul di atas ^_^ Berani Mencintai, Berani Menikahi. Yo, siapa yang siap???? Sadar gak ya, selama ini mudah kita mencintai.. Namun kita tak berani untuk mengambil langkah pasti? Berbeda dengan sepasang sandal yang hanya punya aspek kiri dan kanan, menikah merupakan persatuan dua manusia, pria dan wanita. Dari anatomi saja sudah tidak sebangun, apalagi urusan jiwa dan hatinya. Kecocokan, minat dan latar belakang keluarga bukan jaminan segalanya akan lancar.. Lalu apa? Kalau kita berani mencintai, sejatinya kita sedang belajar untuk bertindak dewasa. Mengapa?


Karena MENIKAH adalah proses pendewasaan. Dan untuk memasukinya diperlukan pelaku yang kuat dan berani. Berani menghadapi masalah yang akan terjadi dan punya kekuatan untuk menemukan jalan keluarnya. Kedengarannya sih indah, tapi kenyataannya? Harus ada ‘Komunikasi dua arah’, ‘Ada kerelaan mendengar kritik’, ‘Ada keikhlasan meminta maaf’,n ‘Ada ketulusan melupakan kesalahan, dan Keberanian untuk mengemukakan pendapat’. Sekali lagi, apa sudah selesai sampai disini saja dalam hal cinta-mencintai? Salah.


Ketika memutuskan untuk siap mencintai, selanjutnya kita harus bersiap memasuki pintu gerbang cinta yang sebenarnya. Ya. gerbang itu bernama PERNIKAHAN. MENIKAH bukanlah upacara yang diramaikan gending cinta, bukan rancangan gaun pengantin ala cinderella, apalagi rangkaian mobil undangan yang memacetkan jalan. MENIKAH adalah berani memutuskan untuk berlabuhnya cinta, ketika ribuan kapal pesiar yang gemerlap memanggil manggil.


MENIKAH adalah proses penggabungan dua orang berkepala batu dalam satu ruangan dimana kan diuji sejauh mana pembuktian cinta mereka yang sebenarnya. Karena MENIKAH adalah proses pengenalan diri sendiri maupun pasangan kita. Tanpa mengenali diri sendiri, bagaimana kita bisa memahami orang lain…?? Tanpa bisa memperhatikan diri sendiri, bagaimana kita bisa memperhatikan pasangan hidup…??


Jika berani mencintai, Harus berani menikahi. Khususnya bagi para kaum lelaki. Jangan bisanya cuma obral janji.. Sana-sini banyak yang terlukai. Akhrnya menumpuk sakit hati. Karena MENIKAH sangat membutuhkan keberanian tingkat tinggi, toleransi sedalam samudra, serta jiwa besar untuk Menerima’ apa yang ada dan apa adanya. Siapa yang berani mencintai, maka harus bersiap untuk menikahi.


Bukankah dengan menikah, mereka akan disejajarkan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dengan mujahid fii sabilillah yang di janjikan akan mendapat pertolongannya! Karena kata beliau, tiga golongan yang menjadi keharusan Allah untuk membantu mereka adalah orang yang menikah untuk memelihara kesucian diri, budak yang hendak membayar kemerdekaan dirinya, dan orang-orang yang berperang di jalan Alloh. [HR Ahmad, Turmudzi, an-Nasa'i dan Ibnu Majah]


Tuh… Subhanalloh khan? Nunggu apa lagi! Kalau udah siap lahir bathin, ikrarkan cinta dengan menikah saat ini! Jangan beraninya cuma bermain cinta sembunyi, diam-diam tapi gak punya nyali...!! ^_^

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh,

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Kasih Jempolnya..