Ibu... Ibu... Ibu...
::♥::♥:: ::♥::♥:: ::♥::♥:: ::♥::♥:: ::♥::
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Mentafakuri orang-orang yang sukses yang tlah mengukir sejarah, ternyata siapapun dia, tetap dilahirkan oleh seorang Ibu. Subhanallah...
Saudaraku yang disayangi Allah...
Siapakah Ibu Itu?
Lalu, apa perannya?
...……....`’•,,•’` ♥♪♫♥ ♥♪♫♥
Kata Ibu, mengutif Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 364) adalah perempuan yang telah menikah dengan cara yang sah, melahirkan anak ataupun tidak. Al-Qur’an menyebut ibu dengan umm yang memiliki derivasi makna dengan kata imam dan ummat. Baik kata imam atau ummat, kepada makna yang sama, yakni “yang dituju” atau “yang diteladani”.
Pengertian literal tadi, secara filosofis menunjukkan adanya suatu pandangan bahwa ibu dapat memfungsikan dirinya sebagai pemimpin yang memiliki salah satu ciri untuk mampu DIGUGU, DITIRU dan DITELADANI, minimal oleh anak-anak mereka. Karena itu, untuk menjadi seorang ibu, memang harus tumbuh dari wanita yang mampu diteladani minimal oleh anak-anak mereka di dalam rumah tangga.
Kedekatan anak pada ibu, jauh lebih kuat dan memberi daya dorong yang lebih tinggi dibandingkan dengan daya dorong suami atau ayah anak-anak. Kondisi terjadi lebih disebabkan karena jalinan biologis dan psikologis ibu, jauh lebih lama dibandingkan dengan jalinan biologis dan psikologis anak terhadap ayah mereka.
Subhanallah...
...……....`’•,,•’` ♥♪♫♥ ♥♪♫♥
Presisi ini dapat diilustrasi akan peran yang pernah dimainkan ibunya Alfa Edison, masih ingat dengan sosoknya saudaraku?
Ya, dialah penemu listrik di Eropa abad moderen. Ia adalah anak yang dinyatakan drop out di sekolah karena dianggap ber-IQ rendah, namun ternyata menjadi orang yang sangat berpengaruh dalam bidang teknologi, sampai abad moderen. Kehebatan Alfa Edision tadi, disinyalir berkat usaha ibunya yang terus menerus, tanpa henti dan lelah, meyakinkan anaknya, bahwa dirinya memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan anak-anak lain. Hasilnya ternyata mencengangkan.
Subhanallah...
Subhanallah...
Subhanallah...
...……....`’•,,•’` ♥♪♫♥ ♥♪♫♥
Hal yang sama berlaku dalam cerita Imam Syafi’i.
Tokoh ini dibesarkan oleh seorang ibu yang “tuli”, “buta” dan “lumpuh”. Di tengah kehidupan seorang ibu yang “tuli”, “buta” dan “lumpuh”, Syafi’i tumbuh dan berkembang menjadi seorang imam besar yang pandai menghafal al-Qur’an, pada umur tujuh tahun faham Hadits, Fiqih, Shufis dan tentu ahli Kalam atau Teologi yang cukup disegani dikalangan masyarakat muslim sampai hari ini.
...……....`’•,,•’` ♥♪♫♥ ♥♪♫♥
Dalam semboyan Islam dikatakan “Wanita itu tiang negara. Apabila warga wanita dalam negara itu baik, maka baiklah negara itu. Dan apabila warga wanita dalam negara itu rusak, maka rusaklah negara.”
Kaum Ibu (wanita) sebagai seorang manusia dapat melakukan aktivitas dan belajar, sama seperti halnya kaum pria, karena Allah telah menganugrahkan potensi dan kemampuan yang cukup kepada kaum wanita untuk memikul tanggung jawab sebagaimana halnya kepada kaum pria. Wanita sama seperti pria dibebani ketetapan hukum syara, dan wanita pun sama seperti pria dalam memperoleh pahala dan siksa.
Hal terpenting dari seorang ibu selain merawat anaknya, ia juga SEORANG PENDIDIK PERTAMA DAN UTAMA BAGI ANAK-ANAKNYA.
...……....`’•,,•’` ♥♪♫♥ ♥♪♫♥
Saudaraku yang disayangi Allah...
Ibu memiliki tugas mendidik anak-anaknya sejak anak masih berada dalam rahimnya. Rahim ibu berfungsi untuk memberikan gizi pada janin sekaligus transmisi pendidikan. Pendidikan yang diterima anak di dalam rahim ibu bersifat terpusat (top down), karena anak secara pasive menerima pembelajaran dari perbuatan orang tua terutama ibunya. Di samping itu rahiem yang juga berfungsi sebagai transmisi pendidikan, maka kondisi kejiwaan ibu hamil; labil maupun stabil, serta sikap atau tingkah laku kesehariannya berpengaruh pada janin yang dikandungnya.
***
Oleh karena itu, maka seorang ibu sedang hamil, hendaknya pula menghindarkan diri dari emosi atapun fanatisme yang berlebihan, serta kesedihan yang berlarut-larut. Semua kondisi kejiwaan ibu akan melekat pada janin dan meninggalkan pengaruh kepada anaknya.
Seorang ibu wajib mengetahui berbagai hal, termasuk soal pengaruh makanan haram terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia. Sejak dalam rahim, atau anak dalam janin, jika disuapi dengan makanan yang haram, ia dapat berdampak pada kehidupan anak setelah lahir.
Nah, itulah sekilas tentang begitu pentingnya peran seorang ibu dalam mendidik buah hatinya. Subhanallah...
Wallaahu a’lam bish shawaab
...……....`’•,,•’` ♥♪♫♥ ♥♪♫♥
Ya Allah,
Berilah kesabaran kepada para Ibu dalam mendidik anak-anaknya, serta berilah keistiqamahan semangat dalam menghadapi cobaan dan godaan yang diberikan oleh anak-anaknya, supaya mampu menggapai kesuksesan dunia dan akhirat secara berbondong-bondong.
Ya Allah,
Jadikanlah amal shalihah apa yang dilakukan oleh para Ibu yang sayang terhadap anak-anaknya dalam mendidik agama dengan baik, juga jadikanlah amal shalih bagi para Ayah yang senantiasa mendorong istrinya dan mengawasi seluruh komponen keluarganya dalam kebaikan yang Engkau ridhai.
Aamiin Ya Allah Ya Rabbal ‘aalamiin
...……....`’•,,•’` ♥♪♫♥ ♥♪♫♥
By: [SALSABILA FOR-ISLAM]
Semoga Bermanfaat Saudara-saudariku...
Baarakallaahu Fiikum...
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Kasih Jempolnya..