Cinta hadir tak memandang musim, entah musim kemarau ataupun musim penghujan. Ia hadir dengan ketulusan hati. Teringat dalam film Ayat-Ayat CINTA, menyelaraskan antara makna kata“cinta” dan “keinginan untuk memiliki” adalah dua hal yang berbeda.
Ketika seseorang hadir dalam kehidupan, dengan segala keistimewaan yang ada dalam dirinya, dengan pribadi yang menyenangkan tentu hasrat dalam jiwa menginginkan dirinya sebagai pendamping hidup. Namun sifat malu dalam diri seorang wanita adalah kehormatan istimewa, dan sebaik baik malu adalah menjaga hati , lisan dan perilaku.
“keinginan untuk memiliki” berbeda dengan “cinta” sesungguhnya. Sungguh banyak keinginan manusia yang didasai dari nafsu syetan dengan berpegangan tangan, berciuman hingga zina berat (na’udubillahimin dzalik) Hal hal tersebut bukanlah “cinta”!. Lalu bagaimana wujud cinta sesungguhnya?, wujudnya adalah dimulai dari sebuah kalimat “ijab kabul” disitulah letak dimulai kasih sayang.
Kemudian bagaimana jika diri ini terserang virus “merah jambu” sebelum ada pernikahan? Cukupkanlah diam sebagai pengganti ketawadu’an, sebagai rasa sayang yang tak mungkin diberikan sebelum Ijab Kabul di ucapkan didepan orang tua serta penghulu. Calon pendamping yang baik adalah seseorang yang mampu mengingatkan agar selalu menghindari zina serta menjaga kehormatan sebelum ada label “sah”.
Maka jagalah hati, lisan serta perilaku sebagai wanita dengan tidak memberikan jalan kemaksiatan.
Percayalah .. .. .. jodoh yang tepat telah dipersiapkan Allah, jodoh mampu mengatur segala kelebihan yang engkau memiliki, jodoh yang mampu menyeimbagi jiwa yang lemah, jodoh yang mampu membimbing kesurga.
Now! Beranikan diri untuk menolak perbuatan perbuatan yang mendekati zina.
“Rabbiy Inniy limaa anzalta ilayya min khairin faqir”
(Wahai Tuhan, sungguh aku sangat faqir atas pemberian anugerah Mu)
..::sayangilah hati dan jiwamu dengan tidak mengumbar kemesraan::..
Ketika seseorang hadir dalam kehidupan, dengan segala keistimewaan yang ada dalam dirinya, dengan pribadi yang menyenangkan tentu hasrat dalam jiwa menginginkan dirinya sebagai pendamping hidup. Namun sifat malu dalam diri seorang wanita adalah kehormatan istimewa, dan sebaik baik malu adalah menjaga hati , lisan dan perilaku.
“keinginan untuk memiliki” berbeda dengan “cinta” sesungguhnya. Sungguh banyak keinginan manusia yang didasai dari nafsu syetan dengan berpegangan tangan, berciuman hingga zina berat (na’udubillahimin dzalik) Hal hal tersebut bukanlah “cinta”!. Lalu bagaimana wujud cinta sesungguhnya?, wujudnya adalah dimulai dari sebuah kalimat “ijab kabul” disitulah letak dimulai kasih sayang.
Kemudian bagaimana jika diri ini terserang virus “merah jambu” sebelum ada pernikahan? Cukupkanlah diam sebagai pengganti ketawadu’an, sebagai rasa sayang yang tak mungkin diberikan sebelum Ijab Kabul di ucapkan didepan orang tua serta penghulu. Calon pendamping yang baik adalah seseorang yang mampu mengingatkan agar selalu menghindari zina serta menjaga kehormatan sebelum ada label “sah”.
Maka jagalah hati, lisan serta perilaku sebagai wanita dengan tidak memberikan jalan kemaksiatan.
Percayalah .. .. .. jodoh yang tepat telah dipersiapkan Allah, jodoh mampu mengatur segala kelebihan yang engkau memiliki, jodoh yang mampu menyeimbagi jiwa yang lemah, jodoh yang mampu membimbing kesurga.
Now! Beranikan diri untuk menolak perbuatan perbuatan yang mendekati zina.
“Rabbiy Inniy limaa anzalta ilayya min khairin faqir”
(Wahai Tuhan, sungguh aku sangat faqir atas pemberian anugerah Mu)
..::sayangilah hati dan jiwamu dengan tidak mengumbar kemesraan::..
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Kasih Jempolnya..