Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu 'Alaikum Wr, Wb.
Puji syukur ke hadirat Allah yang telah memberikan bibir dan wajah untuk senyum berseri demi terpancarnya cahaya cinta perdamaian dunia di segala aspek dimensinya.
Shalat dan salam pada Muhammad, sang nabi tauladan dalam mewujudkan perdamaian dunia di segala sektor kehidupan berbangsa dan bernegara agar aman damai berdunia fana rana.
Senyum mu sungguh indah sekali Istriku , andai seluruh dunia memiliki senyum seperti senyum mu, sungguh betapa mudahnya mewujudkan perdamaian di dunia fana ini.
Sungguh senyum mu indah sekali Istriku , bergetar hati setiap kali mata memandang senyum keikhlasan itu, senyum santun penuh kasih, senyum tulus penuh simpati, andai seluruh dunia mampu tersenyum seperti itu, sungguh betapa sejuknya dunia di bumi realita ini.
Duhai Istriku , bilakah senyum seperti itu di miliki oleh setiap diri nan punya harga diri? Betapa aku merindukan suatu saat nanti aku ingin melihat setiap diri yang tahu diri mampu senyum ihsan setulus hati, agar bumi diliputi berkat sentosa ilahi, baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur, terlepas dari egoisme dan egosentritisme diri yang tak tahu diri perusak diri para diri.
Pemanasan globalisme, bukankah disebabkan karena penduduk bumi semakin meninggikan harga diri egoisme? Bukankah geoisme diri yang telah sukses menjadi mesin pemanasan diri setiap diri? Ketika setiap diri panas diri bertemu dengan para kompor gas diri, bukankah terjadi pemanasan global di segala dimensi kehidupan dunia ini? Rumah kaca merupakan salah satu realitas yang bersumber dan berakar latar belakang keegoisan manusia penduduk bumi + dengan peperangan di segala sektor kehidupan yang tak kunjung usai + Keingin jiwa-jiwa perusak ketika akan, sedang dan tedlah berbuat jahat + Perdebatan dari alam papan bawah hingga dunia papan tinggi yang belum kunjung selesai + Pergesekan sesama alat kelamin tanpa nikah yang berujung pada munculnya berbagai penyakit kuman bin virusi + Adu otak + Adu batin + Adu jotos + Adu domba + wuadduh wuadduh wuadduh + Parah saja = Terjadi pemanasan global di segala dimensi kehidupan nyata dan gaib.
Akibat dari terjadinya pemanasan global itu adalah tanaman susah tumbuh normal dan subur tanpa disubsidi dengan pupuk buatan manusia bumi, rahim-rahim jadi mudah rontok tanpa obat penyanggah vitamin segerobak, sering terjadi tabrakan maut di laut, udara dan daratan, otak manusia lebih cenderung jempalikan karena di dalamnya terkandung asupan energi emosional assyaithanirrajim bin iblis al kurang ajarin.
Solusi termudah mengatasi pemanasan global itu adalah:
1. Rajin dekat kepada Allah.
2. Jangan jauh-jauh dari Allah.
3. Amalkan perintah Allah dan Rasul-Nya sesuai petunjuk al-Kitab Quran wal Hadis.
4. Jadilah pengikut Muhammad dan bukan pengikut Abu Jahal wa Abu Lahab tak kenyang-kenyang.
5. Jauhi larangan Allah dan Rasul-Nya.
6. Berlama-lama dalam berdzikrullah.
7. Sungguh-sungguh dalam berdo'a kepada Allah dengan memakai ilmu al-Khusu'i tanpa al-Kusuti wa semberauti.
Oh iya jangan lupan senyum ea? Huweheheheee. Jreng !
Wassalam
Assalamu 'Alaikum Wr, Wb.
Puji syukur ke hadirat Allah yang telah memberikan bibir dan wajah untuk senyum berseri demi terpancarnya cahaya cinta perdamaian dunia di segala aspek dimensinya.
Shalat dan salam pada Muhammad, sang nabi tauladan dalam mewujudkan perdamaian dunia di segala sektor kehidupan berbangsa dan bernegara agar aman damai berdunia fana rana.
Senyum mu sungguh indah sekali Istriku , andai seluruh dunia memiliki senyum seperti senyum mu, sungguh betapa mudahnya mewujudkan perdamaian di dunia fana ini.
Sungguh senyum mu indah sekali Istriku , bergetar hati setiap kali mata memandang senyum keikhlasan itu, senyum santun penuh kasih, senyum tulus penuh simpati, andai seluruh dunia mampu tersenyum seperti itu, sungguh betapa sejuknya dunia di bumi realita ini.
Duhai Istriku , bilakah senyum seperti itu di miliki oleh setiap diri nan punya harga diri? Betapa aku merindukan suatu saat nanti aku ingin melihat setiap diri yang tahu diri mampu senyum ihsan setulus hati, agar bumi diliputi berkat sentosa ilahi, baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur, terlepas dari egoisme dan egosentritisme diri yang tak tahu diri perusak diri para diri.
Pemanasan globalisme, bukankah disebabkan karena penduduk bumi semakin meninggikan harga diri egoisme? Bukankah geoisme diri yang telah sukses menjadi mesin pemanasan diri setiap diri? Ketika setiap diri panas diri bertemu dengan para kompor gas diri, bukankah terjadi pemanasan global di segala dimensi kehidupan dunia ini? Rumah kaca merupakan salah satu realitas yang bersumber dan berakar latar belakang keegoisan manusia penduduk bumi + dengan peperangan di segala sektor kehidupan yang tak kunjung usai + Keingin jiwa-jiwa perusak ketika akan, sedang dan tedlah berbuat jahat + Perdebatan dari alam papan bawah hingga dunia papan tinggi yang belum kunjung selesai + Pergesekan sesama alat kelamin tanpa nikah yang berujung pada munculnya berbagai penyakit kuman bin virusi + Adu otak + Adu batin + Adu jotos + Adu domba + wuadduh wuadduh wuadduh + Parah saja = Terjadi pemanasan global di segala dimensi kehidupan nyata dan gaib.
Akibat dari terjadinya pemanasan global itu adalah tanaman susah tumbuh normal dan subur tanpa disubsidi dengan pupuk buatan manusia bumi, rahim-rahim jadi mudah rontok tanpa obat penyanggah vitamin segerobak, sering terjadi tabrakan maut di laut, udara dan daratan, otak manusia lebih cenderung jempalikan karena di dalamnya terkandung asupan energi emosional assyaithanirrajim bin iblis al kurang ajarin.
Solusi termudah mengatasi pemanasan global itu adalah:
1. Rajin dekat kepada Allah.
2. Jangan jauh-jauh dari Allah.
3. Amalkan perintah Allah dan Rasul-Nya sesuai petunjuk al-Kitab Quran wal Hadis.
4. Jadilah pengikut Muhammad dan bukan pengikut Abu Jahal wa Abu Lahab tak kenyang-kenyang.
5. Jauhi larangan Allah dan Rasul-Nya.
6. Berlama-lama dalam berdzikrullah.
7. Sungguh-sungguh dalam berdo'a kepada Allah dengan memakai ilmu al-Khusu'i tanpa al-Kusuti wa semberauti.
Oh iya jangan lupan senyum ea? Huweheheheee. Jreng !
Wassalam
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Kasih Jempolnya..