Selasa, 14 Agustus 2012

♥ Dongeng Untuk Mu Duhai Isteri Ku ♥


~°~ Cerita Hati ~°~

Subbhanallah Walhamdulillah Wallahu Akbar begitu Romantis Nya Rasulullah saw terhadap semua Isteri Nya.!!

~°~Sepucuk Surat Untuk Suami Ku~°~

Suami Ku engkau adalah imam ku..
dan aku hanyalah ma'mum mu...
Suami Ku engkau tempat aku meminta ridho ketika aku harus jauh dari mu...
Suami Ku! aku hanyalah seorang isteri akhir zaman yang ingin menjadi isteri yang sholeha dihadapanmu juga dihadapan Allah swt... tuntunlah aku..
Suami Ku engkau adalah pembimbing ku.. ajari aku menjadi seorang isteri yang baik untuk anak-anakmu juga keluarga kecil ini. Layaknya Rasulullah saw membimbing isteri-isterinya...
Suami Ku cerita kan lah kepada aku tentang Romantis nya dirimu dalam setiap kisah hidup yang baru ini... dengan ku!!

Salam seorang isteri dalam tulisan hati.


~°~ Sepucuk Surat Untuk Isteri Ku ~°~

Isteri Ku.. engkau adalah ma'mum ku.. dan meski aku imam mu tetaplah aku hanya insan penuh khilaf...
Isteri Ku.. meski aku selalu memberikan izin dan meridhoi mu tetapi tetaplah rasa khawatir ku terhadapmu..
Isteri Ku..!! Dirimu Tahu semua kekurangan ku dan akupun sama seperti mu laki-laki akhir zaman yang ingin menjadi seorang imam mu yang sholeh dihadapanmu juga dihadapanMu Yaa Rabb...Insyallah aku kan menjagamu isteri Ku..
Isteri Ku!! aku akan belajar menjadi seorang suami yang bijaksana dan aku sebagai umatnya Rasulullah saw yang ingin belajar mencintai isteri nya penuh dengan kasih Ilahi Rabbii... tuntutlah Hatiku Yaa Rahman Yaa Rahiim....
Isteri Ku.. dirimu tahu aku bukanlah sosok pembimbing yang sempurna dan bijaksana terhadapmu terkadang aku lalay dirimu lah amanah ku yang harus aku jaga...
Isteri Ku..aku percaya terhadap takdir Allah swt yang telah mempertemukanmu kepada ku dan dirimu lah yang terbaik menjadi ibu bagi anak-anak ku..
Isteri Ku..aku hanya seorang suami yang ingin mencontohi sosok Rasulullah saw yang selalu bersikap Romantis...dan ketika aku pergi izin aku kecup kening mu sebagai tanda ku menyayangi mu duhai isteri Ku...


*Cerita Ku Untuk Mu Tentang Rasulullah saw yang Romantis terhadap Isteri"nya*


RASULULLAH Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok manusia yang sempurna. Di medan perang beliau adalah seorang jenderal profesional yang menguasai taktik dan strategi bertempur. Di tengah masyarakat, beliau adalah teman, sahabat, guru, dan sosok pemimpin yang menyenangkan. Di rumah, beliau adalah seorang kepala rumah tangga yang bisa mendatangkan rasa aman, kasih sayang, sekaligus kebahagiaan.


Rasulullah Sahallahu ‘Alaihi Wassallam dinobatkan oleh Allah sebagai suri tauladan.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”. (QS: Al Ahzab [33] : 21).

Tidak salah jika seluruh kehidupan RasullahShalallahu ‘alaihi wa sallam menjadi contoh baik bagi kita. Termasuk urusan dalam kamar sekalipun.

Di antara sisi romantis Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau mencium istrinya sebelum keluar untuk shalat. Dari 'Aisyah Radhiallaahu 'anha, “Bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam mencium sebagian istrinya kemudian keluar menunaikan shalat tanpa berwudhu dahulu.” (HR Ahmad).

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang pria yang sangat lembut. Beliau mengekspresikan cinta kepada istrinya dengan sederhana dan bersahaja. Beliau juga sosok yang dikenal sangat romantis.

Misalnya, beliau biasa memanggil istri-istrinya, dengan panggilan kesukaan dan panggilan yang indah.

Siti ‘Aisyah, dipanggil dengan panggilan “Ya Humaira” (wahai si merah jambu).

Coba bayangkan, istri mana yang tidak tersanjung saat dipanggil suaminya dengan panggilan ini? Telinga siapa yang tidak ingin mendengar sapaan seperti ini?

Tapi keindahan itu tercipta bukan karena beliau ahli merayu, melainkan karena hati beliau memang bersih, bening, indah dan keluar dari lubuk hati paling dalam.

Dari hati yang indah itulah keluar kata-kata, perilaku, dan sikap yang indah. Dari keindahan hati itulah terpancar segala keindahan dari setiap yang dipandang dan ditemuinya.

