Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Sahabat saudaraku fillah..
Jangan tangisi yang telah pergi karena sesungguhnya dia bukan yang terbaik untuk kita.. Sesungguhnya patah hati hanya salah satu cara Allah menyadarkan bahwa yang kita cinta bukanlah yang tepat untuk kita.. Sudahlah..lupakan yang telah pergi karena meratapinya bukanlah tindakan bijaksana..perlu kita sadari bahwa yang kita ratapi belum tentu memikirkan kita..
Saudaraku..barangkali ada di antara kita pernah suatu waktu begitu mencintai dan amat berharap terhadap seseorang agar menjadi pendamping hidup kita. Ketika dia pergi kita masih berharap suatu ketika dia akan kembali menemani hari-hari kita menjalani kehidupan ini.
Namun apa hendak dikata, yang dinanti tak pernah kembali bahkan yang lebih menyakitkan adalah dia menemui kita hanya untuk memberi sepucuk surat undangan pernikahan...sungguh menyedihkan..lantas bagaimana dengan diri kita yang terlanjur memiliki pengharapan besar terhadapnya? Sanggupkah menjalani kehidupan selanjutnya dengan tegar? Semua berpulang kepada pribadi masing-masing. Teringat aku akan pesan dari Abah ketika diri pernah kecewa karena cinta , ketika diri seperti hidup di padang yang tandus. Abah adalah sosok orang tua yang tegar yang kala itu mampu memberi embun penyejuk bagi jiwa nestapa. Suatu ketika beliau bercerita .
Nak, Abah pernah mengalami masa muda sepertimu. Dulu Abah memiliki sosok wanita idaman yang menurut Abah bukan hanya cantik parasnya tapi juga cantik hatinya. Wanita itu adalah bunga desa di kampung Abah. Hampir setiap pria menginginkan dia menjadi pendamping hidupnya termasuk Abah. Namun aneh bin ajaib gadis cantik itu memilih Abah, seorang pemuda sederhana dengan penampilan sederhana pula.
Hampir tiap pemuda mencibir Abah mereka menyangka Abah memakai guna-guna. Astaghfirullahal adzim. Singkat cerita Abah dan orang tua melamar gadis itu dan hari pernikahanpun ditentukan. Alhamdulillah alangkah bahagianya Abah mendapatkan anugerah terindah ini. Sambil menunggu hari bahagia itu tiba, Abah berikhtiar hampir tiap malam sholat tahajud dan istikharah agar dimudahkan oleh Allah. Tepat sebulan sebelum hari pernikahan , tiba-tiba Abah dipanggil calon mertua. Tak pernah Abah bayangkan sebelumnya ternyata panggilan itu adalah pembatalan pernikahan.
Calon istri Abah berpaling memilih pria yang lebih kaya dan lebih tampan dari Abah. Apa boleh buat Abah tidak bisa memaksakan kehendak dan menerima pembatalan pernikahan itu meskipun berat hati. Nak, akibat kegagalan itu Abah stress selama tiga bulan. Orang tua Abah kebingungan bagaimana menyembuhkan Abah yang terkena penyakit Tekanan Batin Cinta. Setiap hari Abah mengurung diri di kamar karena malu terhadap tetangga .
Akhirnya orang tua mengirim Abah ke sebuah pesantren untuk rehabilitasi mental sekaligus supaya Abah menyibukkan diri belajar agama lebih mendalam.Alhamdulillah sedikit demi sedikit Abah mengalami perbaikan dan bisa melupakan masa lalu Abah. Tak lupa di penghujung malam Abah meminta kepada Allah untuk menghadirkan jodoh yang terbaik untuk Abah. Suatu ketika Abah ditanya oleh guru ngaji apakah siap menikah apabila ada seorang wanita yang bersedia menjadi istri Abah. Sejak awal Abah sudah menerima siapapun yang Allah pilihkan jika itu yang terbaik.
Wanita ini adalah santri di pesantren itu juga. Seorang wanita sederhana namun di kala menatap wajahnya Abah merasakan kesejukan dan kedamaian. Barangkali itu adalah hasil tempaan iman dan ilmu pembinaan akhlaq yang selama ini digelutinya. Hal yang membuat Abah bahagia dia bisa menerima Abah apa adanya dengan kondisi batiniah Abah yang pernah tergoncang sedangkan belum tentu wanita lain sanggup menerimanya. Setelah menjalani proses perkenalan keluarga berikut lamaran, hari pernikahanpun dilaksanakan. Alhamdulillah segalanya berjalan lancar. Selama Abah menjalani kehidupan rumah tangga , kami belum pernah mengalami masalah besar.
