Bismillahirrahmanirrahim,
Duh... entah kenapa ingin sekali membahas judul di atas ^_^ Berani
Mencintai, Berani Menikahi. Yo, siapa yang siap???? Sadar gak ya, selama
ini mudah kita mencintai.. Namun kita tak berani untuk mengambil
langkah pasti? Berbeda dengan sepasang sandal yang hanya punya aspek
kiri dan kanan, menikah merupakan persatuan dua manusia, pria dan
wanita. Dari anatomi saja sudah tidak sebangun, apalagi urusan jiwa dan
hatinya. Kecocokan, minat dan latar belakang keluarga bukan jaminan
segalanya akan lancar.. Lalu apa? Kalau kita berani mencintai, sejatinya
kita sedang belajar untuk bertindak dewasa. Mengapa?
Karena MENIKAH adalah proses pendewasaan. Dan untuk memasukinya diperlukan pelaku yang kuat dan berani. Berani menghadapi masalah yang akan terjadi dan punya kekuatan untuk menemukan jalan keluarnya. Kedengarannya sih indah, tapi kenyataannya? Harus ada ‘Komunikasi dua arah’, ‘Ada kerelaan mendengar kritik’, ‘Ada keikhlasan meminta maaf’,n ‘Ada ketulusan melupakan kesalahan, dan Keberanian untuk mengemukakan pendapat’. Sekali lagi, apa sudah selesai sampai disini saja dalam hal cinta-mencintai? Salah.
Ketika memutuskan untuk siap mencintai, selanjutnya kita harus bersiap memasuki pintu gerbang cinta yang sebenarnya. Ya. gerbang itu bernama PERNIKAHAN. MENIKAH bukanlah upacara yang diramaikan gending cinta, bukan rancangan gaun pengantin ala cinderella, apalagi rangkaian mobil undangan yang memacetkan jalan. MENIKAH adalah berani memutuskan untuk berlabuhnya cinta, ketika ribuan kapal pesiar yang gemerlap memanggil manggil.
MENIKAH adalah proses penggabungan dua orang berkepala batu dalam satu ruangan dimana kan diuji sejauh mana pembuktian cinta mereka yang sebenarnya. Karena MENIKAH adalah proses pengenalan diri sendiri maupun pasangan kita. Tanpa mengenali diri sendiri, bagaimana kita bisa memahami orang lain…?? Tanpa bisa memperhatikan diri sendiri, bagaimana kita bisa memperhatikan pasangan hidup…??
Jika berani mencintai, Harus berani menikahi. Khususnya bagi para kaum lelaki. Jangan bisanya cuma obral janji.. Sana-sini banyak yang terlukai. Akhrnya menumpuk sakit hati. Karena MENIKAH sangat membutuhkan keberanian tingkat tinggi, toleransi sedalam samudra, serta jiwa besar untuk Menerima’ apa yang ada dan apa adanya. Siapa yang berani mencintai, maka harus bersiap untuk menikahi.
Bukankah dengan menikah, mereka akan disejajarkan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dengan mujahid fii sabilillah yang di janjikan akan mendapat pertolongannya! Karena kata beliau, tiga golongan yang menjadi keharusan Allah untuk membantu mereka adalah orang yang menikah untuk memelihara kesucian diri, budak yang hendak membayar kemerdekaan dirinya, dan orang-orang yang berperang di jalan Alloh. [HR Ahmad, Turmudzi, an-Nasa'i dan Ibnu Majah]
Tuh… Subhanalloh khan? Nunggu apa lagi! Kalau udah siap lahir bathin, ikrarkan cinta dengan menikah saat ini! Jangan beraninya cuma bermain cinta sembunyi, diam-diam tapi gak punya nyali...!! ^_^
Karena MENIKAH adalah proses pendewasaan. Dan untuk memasukinya diperlukan pelaku yang kuat dan berani. Berani menghadapi masalah yang akan terjadi dan punya kekuatan untuk menemukan jalan keluarnya. Kedengarannya sih indah, tapi kenyataannya? Harus ada ‘Komunikasi dua arah’, ‘Ada kerelaan mendengar kritik’, ‘Ada keikhlasan meminta maaf’,n ‘Ada ketulusan melupakan kesalahan, dan Keberanian untuk mengemukakan pendapat’. Sekali lagi, apa sudah selesai sampai disini saja dalam hal cinta-mencintai? Salah.
Ketika memutuskan untuk siap mencintai, selanjutnya kita harus bersiap memasuki pintu gerbang cinta yang sebenarnya. Ya. gerbang itu bernama PERNIKAHAN. MENIKAH bukanlah upacara yang diramaikan gending cinta, bukan rancangan gaun pengantin ala cinderella, apalagi rangkaian mobil undangan yang memacetkan jalan. MENIKAH adalah berani memutuskan untuk berlabuhnya cinta, ketika ribuan kapal pesiar yang gemerlap memanggil manggil.
MENIKAH adalah proses penggabungan dua orang berkepala batu dalam satu ruangan dimana kan diuji sejauh mana pembuktian cinta mereka yang sebenarnya. Karena MENIKAH adalah proses pengenalan diri sendiri maupun pasangan kita. Tanpa mengenali diri sendiri, bagaimana kita bisa memahami orang lain…?? Tanpa bisa memperhatikan diri sendiri, bagaimana kita bisa memperhatikan pasangan hidup…??
Jika berani mencintai, Harus berani menikahi. Khususnya bagi para kaum lelaki. Jangan bisanya cuma obral janji.. Sana-sini banyak yang terlukai. Akhrnya menumpuk sakit hati. Karena MENIKAH sangat membutuhkan keberanian tingkat tinggi, toleransi sedalam samudra, serta jiwa besar untuk Menerima’ apa yang ada dan apa adanya. Siapa yang berani mencintai, maka harus bersiap untuk menikahi.
Bukankah dengan menikah, mereka akan disejajarkan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dengan mujahid fii sabilillah yang di janjikan akan mendapat pertolongannya! Karena kata beliau, tiga golongan yang menjadi keharusan Allah untuk membantu mereka adalah orang yang menikah untuk memelihara kesucian diri, budak yang hendak membayar kemerdekaan dirinya, dan orang-orang yang berperang di jalan Alloh. [HR Ahmad, Turmudzi, an-Nasa'i dan Ibnu Majah]
Tuh… Subhanalloh khan? Nunggu apa lagi! Kalau udah siap lahir bathin, ikrarkan cinta dengan menikah saat ini! Jangan beraninya cuma bermain cinta sembunyi, diam-diam tapi gak punya nyali...!! ^_^
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh,
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Kasih Jempolnya..