Memang, betapa indah hari-hari kehidupan di mata Rasulullah. Romantisme tidak hanya berlaku bagi istri-istrinya, juga anak-anak, bahkan nenek-nenek dan semua makhluk Allah Subhanahu wa Ta`ala lainnya pun merasakannya.

Sikap Rasulullah ini juga ditunjukkan ketika melihat alam dan unsur-unsur di sekitar. Ketika melihat sekuntum bunga yang mulai terbuka kelopaknya, kalbunya bergetar, hatinya bersuka cita, dan segera beliau mendatanginya, mencium dengan bibirnya, dan mengusapnya dengan penuh kasih sayang. Tak lupa beliau mengucapkan: “Aaamu khairin wa barakatin insya Allah.” (tahun baik dan penuh berkah, insya Allah).

Demikian pula ketika beliau mendapati bulan sabit di awal-awal malam kemunculannya, tak lupa menyambutnya dengan sukacita. Dengan penuh optimis beliau bercakap tentangnya: “Hilaalu khairin wa baarakatin insya Allah.” (awal bulan yang baik dan penuh berkah, insya Allah).

Bagitulah Rasulullah, junjungan kita.

Meskipun beliau sebagai seorang pemimpin yang super sibuk mengurus ummat, namun beliau tidak lupa untuk menjalin kemesraan dengan istri-istrinya. Beliau tak segan-segan untuk mandi bersama dengan istri beliau.
Dalam sebuah riwayat, mandi bersama dengan Siti ‘Aisyah radhiyallahu anha dalam satu kamar mandi dengan bak yang sama.

Dari 'Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, “Aku pernah mandi dari jinabat bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan satu tempat air, tangan kami selalu bergantian mengambil air.” (HR Mutafaqun ‘alaih).

Dalam riwayat Ibnu Hibban menambahkan, “Dan tangan kami bersentuhan”.

Rasulullah mengajarkan kepada kita, mandi bersama istri bukanlah suatu hal yang tercela. Jika hal ini dianggap tercela, tentulah beliau Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak akan melakukannya.

Rasulullah juga sangat mengerti perasaan istri-istrinya dan tau cara menyenangkan dan memberi kasih sayang. Rasulullah, sering tidur di pangkuan Siti ‘Aisyah, meski istrinya sedang haids.

Dari Urwah ia pernah ditanya orang, "Bolehkah wanita haids melayaniku dan bolehkah wanita junub mendekatiku?"
Urwah berkata, "Semuanya boleh bagiku, semuanya boleh melayaniku, dan tiada celanya. ‘Aisyah telah menceriterakan kepadaku bahwa dia pernah menyisir rambut Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam ketika dia sedang haidsh, padahal ketika itu Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam sedang i'tikaf di masjid; beliau mendekatkan kepalanya kepadanya (‘Aisyah) dan dia (‘Aisyah) ada di dalam kamarnya, lalu ia menyisir beliau, padahal ia sedang haids."

Ummu Salamah berkata, "Ketika aku bersama Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam tidur-tiduran di kain hitam persegi empat (dalam satu riwayat: di lantai, tiba-tiba aku haids, lalu aku keluar dan mengambil pakaian haidsku, lalu beliau bertanya, 'Mengapa kamu? apakah kamu nifas?' Aku menjawab, 'Ya.' Beliau lalu memanggilku, lalu aku tidur bersama beliau di lantai yang rendah."

Ummu Salamah biasa mandi bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dari satu bejana dan beliau suka menciumnya, padahal beliau sedang berpuasa.

Rasulullah juga mengajarkan kita untuk memperlakukan istri dengan istimewa. Hal itu ditunjukan ketika Nabi ketika beliau tidak sungkan mandi dari sisa air istrinya.

Dari Ibnu Abbas, “Bahwa Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah mandi dari air sisa Maimunah." (HR Muslim).

Nabi juga dikenal memanjakan wanita (istri-istrinya).
Dari Anas, dia berkata: “Kemudian kami pergi menuju Madinah (dari Khaibar). Aku lihat Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menyediakan tempat duduk yang empuk dari kain di belakang beliau untuk Shafiyyah. Kemudian beliau duduk di samping untanya sambil menegakkan lutut beliau dan Shafiyyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau sehingga dia bisa menaiki unta tersebut.” (HR Bukhari)

Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik diantara kalian ialah yang paling baik terhadap istrinya.” (HR.Tirmidzi, Ibnu Hibban, hadits hasan shahih).*

*Subbhanallah Walhamdulillah
Salam aku mencintaimu karena Allah swt duhai isteri Ku..*


Adakah seorang suami yang bisa menjaga isteri layaknya seorang Rasulullah saw di akhir zaman ini???

Wallahu ta'ala a°lam bissowab!!

Semoga Kisah Tentang Rasulullah saw ini adalah untuk introspeksi diri sudah baik kah menjadi seorang suami?!...
Aamiin Yaa Rabbul Alamin...

.. Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

Salam santun dan keep istiqomah ...

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Kasih Jempolnya..