Kalau toh ada sekedar masalah kecil sebagai bumbu cinta. Tepat tiga bulan pernikahan kami, Abah menerima kabar dari keluarga calon istri yang dulu meninggalkan Abah. Dia mengalami kecelakaan bersama suaminya dan meninggal di tempat kejadian. Mendengar kabar itu Abah tentu saja sedih namun di sisi lain kejadian ini bisa membuka mata hati Abah. Mengapa Allah tidak menjodohkan Abah dengan wanita itu, ternyata inilah jawabannya. Andaikan waktu itu Abah jadi menikah dengan dirinya barangkali Abah sudah menyandang status duda semenjak muda Nak.
Subhanallah..ternyata kasih sayang Allah begitu besar terhadap Abah. Allah menghindarkan sesuatu yang memang tidak baik untuk Abah. Sebagai gantinya Allah memberi pendamping seorang istri penyayang yang setia mendampingi Abah hingga kini Nak. Dari cerita Abah tadi ambillah hikmah untukmu dan untuk sahabat-sahabatmu yang lain Nak , jika seseorang yang kita cintai meninggalkan kita sedangkan kita sudah berikhtiar maksimal sudahlah lepaskan saja Nak..jangan kau ratapi sesuatu yang luput darimu..ketika keinginan kita tak sejalan dengan kehendak Allah biarlah kehendak-Nya yang berjalan di atas kehidupan kita karena sesungguhnya kehendak-Nya adalah kebaikan untuk kita...
Ketika keinginan dan rencana kita tak sejalan dengan keinginan dan rencana Allah, yakinlah bahwa skenario yang dirancang oleh Allah lebih indah dibandingkan dengan keinginan dan rencana yang kita rancang .. biarkan tangisan luruh dalam penghambaan diri dengan bersujud pada-Nya bukan tangisan kecewa atas taqdir-Nya tapi kecewa karena belum memahami maksud kebaikan-Nya..
Ketika harapan dan keinginan kita tak sejalan dengan kehendak-Nya maka pilihlah SABAR dan RIDHA sebagai hiasan diri karena apa yang baik menurut-Nya pasti baik menurut kita.. “...Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” ( QS. Al Baqarah : 216).
Nak..ikhlaskan kepergiannya dan yakinlah Allah kelak akan mengganti yang lebih baik. Kuncinya adalah perbaiki diri sehingga kelak Allah memberi jodoh yang pantas untuk kita.
Sahabat saudaraku fillah.. semoga renungan ini bermanfaat untuk diriku, dirimu dan diri kita.
Jangan tangisi yang telah pergi karena sesungguhnya dia bukan yang terbaik untuk kita.. Sesungguhnya patah hati hanya salah satu cara Allah menyadarkan bahwa yang kita cinta bukanlah yang tepat untuk kita.. Sudahlah..lupakan yang telah pergi karena meratapinya bukanlah tindakan bijaksana..perlu kita sadari bahwa yang kita ratapi belum tentu memikirkan kita..
Saudaraku..barangkali ada di antara kita pernah suatu waktu begitu mencintai dan amat berharap terhadap seseorang agar menjadi pendamping hidup kita. Ketika dia pergi kita masih berharap suatu ketika dia akan kembali menemani hari-hari kita menjalani kehidupan ini.
Namun apa hendak dikata, yang dinanti tak pernah kembali bahkan yang lebih menyakitkan adalah dia menemui kita hanya untuk memberi sepucuk surat undangan pernikahan...sungguh menyedihkan..lantas bagaimana dengan diri kita yang terlanjur memiliki pengharapan besar terhadapnya? Sanggupkah menjalani kehidupan selanjutnya dengan tegar? Semua berpulang kepada pribadi masing-masing. Teringat aku akan pesan dari Abah ketika diri pernah kecewa karena cinta , ketika diri seperti hidup di padang yang tandus. Abah adalah sosok orang tua yang tegar yang kala itu mampu memberi embun penyejuk bagi jiwa nestapa. Suatu ketika beliau bercerita .
Nak, Abah pernah mengalami masa muda sepertimu. Dulu Abah memiliki sosok wanita idaman yang menurut Abah bukan hanya cantik parasnya tapi juga cantik hatinya. Wanita itu adalah bunga desa di kampung Abah. Hampir setiap pria menginginkan dia menjadi pendamping hidupnya termasuk Abah. Namun aneh bin ajaib gadis cantik itu memilih Abah, seorang pemuda sederhana dengan penampilan sederhana pula.
Hampir tiap pemuda mencibir Abah mereka menyangka Abah memakai guna-guna. Astaghfirullahal adzim. Singkat cerita Abah dan orang tua melamar gadis itu dan hari pernikahanpun ditentukan. Alhamdulillah alangkah bahagianya Abah mendapatkan anugerah terindah ini. Sambil menunggu hari bahagia itu tiba, Abah berikhtiar hampir tiap malam sholat tahajud dan istikharah agar dimudahkan oleh Allah. Tepat sebulan sebelum hari pernikahan , tiba-tiba Abah dipanggil calon mertua. Tak pernah Abah bayangkan sebelumnya ternyata panggilan itu adalah pembatalan pernikahan.
Calon istri Abah berpaling memilih pria yang lebih kaya dan lebih tampan dari Abah. Apa boleh buat Abah tidak bisa memaksakan kehendak dan menerima pembatalan pernikahan itu meskipun berat hati. Nak, akibat kegagalan itu Abah stress selama tiga bulan. Orang tua Abah kebingungan bagaimana menyembuhkan Abah yang terkena penyakit Tekanan Batin Cinta. Setiap hari Abah mengurung diri di kamar karena malu terhadap tetangga .
Akhirnya orang tua mengirim Abah ke sebuah pesantren untuk rehabilitasi mental sekaligus supaya Abah menyibukkan diri belajar agama lebih mendalam.Alhamdulillah sedikit demi sedikit Abah mengalami perbaikan dan bisa melupakan masa lalu Abah. Tak lupa di penghujung malam Abah meminta kepada Allah untuk menghadirkan jodoh yang terbaik untuk Abah. Suatu ketika Abah ditanya oleh guru ngaji apakah siap menikah apabila ada seorang wanita yang bersedia menjadi istri Abah. Sejak awal Abah sudah menerima siapapun yang Allah pilihkan jika itu yang terbaik.
Wanita ini adalah santri di pesantren itu juga. Seorang wanita sederhana namun di kala menatap wajahnya Abah merasakan kesejukan dan kedamaian. Barangkali itu adalah hasil tempaan iman dan ilmu pembinaan akhlaq yang selama ini digelutinya. Hal yang membuat Abah bahagia dia bisa menerima Abah apa adanya dengan kondisi batiniah Abah yang pernah tergoncang sedangkan belum tentu wanita lain sanggup menerimanya. Setelah menjalani proses perkenalan keluarga berikut lamaran, hari pernikahanpun dilaksanakan. Alhamdulillah segalanya berjalan lancar. Selama Abah menjalani kehidupan rumah tangga , kami belum pernah mengalami masalah besar.
Kalau toh ada sekedar masalah kecil sebagai bumbu cinta. Tepat tiga bulan pernikahan kami, Abah menerima kabar dari keluarga calon istri yang dulu meninggalkan Abah. Dia mengalami kecelakaan bersama suaminya dan meninggal di tempat kejadian. Mendengar kabar itu Abah tentu saja sedih namun di sisi lain kejadian ini bisa membuka mata hati Abah. Mengapa Allah tidak menjodohkan Abah dengan wanita itu, ternyata inilah jawabannya. Andaikan waktu itu Abah jadi menikah dengan dirinya barangkali Abah sudah menyandang status duda semenjak muda Nak.
Subhanallah..ternyata kasih sayang Allah begitu besar terhadap Abah. Allah menghindarkan sesuatu yang memang tidak baik untuk Abah. Sebagai gantinya Allah memberi pendamping seorang istri penyayang yang setia mendampingi Abah hingga kini Nak. Dari cerita Abah tadi ambillah hikmah untukmu dan untuk sahabat-sahabatmu yang lain Nak , jika seseorang yang kita cintai meninggalkan kita sedangkan kita sudah berikhtiar maksimal sudahlah lepaskan saja Nak..jangan kau ratapi sesuatu yang luput darimu..ketika keinginan kita tak sejalan dengan kehendak Allah biarlah kehendak-Nya yang berjalan di atas kehidupan kita karena sesungguhnya kehendak-Nya adalah kebaikan untuk kita...
Ketika keinginan dan rencana kita tak sejalan dengan keinginan dan rencana Allah, yakinlah bahwa skenario yang dirancang oleh Allah lebih indah dibandingkan dengan keinginan dan rencana yang kita rancang .. biarkan tangisan luruh dalam penghambaan diri dengan bersujud pada-Nya bukan tangisan kecewa atas taqdir-Nya tapi kecewa karena belum memahami maksud kebaikan-Nya..
Ketika harapan dan keinginan kita tak sejalan dengan kehendak-Nya maka pilihlah SABAR dan RIDHA sebagai hiasan diri karena apa yang baik menurut-Nya pasti baik menurut kita.. “...Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” ( QS. Al Baqarah : 216).
Nak..ikhlaskan kepergiannya dan yakinlah Allah kelak akan mengganti yang lebih baik. Kuncinya adalah perbaiki diri sehingga kelak Allah memberi jodoh yang pantas untuk kita.
Sahabat saudaraku fillah.. semoga renungan ini bermanfaat untuk diriku, dirimu dan diri kita.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Kasih Jempolnya..